07/32 THE REPLACEMENT OF JUDAS


HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 7/32 - Stephen Bohr
THE REPLACEMENT OF JUDAS

Dibuka dengan doa.

I just want to review briefly the chronology of the events of the life of Christ, that we have been studying in the Sanctuary service. The first point that I would like to review is that Jesus came to this earth to live in the Camp with us. And in the Camp, Jesus lived the perfect life that the Law demands from all of us. In other words, Jesus lived the life that we should live. And then we noticed that Jesus went from the Camp into the Court. And in the Court at the Altar of Sacrifice, Jesus died for our sins. He died for all. So in the Camp He lived the life that we should live, in the Court He died the death that all of us should suffer.

Saya ingin mengulangi secara singkat kronologi peristiwa-peristiwa dalam hidup Kristus yang telah kita pelajari sehubungan dengan pelayanan Bait Suci. Point pertama yang ingin saya ulangi adalah bahwa Yesus datang ke dunia ini, untuk hidup bersama kita di Perkemahan. Dan di Perkemahan, Yesus menjalankan kehidupan yang sempurna seperti yang dituntut oleh Hukum dari kita semua. Dengan kata lain, Yesus menjalani hidup yang seharusnya kita hidupkan. Lalu kita mempelajari bahwa dari Perkemahan, Yesus pergi ke Pelataran. Dan di Pelataran, di Mezbah Kurban, Yesus mati untuk dosa-dosa kita. Dia mati bagi semua manusia. Jadi di Perkemahan Dia menjalankan hidup yang seharusnya kita jalani, dan di Pelataran Dia menjalani kematian yang seharusnya kita semua yang menjalani.

And then we noticed, that Jesus resurrected at the Laver. That’s the second item of furniture that was found in the Sanctuary Court. So He resurrected at the Laver.

And then we noticed in our last study, that Jesus went from earth and entered which apartment of the Heavenly Sanctuary? He entered the Holy Place of the Heavenly Sanctuary.

Kemudian kita perhatikan bahwa Yesus bangkit di Bejana Pembasuh. Itu adalah perabot kedua yang ditemukan di Pelataran Bait Suci. Maka Yesus bangkit di Bejana Pembasuh. Lalu di pelajaran kita yang terakhir, kita tahu bahwa dari dunia ini Yesus pergi dan masuk ke bagian mana dari Bait Suci di Surga? Dia masuk ke Bilik Suci atau Tempat Kudus dari Bait Suci Surgawi.

Now, between the resurrection of Jesus and His ascension, we have a period of 40 days. 40 days between when Jesus resurrected and when Jesus ascended to Heaven. After spending those 40 days with His disciples, the Bible says, speaking to them about things pertaining to the kingdom of God, in other words, explaining the Bible prophecies to them, the Bible tells us that Jesus ascended to Heaven from the Mount of Olives. Let’s read the description that the Bible gives of the ascension of Jesus 40 days after His resurrection.

Sekarang, antara kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga, ada waktu 40 hari. 40 hari jaraknya antara saat Yesus bangkit dan saat Yesus naik ke Surga. Alkitab berkata setelah melewatkan 40 hari itu bersama murid-muridNya, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan Allah kepada mereka, dengan kata lain menjelaskan nubuatan-nubuatan Alkitab kepada mereka, kita tahu dari Alkitab bahwa Yesus naik ke Surga dari Bukit Zaitun. Mari kita baca keterangan yang diberikan Alkitab mengenai kenaikan Yesus 40 hari setelah kebangkitanNya.

It’s found in Acts 1:9-11. It says here “Now when He had spoken these things, while they watched, He was taken up, and a cloud received Him out of their sight. And while they looked steadfastly toward Heaven as He went up, behold, two men stood by them in white apparel, who also said, ‘Men of Galilee, why do you stand gazing up into Heaven? This same Jesus…” notice! “…This same Jesus, who was taken up from you into Heaven, will so come in like manner as you saw Him go into Heaven.’” And so Jesus disappeared from their sight.

Ini ditemukan di Kisah Rasul 1:9-11. Dikatakan di sini, “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap terus-menerus ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini’…” perhatikan! “…‘Yesus ini yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga.’" Kemudian Yesus hilang dari pandangan mereka.

The Bible tells us that the disciples then returned to the city of Jerusalem from the Mt. Olives and went back to the upper room where Jesus had instituted the Lord’s Supper with them. The Bible tells us that for the next 10 days after the ascension of Christ, the disciples gathered together in one accord, in the upper room. The Bible tells us that they prayed together. The Bible tells us that they studied the prophecies together. The Bible tells us that they ironed out their differences. They emptied themselves of self through the power of the Holy Spirit. In other words, they prepared during those 10 days for the outpouring of God’s Holy Spirit.

Alkitab memberitahu kita bahwa dari Bukit Zaitun murid-muridNya itu kemudian kembali ke kota Yerusalem, dan kembali ke “ruang atas” [ruang di loteng] di mana Yesus melembagakan Perjamuan Kudus bersama mereka. Alkitab memberitahu kita bahwa selama 10 hari berikutnya setelah Yesus naik ke Surga, murid-murid berkumpul bersama-sama di ruang atas itu. Alkitab memberitahu kita bahwa mereka berdoa bersama. Alkitab memberitahu kita bahwa mereka mempelajari nubuatan-nubuatan bersama. Alkitab memberitahu kita bahwa mereka membereskan semua perbedaan di antara mereka sendiri. Dengan kuasa Roh Kudus mereka mengosongkan diri. Dengan kata lain, mereka mempersiapkan diri selama 10 hari itu untuk pencurahan Roh Kudus dari Tuhan.

Meanwhile during those 10 days, Jesus in Heaven was being invested as the High Priest over His people. In other words Jesus had entered into the Holy Place of the Sanctuary in order to begin His ministration there to pour out the benefits of what He had done on earth.

Sementara itu, selama 10 hari tersebut, di Surga Yesus secara resmi diberi kuasa dan hak sebagai Imam Besar bagi umatNya. Dengan kata lain, Yesus telah memasuki Bilik Suci/Tempat Kudus dari Bait Suci di Surga, untuk memulai pelayananNya di sana, mencurahkan semua manfaat dari apa yang telah dilakukanNya di dunia.

Now, it’s interesting to notice who was present there in the upper room during those 10 days. Go with me to Acts 1:13, and by the way if you have Acts 2:13 on your list, that is a misprint. Now, who was present there in the upper room? It says there in Acts 1:13 “And when they had entered…” this is the upper room, “…they went up into the upper room where they were staying…” and now notice the enumeration of the apostles that were present there: “…Peter…” who is always mentioned first in all of the list because he was always the first to speak, he had leadership ability. “…Peter, James, John…” that’s three, “…and Andrew; Philip and Thomas; Bartholomew and Matthew; James the son of Alphaeus and Simon the Zealot; and Judas the son of James.” Now, as we examine this list it’s very interesting that we have only 11 apostles. How many apostles did Jesus choose? Jesus chose 12 apostles but here we have listed only 11 apostles, one of the 12 was missing. Now the question is, who was missing there in the upper room? Well, the answer is obvious. It was Judas Iscariot. In fact, let’s read the description that Peter gave about what happened to Judas Iscariot and why he wasn’t there.

Menarik untuk mengetahui siapa yang hadir di ruang atas di sana selama 10 hari tersebut. Marilah bersama saya ke Kisah 1:13. Sebelumnya, jika kalian membaca Kisah 2:13 di kertas kalian, itu salah cetak. Nah, sekarang, siapa yang hadir di ruang atas itu? Dikatakan di Kisah 1:13 “Setelah mereka masuk…” ini adalah ruang yang di loteng, mereka naik ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah…” sekarang perhatikan penomoran para rasul yang hadir di sana: “…Petrus…” yang selalu disebutkan pertama karena dia selalu yang pertama berbicara, dia memiliki kemampuan memimpin, “…Petrus dan Yohanes, Yakobus…” itu tiga, “…dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.” Sekarang, dengan memeriksa daftar ini, sangat menarik kita hanya mendapati 11 orang rasul. Berapa orang rasul yang dipilih Yesus? Yesus memilih 12 rasul, tetapi di sini kita hanya menjumpai 11 rasul, seorang dari ke-12 rasul itu tidak ada. Sekarang, pertanyaannya adalah, siapa yang tidak hadir di ruang atas itu? Jawabannya jelas. Dia adalah Yudas Iskariot. Sebaiknya, marilah kita membaca keterangan yang diberikan Petrus mengenai apa yang telah terjadi pada Yudas Iskariot dan mengapa dia tidak ada di sana.

Acts chapter 1 and beginning with verse 16, tells us the sad and tragic story of Judas, one of the 12. It says here, here Peter is speaking, “’Men and brethren, this Scripture had to be fulfilled, which the Holy Spirit spoke before by the mouth of David concerning Judas, who became a guide to those who arrested Jesus; for he was numbered…I want you to remember that was a key word, “…for he was numbered with us and obtained a part in this ministry.’ Notice, Judas was numbered with the 12. That word “numbered” is very, very important. Now, notice what it continues to say in verse 18 this is a parenthetical description of what happened to Judas. It says, “…(Now this man purchased a field with the wages of iniquity; and falling headlong, he burst open in the middle and all his entrails gushed out…” a pretty vivid description. “…And it became known to all those dwelling in Jerusalem; so that field is called in their own language, Akel Dama, that is, Field of Blood.)”

Kisah Rasul pasal 1, dan mulai dari ayat 16, menceritakan kepada kita kisah Yudas yang sedih dan tragis, salah satu dari ke-12 rasul. Dikatakan di sini, ini Petrus yang berbicara, “’Hai saudara-saudara, nas Kitab Suci ini harus digenapi, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang menangkap Yesus itu. Karena dahulu ia termasuk bilangan…” Saya mau kalian mengingat ini, ini adalah kata kunci, “…dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.’ [NKJV yang diindonesiakan]. Perhatikan, Yudas itu termasuk bilangan ke-12 rasul. Kata “termasuk bilangan” ini amat, sangat penting. Sekarang, perhatikan apa katanya selanjutnya di ayat 18. Ini adalah deskripsi yang menjelaskan tentang apa yang terjadi pada Yudas. Dikatakan, “…(Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar….” Deskripsi yang cukup hidup. “…Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri ‘Hakal-Dama’, artinya Tanah Darah.)”

Now the Bible appears to be contradictory with regards to the end of Judas. Because here it says that he fell headlong and his stomach exploded and its entrails came out. Other text says that Judas went off and did what? He hung himself. So how do you reconcile these two ideas? Well, Ellen White explains in a beautiful way how both of these statements are true. She says that Judas hung himself over a ledge on a branch of a tree. In other words, he put the rope over that branch and he hung himself by throwing himself off the cliff and he was so heavy that the branch broke and he fell a great distance to the ground. And when he fell to the ground, his belly burst open and his entrails came out. And she says that later on, when Jesus was coming on the Via Dolorosato to die on Mt. Calvary, the people were horrified because they saw that the dogs were eating the entrails of Judas. And that’s how Judas ended his existence.

