13/32 - Tempat Kudus Akan Dibersihkan, Bagian 2 | The Sanctuary Shall Be Cleansed, Part 2


HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 13/32 - Stephen Bohr
THE SANCTUARY SHALL BE CLEANSED PART 2


Dibuka dengan doa.

The first thing that we want to do in our study today is to review what we studied last time. Last time we were discussing Daniel chapter 8. And I am going to go through this rather quickly because we have a lot of material to cover in our lecture today.

You remember that in Daniel chapter 8 the vision begins with the ram, and then after the ram we find that ~ well, in connection with the ram, rather ~ we have two what? Two horns. And one of them is higher than the other. When does the higher one come out? First or last? The higher one comes out last. Now, what is represented by the ram? The kingdom of Medo-Persia. What do the two horns represent? They represent the fact that it was a dual kingdom. And Persia was the predominant kingdom that rose to power last, as we studied.

Hal pertama yang perlu kita lakukan dalam pelajaran kita hari ini adalah mengulangi apa yang kita pelajari sebelumnya. Terakhir kita membahas Daniel pasal 8. Dan saya akan mengulangi ini dengan cepat karena ada banyak bahan yang harus kita selesaikan dalam pembahasan kita hari ini.

Kalian ingat bahwa di Daniel pasal 8, penglihatan itu dimulai dengan seekor domba jantan, lalu setelah domba jantan ini kita mendapatkan bahwa ~ eh, lebih tepat, sehubungan dengan domba jantan ini kita mendapatkan dua apa? Dua tanduk, dan yang satu lebih tinggi daripada yang lain. Kapankah yang lebih tinggi ini muncul? Lebih dulu atau belakangan? Yang lebih tinggi muncul belakangan. Sekarang, apa yang dilambangkan oleh domba jantan itu? Kerajaan Medo-Persia. Apa yang dilambangkan oleh kedua tanduk? Mereka melambangkan faktanya bahwa ini adalah dua kerajaan yang menjadi satu. Dan Persia adalah kerajaan yang lebih kuat yang muncul belakangan, sebagaimana yang sudah kita pelajari.


And then we have a flying he-goat. What does the he-goat represent? It represents the kingdom of Greece. And the he-goat has a notable horn between its eyes. What does the notable horn represent? The notable horn represents the first king, and the first king was whom? Alexander the Great. And then when the kingdom was strong, the great horn was broken. And how many horns came out in its place? Four horns came out in its place. And those four horns represent the four divisions of what? Of Greece. Of Alexander’s empire.

Lalu ada kambing jantan terbang. Apa yang dilambangkan kambing jantan ini? Dia melambangkan kerajaan Greeka. Dan di antara kedua mata kambing jantan ini ada sebuah tanduk yang besar. Tanduk itu melambangkan apa? Tanduk besar itu melambangkan rajanya yang pertama, dan siapakah ini? Alexander the Great. Kemudian pada waktu kerajaan itu sedang kuat-kuatnya, tanduk besar itu patah. Dan berapa tanduk yang tumbuh di tempatnya? Empat tanduk muncul di tempatnya. Dan keempat tanduk ini melambangkan ke empat bagian negara apa? Greeka. Dari kekaisaran Alexander.

And then from one of the horns at the four winds, a Little Horn rises. We noticed that it rises from Pergamum in Asia Minor. And then this Little Horn first of all conquers how? Horizontally. His conquests are earthly. But then this Little Horn has a second stage. Now, its fight is not against any kingdom on earth, it’s fight is against whom? It’s against the God of heaven. And we noticed that this Little Horn attacked “the hosts” which represent God’s people, and we noticed that he also attacked the Prince of the hosts. And who is the Prince of the hosts? The Prince of the hosts is Jesus Christ. And he took away what? The “daily” from Christ, which means the work of Jesus in the Court and in the Holy Place of the Sanctuary.

Lalu dari keempat tanduk pada empat mata angin itu, muncul sebuah Tanduk Kecil. Kita sudah mempelajari bahwa munculnya dari Pergamon di Asia Kecil. Kemudian bagaimana cara penaklukaan Tanduk Kecil ini pada mulanya? Secara horizontal. Penaklukan yang dilakukannya adalah secara duniawi. Tetapi Tanduk Kecil ini lalu memasuki tahap berikutnya. Sekarang dia tidak berperang dengan kerajaan dunia, dia berperang melawan siapa? Melawan Allah Surgawi. Dan sudah kita pelajari bahwa Tanduk Kecil ini juga menyerang “bala tentara” yang melambangkan umat Allah, dan kita juga sudah mempelajari bahwa dia juga menyerang Panglima bala tentara. Dan siapakah Panglima bala tentara ini? Panglima bala tentara adalah Yesus Kristus. Dan Tanduk Kecil ini merebut apa? Dia merebut “yang sehari-hari” dari Kristus, artinya pelayanan Yesus di Pelataran dan Bilik Suci dari Bait Suci.