Nah, tampaknya di Alkitab ada kontradiksi mengenai akhir hidup Yudas, karena di sini dikatakan dia jatuh tertelungkup dan perutnya meletus dan isinya keluar. Ayat yang lain berkata bahwa Yudas pergi dan berbuat apa? Dia menggantung dirinya. Jadi bagaimana kita bisa menyatukan kedua hal tersebut? Ellen White menjelaskannya secara cantik bagaimana kedua keterangan ini sama-sama benar. Dia berkata, Yudas menggantung dirinya di pinggir bukit pada sebuah cabang pohon. Dengan kata lain, dia memasang tampar pada cabang pohon dan dia menggantung dirinya dengan menjatuhkan tubuhnya dari tepi bukit itu, dan tubuhnya terlalu berat hingga cabang pohon tersebut patah dan dia jatuh ke tanah dari ketinggian yang cukup tinggi. Dan ketika dia jatuh ke tanah, perutnya pecah, dan isinya keluar. Dan Ellen White kemudian berkata, ketika Yesus melewati Via Dolorosa menuju Bukit Kalvari untuk mati, banyak orang merasa ngeri karena mereka melihat anjing-anjing memakan isi perut Yudas. Jadi begitulah Yudas mengakhiri hidupnya.

So I want you to notice that there were only 11 apostles in the upper room because Judas had committed suicide and he had fallen a great distance and he of course was not numbered among the 12 anymore.

Now, we need to ask a very important question, and it’s this: After Peter told the tragic story, the sad story of Judas, Peter stated to the disciples that they needed to elect a successor for Judas. They needed to elect someone to take the place of Judas. In fact Peter said this was absolutely mandatory. “We must elect a successor, we must elect an apostle number 12.”

Jadi saya mau kalian perhatikan bahwa di sana hanya ada 11 orang murid di ruang atas itu karena Yudas sudah bunuh diri dan dia jatuh dari tempat yang cukup tinggi, maka tentu saja dia tidak termasuk lagi dalam ke-12 rasul.

Sekarang, kita perlu mengajukan pertanyaan yang sangat penting, yaitu: Setelah Petrus menceritakan kisah tragis Yudas, Petrus berkata kepada murid-murid lainnya bahwa mereka perlu mengangkat seorang pengganti Yudas. Mereka perlu memilih seseorang untuk mengisi posisi Yudas. Malah, Petrus berkata bahwa ini adalah suatu keharusan yang mutlak. “Kita harus mengangkat seorang penerus, kita harus memilih rasul nomor 12.”


Now, the question is, why did Peter feel that they had to elect a successor for Judas or an apostle nr. 12? The fact is, that Bible prophecy made it imperative to elect a successor for Judas. In other words, Peter and the disciples had studied Bible prophecy and they knew that Bible prophecy had predicted what was going to happen to Judas and also predicted that somebody needed to take his office. Somebody needed to take his place.

Sekarang, pertanyaannya adalah, mengapa Petrus merasa bahwa mereka harus mengangkat seorang pengganti untuk Yudas atau rasul nr. 12? Faktanya ialah, nubuatan Alkitab yang mengharuskan mengangkat seorang pengganti bagi Yudas. Dengan kata lain, Petrus dan para murid telah mempelajari nubuatan Alkitab, dan mereka tahu bahwa nubuatan Alkitab telah menubuatkan apa yang akan terjadi pada Yudas, dan juga menubuatkan bahwa seseorang harus mengisi posisinya. Seseorang harus menggantikan kedudukannya.

Now, let’s read that in Acts 1:16. Here Peter is still speaking, and he says: “’Men and brethren, this Scripture…” now, notice: “…had to be fulfilled, which the Holy Spirit spoke before by the mouth of David concerning Judas, who became a guide to those who arrested Jesus…” Did prophecy have to be fulfilled, yes or no? Peter says, this is not optional, this had to happen. The Holy Spirit spoke it and it had to happen. Now, let’s jump down to verse 20 so that we can see which prophecies that David wrote made it mandatory to elect a successor for Judas. Verse 20: “‘For it is written in the Book of Psalm…” see, this is where the prophecies comes from “…it is written in the Book of Psalm, ‘Let…” speaking about Judas, “…Let his dwelling place be…” what? “…desolate, and let no one live in it’…” in other words that says that he was no longer going to come to his house.

But there was another prophecy ~ and by the way that prophecy is Psalm 69:25 ~ but another prophecy in Psalm 109:7-8 states that his place needed to be taken by somebody else. In fact it says, “…and, ‘Let another take his office.’” And so the reason why Peter felt that it was indispensable and mandatory for a successor to be named for Judas was because prophecy predicted what was going to happen to Judas and prophecy made it mandatory to elect someone to take his office.

Sekarang, marilah kita baca di Kisah 1:16. Di sini masih Petrus yang berbicara, dan dia berkata, “"Hai saudara-saudara, nask Kitab Suci ini…” perhatikan sekarang, “…harus digenapi, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang menangkap Yesus itu.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah nubuatan harus digenapi, ya atau tidak? Petrus berkata, ini bukan opsi, ini harus terjadi. Roh Kudus sudah mengatakannya dan itu harus terjadi. Sekarang, marilah melompat turun ke ayat 20 agar kita bisa melihat nubuatan mana yang ditulis Daud yang membuat mengangkat seorang pengganti Yudas itu suatu keharusan. Ayat 20: “Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur…” lihat, dari sinilah nubuatan itu berasal, “…ada tertulis dalam kitab Mazmur, ‘Biarlah…” berbicara mengenai Yudas, “…tempat tinggalnya menjadi…” apa? “…terlantar, dan biarlah tidak ada yang menghuninya.’…” dengan kata lain, ini artinya dia tidak akan pulang lagi ke rumahnya.

Tetapi ada nubuatan yang lain ~ sebentar, nubuatan tadi ada di Mazmur 69:25 ~ tetapi nubuatan yang lain ini di Mazmur 109:7-8 menyatakan bahwa jabatannya harus digantikan oleh orang lain. Jadi dikatakan, “…
dan ‘Biarlah jabatannya diambil orang lain.’” Maka alasan mengapa Petrus merasa bahwa hal itu tidak boleh diabaikan dan merupakan suatu keharusan untuk mengangkat seorang pengganti Yudas adalah karena nubuatan telah menubuatkan apa yang akan terjadi pada Yudas dan nubuatan mengharuskan mengangkat orang lain untuk menggantikan posisinya.

Now, there is this myth that some Christians have and that is, that the disciples in the upper room rushed to elect a successor for Judas. In fact, they think that it was God’s plan that they wait awhile and they deliberate and they pray longer about this before they elected whom they elected. In fact, many of these Christians think that it was the apostle Paul who should have been apostle nr. 12, but the disciples, you know, they rushed and they elected Matthias when it was not in harmony with God’s plan. So the argument goes. But I sustained that this is not true, this is a myth. In other words, this is an unwarranted assumption that God wanted Saul of Tarsus to be apostle nr. 12. The fact is, that the apostle that was elected, was the apostle that God wanted to be elected. You say, “How do we know this?”

Ada orang-orang Kristen yang percaya pada suatu omong kosong, dan itu adalah bahwa para murid yang berkumpul di ruang atas itu tergesa-gesa mengangkat pengganti Yudas. Malah mereka beranggapan bahwa sebenarnya Tuhan ingin mereka menunggu dulu, agar mereka mempertimbangkan dan berdoa lebih lama lagi tentang hal ini sebelum mereka mengangkat siapa yang mereka angkat. Malah, banyak orang Kristen ini berpikir, bahwa seharusnya rasul Paulus-lah yang menjadi rasul nr. 12, tetapi para murid itu, kalian tahu, mereka buru-buru, dan mereka mengangkat Mathias, padahal itu tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Begitulah argumentasi mereka. Tetapi saya tegaskan bahwa hal itu tidak benar, itu adalah omong kosong. Dengan kata lain, ini adalah asumsi yang tidak layak diambil bahwa Tuhan menginginkan Saulus dari Tarsus sebagai rasul nr. 12. Kenyataannya adalah, rasul yang diangkat itu memang rasul yang Tuhan inginkan diangkat. Kalian bertanya, “Dari mana kita tahu?”

For three reasons.

Let’s notice reason #1 in Acts 1:21-22. By the way, where is Jesus while this is happening? During these 10 days, where is Jesus? Jesus is in the Holy Place and what is happening there? Jesus is being invested and prepared on the day of Pentecost to begin His service as what? As High Priest, to pour out the benefits of His atonement.

Notice Acts 1:21, here is the qualification that was needed for the successor of Judas. “Therefore…” Peter is speaking, “…of these men who have accompanied us all the time that the Lord Jesus went in and out among us, beginning from the baptism of John to that day when He was taken up from us, one of these must become a witness with us of His resurrection.”

What was the qualification that was indispensable? It had to be somebody that was with the apostles from the preaching of John the Baptist till when? Till Jesus resurrected and ascended to Heaven.

Question: Does Saul of Tarsus meet that specification? Absolutely not.

Kita tahu dari 3 alasan.

Perhatikan alasan # 1 di Kisah 1:21-22. Selama ini terjadi, di manakah Yesus berada? Selama 10 hari tersebut, di manakah Yesus? Yesus ada di Bilik Suci, dan apa yang sedang terjadi di sana? Yesus sedang diresmikan dan dipersiapkan menerima kuasa dan hakNya pada hari Pentakosta untuk memulai pelayananNya sebagai apa? Sebagai Imam Besar, guna mencurahkan manfaat-manfaat dari penebusanNya.

Perhatikan Kisah 1:21, di sinilah disebutkan persyaratan yang ditentukan bagi pengganti Yudas.
Jadi…” Petrus yang berbicara ini, “…dari mereka yang senantiasa berkumpul dengan kita semua selama Tuhan Yesus keluar-masuk bersama-sama dengan kita, yaitu mulai dari baptisan Yohanes hingga hari Dia terangkat ke Surga meninggalkan kita, maka salah satu dari mereka ini harus menjadi saksi bersama-sama kita tentang kebangkitanNya.’” [NKJV yang diindonesiakan].

Apa persyaratan yang harus dipenuhi? Dia haruslah seseorang yang bersama-sama dengan para rasul mulai dari khotbah Yohanes Pembaptis hingga kapan? Hingga Yesus bangkit dan naik ke Surga.

Pertanyaan: Apakah Saulus dari Tarsus memenuhi persyaratan ini? Sama sekali tidak!


There is a second reason. There are three that I am going to share. The second reason, the fact is that the Bible records tells us that the disciples, the apostles followed the correct process. Notice Acts 1:24-26. It says here: “And they…” what? “…they prayed and said, ‘You, O Lord, who know the hearts of all, show which of these two You have chosen…” Show us what? “…which of these two You have chosen to take part in this ministry and apostleship from which Judas by transgression fell, that he might go to his own place. And they cast their lots…” in biblical times, they cast lots, “…and the lot fell on Matthias...” And now notice this very important expression: “… And he was…” what? “…numbered with the eleven apostles.” Now notice that we were told that Judas was numbered with the 12, here it says that Matthias when he was elected was what? Was numbered with the 12. Is the number 12 extremely important? Absolutely, according to biblical records.

Ada alasan kedua. Ada tiga alasan yang akan saya bagikan. Alasan kedua adalah, catatan Alkitab memberitahu kita bahwa para murid Yesus, para rasul, mengikuti prosedur yang benar. Perhatikan Kisah 1:24-26, dikatakan di sini: Mereka semua…” bagaimana? “… mereka semua berdoa dan berkata: ‘Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini’…” tunjukkan apa? “…‘siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini untuk mengambil bagian dalam pelayanan ini dan kerasulan yang ditinggalkan Yudas karena dosa, agar dia boleh pergi ke tempatnya sendiri.’ Lalu mereka membuang undi…” cara yang dipakai di zaman Alkitab adalah dengan membuang undi, “…dan yang kena undi adalah Matias…” Sekarang perhatikan ungkapan yang sangat penting ini: “…dan dengan demikian ia…” diapakan? “…diperhitungkan bersama dengan kesebelas rasul itu.” [NKJV yang diindonesiakan]. Sekarang perhatikan, kita sudah diberitahu bahwa Yudas termasuk bilangan ke-12 rasul, di sini dikatakan bahwa Matias pada waktu dia dipilih, dia diapakan? Dia diperhitungkan ke dalam bilangan ke-12 rasul. Kalau begitu, apakah angka 12 itu sangat penting? Tentu saja, menurut catatan Alkitab.

Now, there is a 3rd reason why we know that Matthias was God’s choice. And that is in a statement that is made by Ellen White in confirmation of what we’ve seen from Scripture. First we go to Scripture and then we see what Ellen White has to say about it. Ellen White does not add anything to Scripture that is not contained in Scripture in principle. She is not another Bible. She does not add information that is not contained in the Bible. She simply amplifies, explains, simplifies and helps us understand better what is already contained in Scripture. Now, notice what she says in The Spirit of Prophecy vol. 3 page 264. Listen carefully. “Two men were selected, who in the careful judgment of the believers…” in the what? “…careful judgment of the believers, were best qualified for the place.” Now, notice this, “…But the disciples, distrusting their ability to decide the question further, referred it to One who knew all hearts. They sought the Lord in prayer to ascertain which of the two men was more suitable for the important position of trust as an apostle of Christ.” And now listen carefully, “…The Spirit of God selected Matthias for the office.” Who selected Matthias for the office? “The Spirit of God selected Matthias for the office.”

Nah, ada alasan ketiga mengapa kita tahu bahwa Matias adalah pilihan Tuhan. Dan itu ada di dalam pernyataan yang dibuat oleh Ellen White yang meneguhkan apa yang telah kita baca dari Alkitab. Pertama kita membaca Alkitab dulu, lalu kita melihat apa yang dikatakan Ellen White. Ellen White tidak menambahkan apa-apa kepada Firman Tuhan yang pada dasarnya tidak tertulis di sana. Ellen White bukan Alkitab yang lain. Dia tidak menambahkan informasi yang tidak terdapat di dalam Alkitab. Dia hanya menerangkan, menjelaskan, menyederhanakan dan membantu kita mengerti lebih baik apa yang sudah terdapat di dalam Alkitab. Sekarang, perhatikan apa katanya dalam The Spirit of Prophecy, vol.3 hal 264. Dengarkan baik-baik.
“Dua orang dipilih, menurut penilaian seksama orang-orang percaya…” menurut apa? “…menurut penilaian seksama orang-orang percaya, yang paling memenuhi syarat untuk jabatan itu….” Sekarang perhatikan ini, “…Tetapi, para murid, yang meragukan kemampuan mereka untuk menentukan lebih lanjut, menyerahkannya kepada Dia yang mengetahui isi semua hati. Mereka memohon kepada Tuhan dalam doa untuk menentukan siapa dari kedua orang tersebut, lebih sesuai untuk kedudukan terpercaya yang penting, sebagai rasul Kristus…” Dan sekarang dengarkan baik-baik, “…Roh Allah memilih Matias untuk jabatan itu.” Siapa yang memilih Matias untuk jabatan tersebut? “Roh Allah memilih Matias untuk jabatan itu.”

So, was it God’s plan that Matthias be numbered with the other 11 apostles? Absolutely, for the 3 reasons that I’ve mentioned.

Jadi, apakah itu rencana Tuhan bahwa Matias dihitung bersama dengan ke-11 rasul yang lain? Tentu saja, karena ketiga alasan yang saya sebutkan tadi.

Now, let’s review two points that we have covered sofar. Two key points:

1. Old Testament prophecy had announced that Judas was going to apostatized and Old Testament prophecy had said that a successor needed to be elected.

2. 2nd point is that the disciples followed the correct steps in electing the successor for Judas.

Sekarang, marilah kita ulangi kedua poin yang telah kita bicarakan sampai di sini. Dua poin kunci:

1. Nubuatan Perjanjian Lama menyatakan bahwa Yudas akan murtad dan nubuatan Perjanjian Lama sudah menyatakan bahwa seorang pengganti harus dipilih.

2. Poin kedua adalah para murid mengikuti langkah-langkah yang benar dalam memilih pengganti Yudas.


But now we need to ask another very important question. We have already asked the question why they felt it was necessary to elect a successor. Well, because prophecy said so. But now, here is a very important question.: Why did the apostles feel like they needed to elect a successor for Judas BEFORE the day of Pentecost?

Are you understanding the difference between the first question and the second question? First question is why did they feel like they have to elect a successor? The answer is because prophecy said so.

Tetapi sekarang kita perlu mengajukan pertanyaan lain yang sangat penting. Kita tadi sudah mengajukan pertanyaan mengapa para murid merasa perlu memilih seorang pengganti. Karena nubuatan berkata demikian. Tetapi sekarang, ada pertanyaan yang sangat penting ini: Mengapa para rasul merasa mereka perlu memilih seorang pengganti untuk Yudas SEBELUM hari Pentakosta?

Apakah kalian memahami perbedaan antara pertanyaan yang pertama dan yang kedua?

Pertanyaan pertama adalah mengapa mereka merasa perlu memilih seorang pengganti. Jawabannya adalah karena nubuatan berkata demikian.


But the question is why did they feel it was indispensable to elect a successor before the day of Pentecost had come? Why not just wait for awhile? You know, why not just pray and study together and wait for God to pour out His Holy Spirit and then after God pours out His Holy Spirit they could take a little while longer maybe to pray more and to find out what was God’s will was? Why would they feel it was urgent to name a successor for Judas immediately, before the day of Pentecost had come? Why did they feel it was absolutely indispensable to elect apostle nr. 12 to be numbered with the other 11, before the Holy Spirit was poured out on the day of Pentecost?

Tetapi pertanyaannya sekarang adalah, mengapa mereka merasa bahwa tidak boleh tidak seorang pengganti harus dipilih sebelum datangnya hari Pentakosta? Mengapa tidak menunggu saja dulu? Kalian tahu, mengapa tidak berdoa saja dan belajar bersama dan menunggu Tuhan mencurahkan Roh KudusNya, dan nanti setelah Tuhan mencurahkan Roh KudusNya, mereka masih mengambil waktu sedikit lebih lama lagi, mungkin berdoa lebih banyak lagi dan mencari apa yang dikehendaki oleh Tuhan? Mengapa mereka merasa segera memilih seorang pengganti untuk Yudas itu urjen, mendesak, sebelum datangnya hari Pentakosta? Mengapa mereka merasa adalah keharusan mutlak untuk memilih rasul nr. 12 untuk dimasukkan dalam bilangan ke-11 rasul lainnya sebelum Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta?

The fact is, that in the next few minutes you are going to see that whenever the Bible has details, every detail is vitally important.

What we are going to study now proves to me anyway, that the Bible does not miss any important detail. The Bible, when you study it carefully, you will find the reason for everything that it states. Why things are done in the way that they are done, and when they are done and why they are done in a certain way.

Now, notice, to understand why they felt it was absolutely urgent to elect a successor for Judas before the Holy Spirit was poured out on the day of Pentecost, we need to understand the significance in the Bible of the number 12.

Faktanya adalah, sebentar lagi kalian akan melihat bahwa bilamana Alkitab memberikan detail, maka setiap detail itu adalah sangat penting.

Apa yang akan kita pelajari sekarang, membuktikan ~ paling tidak kepada saya ~ bahwa tidak ada detail penting yang luput dari Alkitab. Bilamana kita mempelajari Alkitab dengan teliti, maka di dalam Alkitab kita akan mendapatkan alasan bagi setiap hal yang dinyatakannya. Mengapa hal ini dilakukan seperti yang terjadi, dan kapan itu dilakukan, dan mengapa itu dilakukan dengan cara tersebut.

Sekarang perhatikan, untuk memahami mengapa para murid merasa mutlak mendesak untuk memilih seorang pengganti Yudas sebelum Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, kita harus memahami makna angka 12 di dalam Alkitab.


What do we need to understand? The significance of the number 12. See, there had to be 12. Judas was numbered with the 12. Matthias was numbered with the 12. The number 12 is vitally important. So what does the number 12 represent? Well, go with me to Revelation 12:1. This is a verse that we are going to take a look at a little more closely later on in the seminar, but now I want to underline just two points in this verse. Revelation 12:1 says, “Now a great sign appeared in Heaven: a woman…” a what? “…a woman clothed with the sun, with the moon under her feet, and on her head a garland of thirteen stars.” (voices protesting). Thank you. I just wanted to see if you are still with me and if you are looking up the verses. It says, “…and on her head a garland…” that is a crown, of what? “…of twelve stars.”

Apa yang harus kita pahami? Makna angka 12. Perhatikan, harus ada 12. Yudas terbilang bersama ke-12 murid. Matias terbilang bersama ke 12 murid. Angka 12 ini sangat penting. Jadi, angka 12 ini melambangkan apa? Marilah bersama saya ke Wahyu 12:1. Ini adalah ayat yang nanti di seminar ini akan kita bahas lebih luas, tetapi sekarang saya hanya ingin menekankan pada dua poin dalam ayat ini. Wahyu 12:1 berkata, Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan…” Seorang apa? “… seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari tiga belas bintang di atas kepalanya.” (suara orang-orang protes). Terima kasih. Saya hanya ingin melihat apakah kalian masih mengikuti, dan apakah kalian membaca ayat tersebut. Dikatakan, “….dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.”

Now, let’s ask the question. What does this woman represent? Immediately the answer is correct. The woman represents the church. Now the question is, how do we know that in symbolic prophecy a woman represents the church? And by the way, it’s just not any church, it’s not the entirety of the church, it is the true faithful church that is represented by this woman. You say, “How do you know that?”