And then we noticed in Daniel 8 that the video goes blank, and there is a conversation between two heavenly beings. And one heavenly being asked the other, “Until when will this vision last?” ~ It’s the vision of the ram, the goat, and the two stages of the Little Horn ~ Until when or how long will this vision last? And the other one says to this being, “Unto 2300 days and the Sanctuary shall be….” what? “… shall be cleansed.”

Kemudian kita perhatikan di Daniel pasal 8, videonya mati, dan hanya ada pembicaraan antara dua makhluk surgawi. Yang satu bertanya kepada yang lain, "Sampai berapa lama penglihatan ini akan terjadi? ~ yaitu penglihatan mengenai domba jantan, kambing jantan, kedua tahap si Tanduk Kecil ~ sampai kapan atau masih berapa lamakah penglihatan ini akan berlangsung? Dan makhluk surgawi yang lain berkata kepada temannya, "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan…” diapakan? …dibersihkan."

And then we noticed, that Gabriel went on to explain the meaning of the חזון [châzôn khaw-zone'], of the vision. Did he explain what the ram represents? Yes, he did. Did he explain what the two horns represent? Absolutely. Did he explain what the flying he-goat represents? Yes. Did he explain what the notable horn is? Absolutely. Did he explain what the four horns are in the second half of the chapter? Absolutely. Did he explain the horizontal conquests of the Little Horn? Yes. Did he explain the vertical attack of the Little Horn upon God? Absolutely. But the interesting thing is, that when Gabriel got to the part that had to do with the 2300 days or the appearance of the two beings that were talking in Heaven, he had to suspend the explanation of the vision. He did not finish the explanation of the vision.

Dan sekarang kita perhatikan bahwa Gabriel melanjutkan memberikan penjelasan mengenai חזון [châzôn khaw-zone'] itu, mengenai penglihatan itu. Apakah Gabriel menjelaskan domba jantan itu melambangkan apa? Ya, sudah. Apakah dia menjelaskan apa yang dilambangkan kedua tanduk itu? Tentu saja. Apakah dia menjelaskan kambing jantan itu melambangkan apa? Ya. Apakah dia menjelaskan tanduk yang besar itu? Tentu saja. Apakah dia menjelaskan apakah keempat tanduk yang terdapat di bagian akhir pasal itu? Tentu. Apakah dia menjelaskan penaklukan-penaklukan horizontal si Tanduk Kecil? Ya. Apakah dia menjelaskan penyerangan vertikal Tanduk Kecil itu terhadap Tuhan? Tentu saja. Tetapi yang menarik adalah, pada waktu Gabriel tiba pada bagian yang berkaitan dengan ke-2300 hari [petang dan pagi] atau tentang pembicaraan kedua makhluk di Surga, dia harus menangguhkan dulu penjelasannya mengenai penglihatan tersebut. Dia tidak menyelesaikan penjelasannya mengenai penglihatan tersebut.

And so we noticed that God tells Gabriel, “Ah, Gabriel, explain the מראה [mar'eh mar-eh']…” which is the other word for “vision”. The first word is the one that is used at the beginning of the chapter, “… explain theמראה [mar'eh mar-eh']…” which is the experience of the two beings, and Gabriel could not do it because Daniel, according to Scripture, got sick. Let’s read that in Daniel 8:27, Daniel 8:27 tells us that Daniel did not understand the מראה [mar'eh mar-eh']. Now, he understood the חזון [châzôn khaw-zone'] which is the total vision because Gabriel explained it, but the portion that he did not understand was the other word for “vision” that is used in the middle of chapter 8.

Maka kita melihat bahwa Tuhan memberitahu Gabriel, “Eh, Gabriel, jelaskan [kepada Daniel] tentang מראה [mar'eh mar-eh'] itu…” ini adalah kata lain untuk “penglihatan”. Kata yang pertama adalah yang dipakai pada awal pasal tersebut, “… jelaskan מראה [mar'eh mar-eh'] itu…” yaitu pengalaman kedua makhluk Surgawi. Dan Gabriel tidak bisa menjelaskan karena menurut yang tertulis di Firman Tuhan, Daniel jatuh sakit. Marilah kita baca Daniel 8:27 yang memberitahu kita bahwa Daniel tidak memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu. Nah, Daniel sudah memahami חזון [châzôn khaw-zone']-nya, yaitu keseluruhan penglihatan, karena Gabriel sudah menjelaskannya, tetapi bagian yang tidak dipahaminya adalah kata lain yang dipakai untuk “penglihatan” yang terdapat di bagian tengah pasal 8.