Let’s compare two verses. One, is found is in Daniel 7:25, and the other is Revelation 12:13-14. We are going to compare these two verses to determine what is meant by the woman here in Revelation 12:1.

Sekarang, marilah kita ajukan pertanyaannya. Perempuan ini melambangkan apa? Langsung jawabannya benar. Perempuan itu melambangkan gereja. Sekarang, pertanyaannya, bagaimana kita bisa tahu bahwa dalam nubuatan, simbol seorang wanita melambangkan gereja? Dan supaya tahu, itu bukan sembarang gereja. Itu bukan semua gereja. Itu adalah gereja yang benar yang setia yang dilambangkan oleh perempuan ini. Kalian berkata, “Dari mana tahu itu?”

Marilah kita bandingkan dua ayat. Satu ditemukan di Daniel 7:25, dan yang lain di Wahyu 12:13-14. Kita akan membandingkan kedua ayat ini untuk menentukan apa yang dimaksud dengan “perempuan” di Wahyu 12:1


You know whenever I ask what does the woman represent in prophecy and the answer is always, “Oh, the church,” and we usually use Ephesians 5 where it says, “husbands love your wives as Christ loves the church”, and that is a good verse. But you know, we don’t even have to go outside of Daniel and Revelation to discover what a woman represents in prophecy because Daniel and Revelation themselves explain what the woman represents.

Kalian tahu, setiap kali saya bertanya, di dalam nubuatan perempuan itu melambangkan apa, maka jawabannya selalu “Oh, gereja”, dan biasanya kita memakai ayat Efesus pasal 5 di mana dikatakan, Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat…” dan itu adalah ayat yang bagus. Tetapi kalian tahu, kita tidak perlu keluar dari Daniel dan Wahyu untuk menemukan apa yang dilambangkan seorang perempuan di dalam nubuatan, karena Daniel dan Wahyu sendiri menjelaskan perempuan itu melambangkan apa.

Now, go with me to Daniel 7:25, this is a prophecy that we are going to study in a couple of lectures, it’s speaking about the Little Horn. Many of you were through this evangelist series recently. What does the Little Horn represent? The Little Horn represents what? What power? It represents the Roman church, the Roman Catholic Papacy. Now, notice Daniel 7:25 “He shall speak pompous words against the Most High…” and now comes a very important detail, “…Shall persecute…” whom? “…the saints of the Most High…” The Little Horn would persecute the saints of the Most High, “…And shall intend to change times and law…” And the question is how long were the saints going to be persecuted by this power? Notice: “…Then the saints shall be given into his hand For a time and…what? “…and times and half a time. Who is it that persecuted the saints for a time, times and half a time? The Little Horn, right?

Sekarang, mari bersama saya ke Daniel 7:25, ini adalah nubuatan yang akan kita pelajari beberapa sesi ke depan, ini berbicara mengenai si Tanduk Kecil. Banyak dari kalian sudah mengikuti seri penginjilan ini baru-baru ini. Si Tanduk Kecil itu melambangkan apa? Apa yang dilambangkan si Tanduk Kecil? Kuasa apa? Melambangkan gereja Roma, Kepausan Roma Katolik. Sekarang, perhatikan Daniel 7:25 Ia akan mengucapkan perkataan yang sombong menentang Yang Mahatinggi…” dan sekarang muncul detail yang sangat penting, “…dan akan menganiaya…” siapa? “…orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi…” Si Tanduk Kecil akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, “…ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum…” dan pertanyaannya adalah, berapa lama orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi ini akan dianiaya oleh kekuasan ini? Perhatikan, “…dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan…” apa? “…dua masa dan setengah masa.Siapakah yang menganiaya orang-orang kudus selama satu masa, dua masa dan setengah masa? Si Tanduk Kecil, benar?

But now, let’s go to Revelation 12 and let’s read verses 13-14. This is a parallel prophecy. And I want you to notice something very interesting here. It says there in Revelation 12:13 “Now when the dragon saw that he had been cast to the earth…” now, listen carefully, “…he persecuted…” whom? “… the woman…” So, in Daniel 7, it’s the Little Horn that persecutes the saints, right? Did you notice that? In Daniel 7 the Little Horn persecutes the saints. Here it’s the dragon persecuting whom? The woman.

Now, you say, “But how do you know the woman is the same as the saints?” Let’s continue reading. So it says, “Now when the dragon saw that he had been cast to the earth he persecuted the woman who gave birth to the male Child. But the woman was given two wings of a great eagle, that she might fly into the wilderness to her place, where she is nourished for a time and times and half a time, from the presence of the serpent.” Are you catching the parallel here?

Tetapi, sekarang marilah ke Wahyu 12 dan membaca ayat 13-14. Ini adalah nubuatan yang paralel (dengan Daniel 7:25). Saya mau kalian perhatikan sesuatu yang sangat menarik di sini. Dikatakan di Wahyu 12:13 Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi…” sekarang, dengarkan baik-baik, “…ia memburu…” siapa? “perempuan…” Jadi di Daniel 7, yang menganiaya orang-orang kudus adalah si Tanduk Kecil, benar? Apakah kalian perhatikan itu? Di Daniel 7, si Tanduk Kecil menganiaya orang-orang kudus. Di sini si naga yang menganiaya siapa? Perempuan.

Lalu kalian berkata, “Tetapi dari mana kita tahu bahwa perempuan itu sama dengan orang-orang kudus?” Marilah kita lanjutkan membaca. Jadi dikatakan,
Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.Apakah kalian bisa menangkap paralelnya di sini?

In Daniel chapter 7 it’s the Little Horn that persecutes whom? The saints. For how long? Time, times, a dividing of time.

Revelation 12 it’s the dragon who persecutes whom? The woman, for time, times, a dividing of time.

So, the question is this, what does the woman represent? She represents, according to Daniel 7, the what? The saints! Did you catch that parallel? So the woman represents the saints. So is this woman just the church in general, faithful and unfaithful? No. It represents the faithful church of Jesus Christ, the saints. The woman represents what? Represents the saints.

Di Daniel pasal 7, si Tanduk Kecil menganiaya siapa? Orang-orang kudus. Berapa lama? Satu masa, dua masa, dan setengah masa.

Di Wahyu pasal 12, si Naga yang menganiaya siapa? Perempuan itu. Selama satu masa, dua masa dan setengah masa.

Jadi pertanyaannya adalah ini, perempuan itu melambangkan apa? Menurut Daniel pasal 7 dia melambangkan apa? Orang-orang kudus! Apakah kalian bisa melihat paralelnya? Jadi perempuan itu melambangkan orang-orang kudus. Jadi, apakah perempuan ini hanya gereja secara umum, baik gereja yang setia maupun yang murtad? Tidak. Dia melambangkan gereja Yesus Kristus yang setia, orang-orang kudus. Perempuan itu melambangkan apa? Melambangkan orang-orang kudus.


But now we need to ask the question, “At what stage out of the history of God’s people, does this woman of Revelation 12 represent?” You know, God’s people ~ did God have a people in the Old Testament? What was the name of His Old Testament people? Israel. Does He have a New Testament people? Yes, it’s called the what? It’s called the Christian Church. And so we have two stages. God has His Old Testament people, and now He has His New Testament people. Now the question is, in Revelation 12:1 which stage is being described? The Old Testament faithful church or the New Testament faithful church?

Tetapi sekarang kita perlu bertanya, “Perempuan di Wahyu 12 ini melambangkan umat Allah pada tahap yang mana?” Kalian tahu kan ~ apakah Tuhan memiliki umat di Perjanjian Lama? Apa nama umat Tuhan di Perjanjian Lama? Israel. Apakah Tuhan memiliki umat di Perjanjian Baru? Ya, dan itu disebut apa? Itu disebut Gereja Kristen. Maka ada dua tahap. Tuhan memiliki umatNya di Perjanjian Lama dan sekarang Tuhan memiliki umat di Perjanjian Baru. Sekarang, pertanyaannya adalah, di Wahyu 12:1 tahap yang mana yang sedang diceritakan? Gereja yang setia di Perjanjian Lama, atau gereja yang setia di Perjanjian Baru?

The fact is that Revelation 12:1 is describing the Old Testament faithful church. And you say, “How do you know that?” Well, let’s go back to Revelation 12:1, it says “Now a great sign appeared in Heaven: a woman clothed with the sun, with the moon under her feet, and on her head a garland of twelve stars.” And then if you read verse 2 and verse 5, it says very clearly that the woman had what in her womb? She had what kind of a child? A male child in her womb, right? And who does that male child represent? Who is that male child? That male child is Jesus Christ. And then it says, that the dragon stands next to the woman to devour her Child, as soon as her Child is born.

Faktanya adalah, Wahyu 12:1 berbicara mengenai gereja yang setia di zaman Perjanjian Lama. Dan kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?” Nah, marilah kita kembali ke Wahyu 12:1, dikatakan Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” Kemudian jika kalian membaca ayat 2 dan 5, di sana dikatakan dengan jelas bahwa perempuan ini punya apa dalam kandungannya? Dia sedang mengandung anak yang bagaimana? Anak laki-laki, benar? Dan Anak laki-laki ini melambangkan siapa? Siapakah Anak laki-laki ini? Anak laki-laki ini adalah Yesus Kristus. Kemudian dikatakan, bahwa Naga itu berdiri di samping perempuan itu siap sedia untuk menelan Anaknya begitu Anak itu dilahirkan.

Let me ask you, does the woman exist before the Child is born? Of course she does. So which church is this? Is this the New Testament church or the Old Testament church? It has to be the Old Testament church, you can’t have the New Testament church without Jesus being born yet! So when John sees her in Revelation 12:1, this is the Old Testament church. By the way, did the Old Testament church bring Jesus into the world? Was Jesus a descendant of Abraham, yes or no? Was Jesus a descendant of David, yes or no? Was Jesus born from the faithful Old Testament church? That’s why there are genealogies in Scripture, the genealogy of the faithful of the Old Testament from whom Jesus Christ comes. Are you with me so far?

Coba saya tanya, apakah perempuan ini sudah ada sebelum Anak itu dilahirkan? Tentu saja. Jadi ini gereja yang mana? Apakah ini gereja Perjanjian Baru atau gereja Perjanjian Lama? Ini haruslah gereja Perjanjian Lama, tidak mungkin ini gereja Perjanjian Baru sebelum Yesus dilahirkan! Jadi, pada waktu Yohanes melihat perempuan ini di Wahyu 12:1, ini adalah gereja Perjanjian Lama. Sesungguhnya apakah gereja Perjanjian Lama yang membawa Yesus lahir ke dunia? Apakah Yesus itu keturunan Abraham? Ya atau tidak? Apakah Yesus itu keturunan Daud? Ya atau tidak? Apakah Yesus lahir dari gereja Perjanjian Lama yang setia? Itulah sebabnya di dalam Alkitab diberikan silsilahnya, silsilah dari gereja yang setia di zaman Perjanjian Lama dari mana Yesus datang. Apakah kalian bisa mengikuti sampai di sini?

Now, we find then, that this woman in Revelation 12:1 represents the Old Testament church. But we are going to notice a little bit later on, that later in the story the woman comes to represent also the New Testament church.

Sekarang, kita dapati bahwa perempuan di Wahyu 12:1 ini melambangkan gereja Perjanjian Lama. Tetapi sedikit ke depan nanti kita akan mendapatkan bahwa perempuan ini juga akan melambangkan gereja Perjanjian Baru.

Now, we have noticed that the woman represents the faithful church from where the Messiah was born. The woman of Revelation 12:1 represents the Old Testament church because the Child has not been born by the woman yet. But you’ll notice that the woman has a crown and the crown has how many stars? The crown has 12 stars. Now the question is what do the 12 stars represent? They help us identify what this woman represents.

Nah, kita perhatikan bahwa perempuan ini melambangkan gereja yang setia dari mana Sang Mesias dilahirkan. Perempuan di Wahyu 12:1 melambangkan gereja Perjanjian Lama karena Anak itu masih belum dilahirkan. Tetapi kita perhatikan perempuan itu memakai mahkota dengan berapa bintang? Mahkotanya memiliki 12 bintang. Sekarang, pertanyaannya adalah, ke-12 bintang ini melambangkan apa? Ini akan membantu kita mengidentifikasi apa yang dilambangkan perempuan itu.

Now, you say, “Twelve stars… twelve stars… what could that represent?” Go with me to Genesis 37:9-10. It’s amazing how many times you have to go to Genesis, right, to find the meaning of Scripture. Genesis 37:9-10. You remember that Joseph had a dream? Actually he had two dreams before he was taken captive to Egypt, but there is one dream that had sun, moon and stars. Now, let’s notice Genesis 37:9-10. It says, “Then he dreamed still another dream and told it to his brothers, and said, ‘Look, I have dreamed another dream. And this time, the sun, the moon…” by the way do we have the sun, moon also, and stars in Revelation 12? We most certainly do, so there is a connection. And this time, “…the sun, the moon and the eleven stars bowed down to me.’…” You say, “Ahhh, it doesn’t say twelve! It says eleven.” But let me ask you, who was star nr.12? That was Joseph! Of course! How many sons did Jacob have? He had 12. And so it says, all of the eleven stars bowed to Joseph. Now let’s continue reading. So it says in verse 10: “ So he told it to his father and his brothers; and his father rebuked him and said to him, ‘What is this dream that you have dreamed? Shall your mother and I and your brothers indeed come to bow down to the earth before you?’” Did his father understand very well what the dream meant? Absolutely. So the 12 stars ~ Joseph being star nr. 12 ~ represents what? Represent the 12 sons of Jacob.

Kalian berkata, “12 bintang… 12 bintang… melambangkan apa ya?” Marilah bersama saya ke Kejadian 37:9-10. Mengagumkan bukan berapa kali kita harus kembali ke kitab Kejadian untuk menemukan pemahaman Alkitab? Kejadian 37:9-10. Kalian ingat bahwa Yusuf pernah bermimpi? Sebenarnya dia punya dua mimpi sebelum dia ditawan ke Mesir, tetapi ada satu mimpi di mana ada matahari, bulan dan bintang-bintang. Sekarang, marilah kita perhatikan Kejadian 37:9-10. Dikatakan,Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: ‘Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang’…” Apakah di Wahyu 12 kita juga berjumpa dengan matahari, bulan dan bintang-bintang? Benar sekali, jadi ada kaitannya. Dan kali ini, “…‘matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.’" Kalian berkata, “Ahhh, tapi di sini bukan 12, di sini 11.” Coba saya tanya, siapakah bintang nr. 12? Yusuf sendiri! Tentu saja! Yakub punya berapa anak? 12. Maka dikatakan, semua 11 bintang menyembah Yusuf. Sekarang marilah kita lanjutkan membaca. Dikatakan di ayat 10: “Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegur oleh ayahnya: ‘Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?’" Apakah ayahnya mengerti dengan jelas apa makna mimpinya itu? Tentu saja. Maka ke-12 bintang ~ Yusuf sebagai bintang nr. 12 ~ mewakili siapa? Mewakili ke-12 anak Yakub.

Question: were these the founders of the Old Testament church? Did all of Israel come from these 12? You have 12 individuals, and all Israels later spring from these 12 individuals. In fact let’s read Genesis 49:28 where it speaks now not only of the sons of Jacob but it also speaks about once they proliferated into the 12 tribes. Genesis 49:28 says, “All these are the…” what? These 12 sons are the “…twelve tribes of Israel, and this is what their father spoke to them…” because he gives them a description of what their character is going to be like before this. “…And he blessed them; he blessed each one according to his own blessing.” So, you have the founders of the Old Testament church. How many of them? 12 founders of the Old Testament church. Twelve literal individuals. But from those 12 literal individuals come all of Israel, all of the 12 tribes of Israel. In other words, they multiplied and they became a great nation.

Pertanyaan: Apakah mereka itulah pendiri gereja Perjanjian Lama? Apakah seluruh Israel berasal dari ke-12 orang ini? Kita bertemu dengan 12 individu di sini, dan seluruh Israel kemudian berasal dari ke-12 individu ini. Sebaiknya, marilah kita baca Kejadian 49:28 di mana yang dibicarakan bukan hanya anak-anak Yakub tetapi juga mengenai bagaimana mereka berkembang pesat menjadi ke-12 suku. Kejadian 49:28 berkata,Itulah semuanya…” apa? Ke-12 anak itu adalah “…suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka…” karena ayahnya memberikan keterangan mengenai karakter mereka kemudian, ”…ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diperuntukkan kepada mereka masing-masing.” Maka sekarang kita menemukan siapa pendiri gereja Perjanjian Lama. Ada berapa? 12 pendiri gereja Perjanjian Lama. 12 individu. Tetapi dari ke-12 individu ini muncul seluruh Israel, semua 12 suku Israel. Dengan kata lain, mereka berkembang-biak dan mereka menjadi bangsa yang besar.

Now, the number 12 also represents the New Testament church. You say, “How do you know that?” Well, listen up. The Bible tells us that after the Child is born in Revelation chapter 12, what does the woman do? We read that she flees into where? She flees into the wilderness for 1260 years, or time, times, and a dividing of time. Let me ask you, what church is this when the woman flees? Is this still the Old Testament church or is this the New Testament church. This is the New Testament church, because the Child has been born, verse 5 of Revelation 12 says that the Child has been caught up to God into His throne, in other words He has ascended to Heaven, and now the woman has to flee. So now the woman represents what? The New Testament church.

Nah, angka 12 juga mewakili gereja Perjanjian Baru. Kalian berkata, “Dari mana tahu itu?” Dengarkan. Alkitab memberitahu kita di Wahyu pasal 12, bahwa setelah perempuan itu melahirkan seorang Anak, apa yang dilakukannya? Kita baca bahwa dia lari ke mana? Ke padang gurun selama 1260 tahun, atau satu masa, dua masa dan setengah masa. Coba saya tanya, gereja yang mana ini ketika perempuan itu lari? Apakah itu gereja Perjanjian Lama atau gereja Perjanjian Baru? Ini adalah gereja Perjanjian Baru, karena Anak tersebut sudah lahir. Wahyu 12:5 berkata bahwa Anak itu diangkat dan dibawa kepada Allah dan ke takhta-Nya. Dengan kata lain, Dia naik ke Surga,***) dan sekarang perempuan itu harus lari. Jadi perempuan itu sekarang mewakili apa? Gereja Perjanjian Baru.

***) Alkitab terjemahan LAI menulis “dirampas dan dibawa lari”, padahal tulisan aslinya adalah ἁρπάζω [harpazō] yang berarti “diambil dengan cepat ke atas” dan dalam KJV diterjemahkan “caught up”. Jadi Wahyu 12:5 lebih tepat diterjemahkan “Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan memerintah semua bangsa dengan tongkat besi; dan Anaknya itu diangkat naik dan dibawa kepada Allah dan ke takhta-Nya.” [KJV yang diindonesiakan]. Dengan pemahaman yang lebih tepat, yang dimaksud adalah Yesus dibawa naik ke takhta Allah 40 hari setelah kebangkitanNya, Yesus diangkat naik ke Surga.

Does she still has a crown with 12 stars? Absolutely. She has a crown with 12 stars all across her history. Now, I want you to notice that God has only one people. He doesn’t have two women, one Old Testament people and one New Testament people. He has one people, composed of His Old Testament church and His New Testament church. Because one woman represents God’s people in all of its stages. Are you understanding me? Because many Christians say, that God has one plan for literal Israel and He has another plan for the church. In fact, God has an earthly plan for the Jews and He has a Heavenly plan for the church. God is going to rapture the church to Heaven and then He is going to pick up the literal of His other people, the literal Jews on earth. The Bible doesn’t teach that.

Apakah perempuan ini masih memakai mahkota dengan 12 bintang? Tepat sekali. Dia selalu mengenakan mahkota dengan 12 bintang sepanjang sejarahnya. Sekarang, saya mau kalian perhatikan bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat. Dia tidak memiliki dua orang perempuan, satu umat Perjanjian Lama dan satu umat Perjanjian Baru. Tuhan hanya punya satu umat, yang terdiri atas gerejaNya di Perjanjian Lama dan gerejaNya di Perjanjian Baru. Karena satu perempuan yang mewakili semua umat Tuhan pada segala tahapannya. Apakah kalian mengerti?

Karena banyak orang Kristen berkata, Tuhan punya satu rancangan untuk Israel jasmani, dan Dia punya rancangann lain untuk gerejaNya. Malah, Tuhan memiliki rancangan duniawi buat orang Yahudi, dan Dia memiliki rancangan surgawi untuk gerejaNya. Tuhan akan mengangkat gerejaNya ke Surga, lalu Dia akan mengangkat umat jasmaniNya yang lain, yaitu orang-orang Yahudi jasmani di bumi. Alkitab tidak mengajarkan demikian.


The Bible teaches that God has one people, Old and New Testament, Messiah’s people, represented not by two women, but by what? But by one woman. And in both stages, Old and New Testament she has a crown with 12 stars, because there is no evidence the crown was taken off after the Old Testament church and there is no longer 12 stars.

Alkitab mengajar bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, umat Mesias, yang diwakili bukan oleh dua orang perempuan, tetapi oleh apa? Oleh satu orang perempuan. Dan di dalam kedua tahapnya, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, perempuan itu memakai mahkota dengan 12 bintang, karena tidak ada bukti bahwa mahkota itu dilepas setelah masa gereja Perjanjian Lama dan tidak lagi berbintang 12.

Let me ask you, how many apostles were appointed by Jesus Christ? Of course that’s a coincidence. Jesus thought, “Oh let’s see, how many apostles? Ah, 12’s a good number.” No. The number 12 is the number of His people. Let’s quickly notice Mark 3:14-19, and you are saying, “Pastor Bohr, why are we coming back to Pentecost and the successor of Judas?” See, we need to have all this background or else we won’t understand why the apostles felt it was urgent and indispensable to elect apostle nr. 12 before the day of Pentecost.

Coba saya tanya, berapa rasul yang diangkat Yesus Kristus? Oh, pasti itu suatu kebetulan. Yesus berpikir, “Coba ya, berapa orang rasul ya? Ah, 12 merupakan angka yang bagus.” Tidak! Angka 12 adalah angka umatNya. Marilah kita cepat melihat ke Markus 3:14-19, dan kalian berkata, “Pastor Bohr, kenapa kita kembali lagi ke Pentakosta dan pengganti Yudas?” Lihat ya, kita memerlukan semua latar belakang ini, kalau tidak, kita tidak akan mengerti mengapa para rasul merasa adalah mendesak dan tidak bisa tidak, harus memilih rasul nr. 12 sebelum hari Pentakosta.

There is a biblical reason, a prophetic reason for that. Mark 3:14-19, notice what it says, speaking about Jesus: “Then He appointed…” what? “…twelve, that they might be with Him and that He might send them out to preach, and to have power to heal sicknesses and to cast out demons…” and then you have the names: “…Simon, to whom He gave the name Peter; James the son of Zebedee and John the brother of James, to whom He gave the name Boanerges, that is, ‘Sons of Thunder’; Andrew, Philip, Bartholomew, Matthew, Thomas, James the son of Alphaeus, Thaddaeus, Simon the Cananite…” also called Simon the Zealot, “… and Judas Iscariot, who also betrayed Him…” How many apostles formed the New Testament church, the nucleus of the New Testament church from where the whole New Testament church comes? 12 literal individuals, later proliferate through preaching the gospel and they formed the Christian church. Just like you have 12 sons of Jacob that proliferate and formed the 12 tribes of Israel.

Ada alasan yang alkitabiah, alasan yang sudah dinubuatkan untuk itu. Markus 3:14-19, perhatikan apa katanya, berbicara mengenai Yesus: Ia menetapkan…” apa? “…dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir setan…” [NKJV yang diindonesiakan]. Lalu disebutkan namanya: “…Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot…” juga disebut Simon orang Kana’an, “…dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.” Berapa orang rasul yang membentuk gereja Perjanjian Baru ~ inti dari gereja Perjanjian Baru dari mana seluruh gereja Perjanjian Baru berasal? 12 orang aktual, yang kemudian melalui pemberitaan Injil berkembang dan menjadi gereja Kristen. Sama seperti ada 12 anak Yakub yang berkembang pesat dan membentuk ke-12 suku Israel.

Now, listen to what Ellen White has to say about the number 12. You know I never cease to marvel when I study Scripture, because what I always do first is that I study Scripture and then after I study Scripture and I wonder what Ellen White has to say about this. I want you to notice what she says in the book of Acts of the Apostles page 19. “As in the Old Testament the old patriarchs stood as representatives of Israel…” the 12 patriarchs are the 12 sons of Jacob, “…so the 12 apostles stood as representatives of the gospel church.” Isn’t that simple? The 12 sons of Jacob represented what? The Old Testament church. The 12 apostles represented what? The New Testament church. But it’s one church. Because it is represented by a single what? It is represented by a single woman.

Sekarang dengarkan apa kata Ellen White tentang angka 12. Kalian tahu, saya tidak habis kagum, setiap saya mempelajari Alkitab, karena apa yang saya lakukan adalah saya mempelajari Alkitab dulu, lalu setelah itu, saya ingin tahu apa yang dikatakan Ellen White tentang hal itu. Saya ingin kalian perhatikan apa yang dikatakannya di buku Acts of the Apostles hal 19. “Sebagaimana di zaman Perjanjian Lama, para bapak berdiri sebagai wakil Israel…” ke-12 bapak adalah ke-12 anak Yakub, “…demikian pula ke-12 rasul berdiri sebagai wakil gereja Kristen.” Sederhana, bukan? Ke-12 anak Yakub mewakili apa? Gereja Perjanjian Lama. Ke-12 rasul mewakili apa? Gereja Perjanjian Baru. Tetapi ini adalah satu gereja. Karena dia diwakili oleh satu apa? Diwakili oleh satu orang perempuan.

Now, we need to go back to our original question. Why did the disciples feel that it was absolutely indispensable and urgent to elect the successor of Judas before the Holy Spirit was poured out on the day of Pentecost? There is a very important prophetic reason.

Sekarang kita harus kembali ke pertanyaan kita yang pertama. Mengapa para murid merasa bahwa adalah tidak boleh tidak dan mendesak untuk memilik seorang pengganti Yudas sebelum Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta? Ada alasan yang sudah dinubuatkan, yang sangat penting.

You see, as we studied in our last lecture, when Jesus ascended to Heaven, during the 10 days before the Holy Spirit was poured out, Jesus was being invested as the High Priest over His people. In other words, Jesus now, as the Bible said, sat at the right hand of God to give what? Repentance to Israel and forgiveness of sins. In other words, Jesus had begun, at the beginning of the ten days His intercessory ministry for those who come to Him in faith, claiming His life and claiming His death as their own. In other words, they could now receive the benefits of the atonement of Christ. During those 10 days, Jesus was actually being invested as the High Priest over His people.

Kalian lihat, saat mempelajari pelajaran kita yang terakhir, ketika Yesus naik ke Surga, selama 10 hari sebelum Roh Kudus dicurahkan, Yesus sedang diresmikan untuk menerima kuasa dan hakNya sebagai Imam Besar bagi umatNya. Dengan kata lain, menurut Alkitab, Yesus sekarang duduk di sebelah tangan kanan Tuhan untuk memberikan apa? Pertobatan bagi Israel dan pengampunan dosa. Dengan kata lain, pada awal 10 hari itu, Yesus telah memulai pelayanan syafaatNya bagi mereka yang datang kepadaNya dalam iman, yang mengklaim hidupNya dan mengklaim kematianNya sebagai milik mereka sendiri. Dengan kata lain, sekarang mereka benar-benar bisa menerima manfaat penebusan Kristus. Selama 10 hari itu, Yesus diresmikan dengan hak dan wewenang sebagai Imam Besar bagi umatNya.

You see, on earth He had come into the Camp to live a life as a simple priest. And then Jesus officiated His own sacrifice as a simple priest. He resurrected at the Laver as a simple priest, but now on the day of Pentecost, He is invested as the what? As the High Priest over His people. And you say, “Where does the Bible say that?” Well, go with me to Hebrews 8:1-2.

Kalian lihat, di dunia Yesus telah datang ke Perkemahan untuk menjalani kehidupan sebagai imam biasa. Lalu sebagai imam biasa, Dia mempersembahkan Dirinya Sendiri sebagai kurban. Dia bangkit dilambangkan oleh Bejana Pembasuh sebagai imam biasa, tetapi sekarang pada hari Pentakosta, Dia diresmikan dengan hak dan kuasa sebagai apa? Sebagai Imam Besar bagi umatNya. Dan kalian berkata, “Di mana itu ditulis di Alkitab?” Marilah bersama saya ke Ibrani 8:1-2.

Here, I believe the apostle Paul is behind the book of Hebrews. I believe that it is Pauline, it says the following “Now this is the main point of the things we are saying: We have…” he is writing this decades after Jesus ascended to Heaven “…We have such a…” what? “…a High Priest, who is seated…” where? “…at the right hand of the throne of the Majesty…” where? “…in the Heavens, a Minister of the sanctuary and of the true tabernacle which the Lord erected, and not man.” What did Jesus do in Heaven when He ascended after His ascension? He what? He became the High Priest. In which Sanctuary? Not the shadowy, copy, but in the original Sanctuary. In other words, Jesus during those 10 days was invested as the High Priest over His people, and on the day of Pentecost, the outpouring of the Holy Spirit was the earthly announcement that the Sanctuary was now open for business. Are you understanding me?

Saya yakin rasul Paulus adalah penulis kitab Ibrani. Saya yakin ini adalah gaya ajaran Paulus, dikatakan sebagai berikut: Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai…” Paulus menulis ini puluhan tahun setelah Yesus kembali ke Surga, “…kita mempunyai…” apa? “…Imam Besar yang demikian, yang duduk…” di mana? “…di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar…” di mana? “…di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” Apa yang dilakukan Yesus di Surga pada saat Dia kembali ke Surga setelah kenaikanNya? Dia apa? Dia menjadi Imam Besar. Di Bait Suci yang mana? Bukan di Bait Suci bayangan, yang tiruan, tetapi di Bait Suci (kemah) yang sejati. Dengan kata lain, selama 10 hari itu Yesus sedang diresmikan dengan hak dan wewenang sebagai Imam Besar bagi umatNya, dan pada hari Pentakosta, pencurahan Roh Kudus adalah pengumuman kepada dunia bahwa Bait Suci Surgawi telah dioperasikan dan dibuka untuk melayani. Apakah kalian memahami saya?

Now, here comes a very important point. If Jesus was going to be High Priest, would He have to be clothed as a High Priest? Yes or no? Would He have the mitre that says “Holiness to the Lord”? Should He have the multicolor beautiful garment, different colors? Absolutely. But you know what else He would have? He would also have the breastplate. Now let me read from Scripture a description of the breastplate. Exodus chapter 28 and let’s begin our reading at verse 15. By the way, for those who say that Jesus went directly into the Most Holy Place, here I am going to read from Scripture, that He went as High Priest into the Holy Place.

Sekarang, ini adalah poin yang sangat penting. Jika Yesus akan menjadi Imam Besar, apakah Dia akan mengenakan pakaian Imam Besar? Iya atau tidak? Apakah Dia harus memakai topi panjang dengan tulisan “Kemuliaan bagi Allah”? Apakah Dia harus mengenakan jubah warna-warni yang indah? Tentu saja. Tetapi, tahukah kalian apa lagi yang harus dikenakanNya? Dia juga harus mengenakan penutup dada. Coba saya bacakan dari Alkitab deskripsi penutup dada ini. Keluaran pasal 28 dan marilah kita mulai membaca ayat 15. Sebentar, bagi mereka yang mengatakan bahwa Yesus langsung pergi ke bilik Mahasuci, saya akan membacakan dari Alkitab di sini, bahwa Yesus sebagai Imam Besar masuk ke bilik Suci.

The Scripture makes that absolutely certain, and we also notice that in Revelation that Jesus was walking among the candlesticks, and He was also where the Altar of Incense was. But now it’s explicit in Exodus 28, let’s begin reading at verse 15, speaking about the breastplate that the High Priest wore over his heart. It says, “You shall make the breastplate of judgment…” Interesting, the breastplate of what? “…of judgment…” Whose judgment did Jesus bear? He bore our judgment. Did He go to Heaven to represent us before the Father and say, “Father, I was judged in his place, I was judged in her place, please accept him or her in the Beloved”? Absolutely.

Alkitab memastikan bahwa kita juga memperhatikan bahwa di kitab Wahyu Yesus juga berjalan di antara ketujuh kaki dian, dan Dia juga berada di mana Mezbah Ukupan berada. Tetapi sekarang di Keluaran 28, itu sangat jelas. Mari kita baca ayat 15, berbicara mengenai penutup dada yang dikenakan Imam Besar di atas jantungnya. Dikatakan, Haruslah engkau membuat tutup dada keputusan penghakiman…” menarik bukan, penutup dada apa? “…tutup dada keputusan penghakiman…” [NKJV yang diindonesiakan]. Penghakiman siapa yang ditanggung Yesus? Dia menanggung penghakiman kita. Apakah Dia pergi ke Surga untuk mewakili kita di hadapan Bapa dan berkata, “Bapa, Aku telah dihakimi di tempat si A, dan si B, mohon Bapa terima dia demi Yang Bapa kasihi”? Pasti.

So it says, “You shall make the breastplate of judgment. Artistically woven according to the workmanship of the ephod you shall make it: of gold, blue, purple, and scarlet thread, and fine woven linen, you shall make it. It shall be doubled into a square: a span shall be its length, and a span shall be its width….” In other words it was a square. Verse 17: “…And you shall put settings of stones in it, four rows of stones: The first row shall be a sardius, a topaz, and an emerald; this shall be the first row; the second row shall be a turquoise, a sapphire, and a diamond; the third row, a jacinth, an agate, and an amethyst; and the fourth row, a beryl, an onyx, and a jasper. They shall be set in gold settings…” So you have this square breastplate that has how many stones on it? It has twelve, not eleven. It has 12 stones. What do those 12 stones represents? They represent God’s what? God’s people, from the Old and from the New Testament.

Jadi dikatakan, Haruslah engkau membuat tutup dada keputusan penghakiman, dipintal dengan indah sesuai pembuatan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari benang emas, biru, ungu, dan kirmizi, dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya. Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya…” Dengan kata lain itu berbentuk kotak-kotak. Ayat 17: “…Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: jajar pertama adalah sebutir delima merah, sebutir topaz (kuning), dan sebutir jamrud (hijau), itulah jajar yang pertama; jajar yang kedua: sebutir pirus (biru kehijauan), sebutir safir (biru tua), dan sebutir berlian; jajar yang ketiga: sebutir jasinth (zircon), sebutir akik, sebutir kecubung, jajar yang keempat: sebutir beryl (kuning), sebutir onyx (hitam) dan sebutir jaspis (jingga). Dengan berikatkan emas, demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya.” [NKJV yang diindonesiakan] Jadi penutup dada berbentuk empat persegi ini mempunyai berapa buah batu? 12, bukan 11. Penutup dada itu bertatahkan 12 batu. Ke-12 batu itu melambangkan apa? Umat Allah dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Notice what it continues saying in verse 21: “… And the stones shall have…” listen to this, “…shall have the names of the sons of Israel, twelve according to their names…” so what does Jesus wear over His heart? The names of the 12 sons of Jacob, but also the what? The 12 apostles of the Lamb. In other words, where does Jesus hold His people? Dear, close to His what? To His heart.

And as the breastplate of judgment what did Jesus bear in our place? He bore our judgment. And so it says in verse 21, “…the stones shall have the names of the sons of Israel, twelve according to their names, like the engravings of a signet, each one with its own name; they shall be according to the twelve tribes.”

Perhatikan kelanjutan kata-katanya di ayat 21, dengarkan ini: Dan pada permata-permata itu harus ada nama anak-anak Israel, dua belas sesuai nama-nama mereka…” Jadi apa yang dikenakan Yesus di atas jantungNya? Nama dari ke-12 anak Yakub, tetapi juga apa? Juga ke-12 rasul Anak Domba. Dengan kata lain, di mana Yesus menempatkan umatNya? Di tempat yang sangat intim, dekat dengan apaNya? Dekat hatiNya.

Dan sebagai penutup dada penghakiman, apa yang ditanggung Yesus menggantikan kita? Dia menanggung penghakiman kita. Maka dikatakan di ayat 21,
Dan pada permata-permata itu harus ada nama anak-anak Israel, dua belas sesuai nama-nama mereka, seperti ukiran pada cincin stempel, masing-masing dengan namanya sendiri, sesuai nama keduabelas suku.” [NKJV yang diindonesiakan]

Let’s jump down to verse 29. Listen carefully. “So Aaron…” what was Aaron by the way? He was the High Priest. “So Aaron shall bear the names of the sons of Israel on the breastplate of judgment over his…” what? “…over his heart…” now listen carefully, “…when he goes into the? Holy place, as a memorial before the Lord continually…” And by the way, I wondered if that translation “Holy Place” is the right translation. I went to every Bible version that I could find, and every Bible version says “Holy Place.”

Marilah kita lompat ke ayat 29. Dengarkan baik-baik. Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun…” apa jabatan Harun ini? Dia adalah Imam Besar. “Demikianlah di…” mana? “…di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada keputusan penghakiman itu…” sekarang dengarkan baik-baik, “…apabila ia masuk ke…” mana? “…ke dalam Tempat Kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN.” Saya sempat berpikir apakah terjemahan “Tempat Kudus” di sini adalah terjemahan yang tepat. Saya memeriksa setiap versi Alkitab yang bisa saya peroleh, dan setiap versi Alkitab menulis “Tempat Kudus.”

So where does the High Priest wear the breastplate of judgment close to his heart? Not in the Most Holy, but where? In the Holy Place of the Sanctuary. Verse 29, “So Aaron shall bear the names of the sons of Israel on the breastplate of judgment over his heart when he goes into the Holy place, as a memorial before the Lord continually. And you shall put in the breastplate of judgment the Urim and the Thummim…” we will get into that “…and they shall be over Aaron’s heart when he goes in before the Lord. So Aaron shall bear the…” what? There it is, “…the judgment of the children of Israel over his heart before the Lord...” what? “…before the Lord continually.”

Jadi Imam Besar yang mengenakan penutup dada penghakiman di atas jantungNya itu pergi ke mana? Bukan ke Tempat Mahakudus (Bilik Mahasuci), tetapi ke mana? Ke Tempat Kudus (Bilik Suci) dari Bait Suci. Ayat 29: “Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada keputusan penghakiman itu apabila ia masuk ke dalam Tempat Kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN. Dan pada tutup dada keputusan penghakiman itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim…” ini akan kita bahas nanti, “…haruslah itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN. Maka Harun harus terus-menerus membawa…” apa? “…keputusan penghakiman bagi orang Israel di atas jantungnya…” bagaimana? “…di hadapan TUHAN.” [NKJV yang diindonesiakan].

Now we understand why they had to have that apostle number 12 before Jesus was invested as High Priest. It was for a biblical reason.

What would have happened if they had only 11 apostles before the day of Pentecost? Jesus could not wear the breastplate which had 12 stones. Are you understanding? The breastplate had to have what? 12 stones symbolic of God’s people. But there were only 11 apostles. So what did they have to do before Jesus could be clothed as the High Priest over His people? Apostle nr. 12 had to be elected. In other words, there was a biblical reason for this. Isn’t the Bible marvelous? I mean, it’s amazing. These are things that show me that the Bible is inspired by God. It doesn’t miss a beat.

Sekarang kita mengerti mengapa mereka harus sudah memiliki rasul nr. 12 sebelum Yesus diresmikan dengan hak dan wewenang Imam Besar. Alasannya alkitabiah.

Apa yang akan terjadi seandainya mereka hanya memiliki 11 rasul pada hari Pentakosta? Yesus tidak bisa mengenakan penutup dada yang bertatahkan 12 batu. Mengertikah kalian? Penutup dada harus ada apanya? 12 batu yang melambangkan umat Allah. Tetapi waktu itu hanya ada 11 orang rasul. Jadi, apa yang harus mereka lakukan sebelum Yesus bisa mengenak
an jubah Imam Agung bagi umatNya? Rasul nr. 12 harus dipilih. Dengan kata lain, alasannya alkitabiah. Bukankah Alkitab itu hebat? Maksud saya, mengagumkan. Hal-hal inilah yang menunjukkan kepada saya bahwa Alkitab itu diilhami oleh Tuhan. Semuanya cocok, tidak ada yang meleset.

Now notice this comment by Ellen White, Gospel Workers page 34. I love this statement. She says, “Of Aaron, the High Priest of Israel, it is written, he ‘shall bear the names of the children of Israel in the breastplate of judgment upon his heart, when he goeth in unto the Holy Place, for a memorial before the Lord continually.’” And then she makes this comment after reading Exodus 28:29 or writing it, she says, “What a beautiful and expressive figure this is of the unchanging love of Christ, for His church! Our great High Priest, of whom Aaron was a type, bears His people upon His heart…” And then she says to the ministers ~ and by the way all of us are ministers to share the gospel ~ she says, “…And should not His earthly ministers share His love and sympathy and solicitude?”

Sekarang perhatikan komentar Ellen White ini di
Gospel Workers hal 34. Saya suka pernyataan ini. Dia berkata, “Tentang Harun, Imam Besar Israel, tertulis, ‘di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada keputusan penghakiman itu, apabila ia masuk ke dalam Tempat Kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN.’” Lalu dia membuat komentar ini setelah membaca Keluaran 28:29 atau dia menulisnya, katanya, “Betapa indah dan nyatanya kasih Kristus yang tidak berubah bagi gerejaNya! Imam Besar kita, yang dilambangkan oleh Harun, membawa umatNya di atas jantungNya…” Lalu katanya kepada para hamba Tuhan ~ dan kita ini semua adalah hamba Tuhan yang membagikan Injil ~ dia berkata, “…maka apa tidak seharusnyakah hamba-hambaNya di dunia memiliki kasihNya dan simpatiNya, dan perhatianNya?”

Do you know, there is nothing closer to Jesus Christ than His church, than the individuals in His church? You see, the 12 sons of Jacob and the 12 apostles of the Lamb, represents God’s people in all ages. And the thing that is closest to the heart of Jesus, are His people. In fact, when Jesus was raising up His High Priestly prayer in the Garden of Gethsemane, He was interceding for His disciples and those who will believe in Him afterwards. He expressed at the climax of His prayer what His great desire was. He said in John 17:24 “Father, I desire that they also whom You gave Me may be with Me where I am…” what does Jesus want? He wants His people where? With Him! “…that they may behold My glory which You have given Me; for You loved Me before the foundation of the world.”

Tahukah kalian, tidak ada yang lebih dekat kepada Yesus daripada gerejaNya, orang-orang di dalam gerejaNya? Kalian lihat, ke-12 anak Yakub dan ke-12 rasul Anak Domba, mewakili umat Allah pada segala zaman. Dan hal yang paling dekat di hati Yesus adalah umatNya. Malah, ketika Yesus menaikkan doa Imam Besarnya di Taman Getsemani, Dia berdoa untuk murid-muridNya dan semua orang yang akan percaya kepadaNya di masa yang akan datang. Dia berkata, pada puncak doaNya, apa yang menjadi kerinduanNya. Dia berkata di Yohanes 17:24 “Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku…” apa yang diinginkan Yesus? Dia ingin umatNya di mana? Bersama dengan Dia! “…agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”

And you know, sometimes we read that passage which we will come back to later on in this series, John 14:1-3 where Jesus said, “Let not your heart be troubled; you believe in God, believe also in Me. In My Father’s house are many mansions…” and usually we focus on the mansions. Oh, we are going to have a mansion up there! “…if it were not so, I would have told you. I go to prepare a place for you…” And many people think that Jesus is doing some Heavenly contracting up there, He is building houses. Listen, Jesus doesn’t need 2000 years to build houses when He made this world in 6 days. He can speak and it is done. He went to the Sanctuary to apply the benefits of His atonement to individuals. Are you understanding?

Dan kalian tahu, terkadang sewaktu kita membaca ayat itu yang nanti akan kita ulangi lagi dalam serial ini, Yohanes 14:1-3 di mana Yesus berkata, Janganlah gelisah hatimu; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal….” biasanya fokus kita terletak pada “tempat tinggal”nya. Oh, kita akan punya rumah indah di atas sana! “…Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.…” Dan banyak orang mengira Yesus sedang menjadi pemborong bangunan di atas sana, Dia sedang membangun perumahan. Dengarkan, Yesus tidak butuh 2000 tahun untuk membangun perumahan, karena Dia menciptakan dunia ini dalam 6 hari. Dia bisa bersabda, dan itu jadi. Dia pergi ke Bait Suci untuk mengaplikasikan manfaat-manfaat penebusanNya kepada manusia. Apakah kalian mengerti?

Is the work of Jesus in the Heavenly Sanctuary as important as His death on the cross? Absolutely. You cannot be saved without His ministration in the Heavenly Sanctuary in the Holy Place, and later we are going to talk about His ministration in the Most Holy Place that begins in the year 1844. John 14:3 expresses what Jesus is really concerned about. He said, “…And if I go and prepare a place for you, I will come again…” and now listen carefully, “…and receive you to Myself; that where I am, there you may be also.”

What is the passion of Jesus? The passion of Jesus is that we are there where He is.

Apakah pekerjaan Yesus di Bait Suci di Surga itu sama pentingnya dengan kematianNya di salib? Tentu saja. Kita tidak bisa diselamatkan tanpa pelayananNya di Bait Suci Surgawi di Tempat Kudus (Bilik Suci), dan nanti kita akan berbicara mengenai pelayananNya di Tempat Mahakudus (Bilik Mahasuci) yang dimulai tahun 1844. Yohanes 14:3 menggambarkan apa yang benar-benar dipikirkann Yesus. Dia berkata, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali…” dan sekarang dengarkan baik-baik, “…dan menerima kamu kepada Diriku sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah kerinduan Yesus? Kerinduan Yesus adalah kita berada di mana Dia berada.

Listen, the beautiful city and the mansions are the icing on the cake. They are the dessert. But if there was nothing in Heaven, none of those fringe benefits so to speak, and Jesus was there, it would be worthwhile going.

Dengarkan, kota dan bangunan yang indah hanyalah bonus tambahan saja, mereka ibarat kue pencuci mulut. Walaupun seandainya di Surga tidak ada apa-apa, katakanlah tidak ada pemberian apa-apa, tetapi karena ada Yesus di sana, itu saja sudah cukup berharga bagi kita untuk ke sana.

Notice Ephesians 5:25-27. You know I get kind of aggravated when I hear people criticizing the church and being critical of the church. Listen, Jesus loves this church and He takes it personally. That doesn’t mean that we don’t have to correct wrongs that are committed in the church. But it is Christ’s church and there will be wheat and there will be tares until probation closes. But let’s not be critical. Let’s not shoot our wounded, like many times it happens.

Perhatikan Efesus 5:25-27. Kalian tahu, saya jadi rada jengkel bila saya dengar orang mengritik gereja dan menyalahkan gereja. Dengarkan, Yesus mencintai gereja ini, dan Dia menganggap kritikan itu sebagai serangan terhadap pribadiNya. Bukan berarti bahwa kita tidak perlu membenahi kesalahan yang dilakukan di dalam gereja. Tetapi ini adalah gereja Kristus, dan akan ada lalang dan gadum hingga berakhirnya masa percobaan. Marilah kita jangan mengritik. Janganlah kita menembak orang-orang yang sudah jatuh, sebagaimana sering terjadi.

Notice Ephesians 5:25-27 “Husbands, love your wives, just as Christ also loved the church and gave Himself for her…” what did Jesus do for His church? He what? He gave Himself. He didn’t give us something, He gave Himself, “…He gave Himself for her that He might sanctify and cleanse her with the washing of water by the word, that He might present her to Himself…” listen to this, the final end of what Jesus is looking for, “…that He might present her to Himself a glorious church, not having spot or wrinkle or any such thing, but that she should be holy and without blemish.”

Perhatikan Efesus 5:25-27 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya…” apa yang dilakukan Yesus untuk gerejaNya? Dia apa? Dia menyerahkan diriNya. Dia tidak memberikan sesuatu kepada kita, Dia memberikan DiriNya, “…dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya agar Dia boleh menyucikannya dan membasuhnya dengan air oleh Firman, supaya dengan demikian Ia boleh menampilkan jemaat di hadapan diri-Nya…” dengarkan ini, akhir dari apa yang dicari oleh Tuhan, “…supaya dengan demikian Ia boleh menampilkan jemaat di hadapan diri-Nya, sebagai satu gereja yang mulia, tanpa cacat atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi jemaat yang kudus dan tidak bercela.” [NKJV yang diindonesiakan]

This is the reason why Ellen White wrote in Testimonies to Ministers page 15, “I testify to my brethren and sisters that the church of Christ, enfeebled and defective as it may be, is the only object on earth on which He bestows His supreme regard. While He extends to all the world His invitation to come to Him and be saved, He commissioned His angels to render divine help to every soul that cometh to Him in repentance and contrition, and He comes personally by His Holy Spirit into the midst of His church.”

Inilah alasannya mengapa Ellen White menulis dalam
Testimonies to Ministers, hal 15, “Saya bersaksi kepada saudara-saudara saya dalam iman, bahwa gereja Kristus, walaupun mungkin lemah dan cacat, adalah satu-satunya objek di dunia kepada siapa Dia mencurahkan perhatianNya yang tertinggi. Sementara Dia menawarkan undanganNya kepada seluruh dunia agar manusia datang kepadaNya dan diselamatkan, Dia menyuruh malaikat-malaikatNya untuk memberikan pertolongan ilahi kepada setiap orang yang datang kepadaNya dengan pertobatan dan penyesalan, dan Dia datang sendiri melalui Roh KudusNya ke tengah-tengah gerejaNya.”

Now, one final thing that I want to deal with, and that is, that our home in eternity, both in Heaven and on the New Earth will be the New Jerusalem, the holy city.

Let me ask you, is the Old Testament church and the New Testament church, are they both representatives of the holy city? Absolutely. Let’s finish by reading two verses.

Revelation 21:12 it’s speaking about the gates of the New Jerusalem. This is not the old Jerusalem, this is the new Jerusalem. And notice the names that are on the gates. It says there in Revelation 21:12 “Also she had a great and high wall with twelve gates, and twelve angels at the gates…” and now notice, “…and names written on them, which are the…” what? “…the names of the twelve tribes of the children of Israel…” Is the Old Testament church going to be represented in the city? Absolutely.

Nah, satu lagi hal yang terakhir yang ingin saya kupas, dan itu adalah rumah kita di kekekalan, baik di Surga maupun di Dunia Baru, yaitu Yerusalem Baru, kota yang suci. Coba saya tanya, apakah gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru, apakah mereka sama-sama mewakili kota yang suci? Tentu saja. Marilah kita tutup dengan membaca dua ayat. Wahyu 21:12 berbicara mengenai gerbang Yerusalem Baru. Ini bukan Yerusalem yang lama, ini adalah Yerusalem Baru. Dan perhatikan nama-nama yang terdapat pada pintu gerbangnya. Dikatakan di Wahyu 21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat…” dan sekarang perhatikan, “…dan di atasnya tertulis…” apa? “…nama kedua belas suku Israel.” Apakah gereja Perjanjian Lama akan diwakili di kota suci? Tentu saja.

How about the New Testament church in the same city? Revelation 21:14, it’s speaking about the foundations of the holy city now. The gates have the names of the sons of Jacob, but the foundations have different names. Notice Revelation 21:14 “Now the wall of the city had twelve foundations, and on them were the names of the twelve apostles of the Lamb.”

Bagaimana dengan gereja Perjanjian Baru di kota suci yang sama? Wahyu 21:14 berbicara mengenai fondasi kota suci itu. Pintu gerbangnya mencantumkan nama anak-anak Yakub, tetapi pada fondasinya tercantum nama-nama yang lain. Perhatikan Wahyu 21:14Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.”

One city that contains all of God’s people. Old Testament saints, New Testament saints. Everyone will live in the presence of Jesus Christ forever more. And the Bible says that we will come from month to month to eat from the Tree of Life, and the Bible says we will come from Sabbath to Sabbath to worship our wonderful creator Jesus Christ. And we shall live with Him forevermore. In that land where there is no sorrow, no crime, no suffering, no illness, no death. That land where everything is joy forevermore. And the greatest joy of all is the joy of spending eternity with our wonderful and beloved Savior Jesus Christ, who did not give us something, but actually gave us Himself. He did not lend Himself to us, He gave Himself for us, not for a while, but for eternity. We have an elder brother sitting on a throne.

Satu kota yang berisikan semua umat Allah, orang-orang saleh Perjanjian Lama, orang-orang saleh Perjanjian Baru. Semua akan hidup di hadirat Yesus Kristus selama-lamanya. Dan Alkitab berkata bahwa dari bulan ke bulan kita akan datang untuk makan dari Pohon Kehidupan, dan Alkitab berkata, dari Sabat ke sabat kita akan datang untuk menyembah Khalik kita yang baik, Yesus Kristus. Dan kita akan hidup bersamanya untuk selamanya. Di negeri itu di mana tidak ada duka, tidak ada kejahatan, tidak ada penderitaan, tidak ada penyakit, tidak ada kematian. Negeri di mana semuanya adalah sukacita selama-lamanya. Dan sukacita yang terbesar adalah sukacita yang diperoleh dari menikmati kekekalan bersama dengan Juruselamat kita yang baik dan terkasih, Yesus Kristus, yang tidak memberikan sesuatu kepada kita, tetapi memberikan DiriNya bagi kita. Dia tidak meminjamkan DiriNya kepada kita, Dia menyerahkan DiriNya bagi kita, bukan hanya untuk sementara, tetapi untuk selama-lamanya. Kita memiliki seorang saudara tua yang duduk di atas takhta.

25 01 14
 
Top