Notice what it says in Daniel 8:27 “And I, Daniel, fainted and was sick for days; afterward I arose and went about the king’s business. I was astonished by the vision…” the word “vision” there is not the חזון [châzôn khaw-zone'] it’s not what Gabrield has explained, it’s the word מראה [mar'eh mar-eh']. In other words Daniel could not understand the conversation of these two beings concerning the time period, the 2300 days. And so it says, “… I was astonished by the vision…” by the מראה [mar'eh mar-eh'] “… but no one…” what? “… understood it.” So which portion of the vision did Daniel not understand? He understood the חזון [châzôn khaw-zone'] the whole vision that includes the ram, the he-goat, the horns, the Little Horn in its two stages, etc. but he did not understand the מראה [mar'eh mar-eh'].

Perhatikan apa yang dikatakan di Daniel 8:27. “Maka aku, Daniel, pingsan dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang oleh penglihatan itu…” kata “penglihatan” di sini bukan חזון [châzôn khaw-zone'] , bukan apa yang sudah dijelaskan Gabriel, melainkan kata מראה [mar'eh mar-eh'], “… tetapi tidak ada yang memahaminya.” Jadi bagian mana dari penglihatan itu yang tidak dimengerti oleh Daniel? Daniel memahami חזון [châzôn khaw-zone']–nya, seluruh penglihatan termasuk domba jantan, kambing jantan, Tanduk Kecil dalam kedua tahapnya, dll. tetapi dia tidak memahami bagian מראה [mar'eh mar-eh']-nya.

Now, let’s get a little bit of historical background. If you remember, Daniel chapter 8 is taking place in the year 550 BC, and we are told there in Daniel chapter 8, that after 2300 days the Sanctuary would be cleansed. But we have a problem with Daniel chapter 8. Is there any beginning date for the 2300 days? Is there anything in Daniel 8 that says when the 2300 days were going to begin? Absolutely not. So would it be important to know when the 2300 days are going to begin so that we could know when the 2300 days are going to end? Absolutely. But in Daniel 8 you don’t have an explanation of the 2300 days, they are brought to view, but you don’t have an explanation and you have absolutely no beginning date. Now, the question is, where would you expect to find the explanation of the beginning date of the prophecy of the 2300 days?

The next chapter would be a very good place to look.

Sekarang, marilah kita mendapatkan sedikit latar belakang sejarahnya. Jika kalian ingat, Daniel pasal 8 terjadi pada tahun 550 BC, dan Daniel pasal 8 itu memberitahu kita bahwa setelah 2300 hari, “tempat kudus [= Bait Suci] itu akan dibersihkan." Tetapi kita punya masalah dengan Daniel pasal 8. Apakah di sini disebutkan tanggal awal penghitungan ke-2300 hari itu? Apakah di Daniel pasal 8 ada keterangan apa pun yang menyatakan kapan ke-2300 hari ini akan dimulai, agar kita boleh tahu kapan ke-2300 hari itu berakhir? Sama sekali tidak ada. Jadi, apakah penting untuk mengetahui kapan penghitungan ke-2300 hari itu akan dimulai agar kita boleh tahu kapan ke-2300 hari itu akan berakhir? Tentu saja! Tetapi di Daniel pasal 8, tidak ada penjelasan mengenai ke-2300 hari itu. Ke-2300 hari itu diperkenalkan, tetapi tidak ada penjelasannya, dan sama sekali tidak ada tanggal dimulainya penghitungannya. Nah, pertanyaannya adalah, di mana kira-kira kita bisa menemukan penjelasan tanggal dimulainya perhitungan nubuatan ke-2300 hari itu? Mencarinya di pasal berikutnya adalah ide yang bagus.

Now, let’s go forward to the year 538. This is the date for Daniel 9, okay? Daniel 8 is 550 BC. Remember that “Before Christ” we go down, right? Daniel chapter 9 is taking place in 538 BC. Babylon had just fallen the year before. Now, Daniel knew that there was a prophecy that God had given that the captivity of Israel in Babylon was going to last 70 years. He knew that. In fact, let’s read that prophecy as we find it in 2 Chronicles 36:15-21, and I am going to read also the events that led up to the captivity of Israel. And this is a long passage but I am going to read it because it is important.

It says here, “ And the Lord God of their fathers…” that is of Israel, “… sent warnings to them by His messengers, rising up early and sending them, because He had compassion on His people and on His dwelling place. But they mocked the messengers of God, despised His words, and scoffed at His prophets, until the wrath of the Lord arose against His people, till there was no remedy. Therefore He brought against them the king of the Chaldeans…” who was Nebuchadnezzar, “… who killed their young men with the sword in the house of their sanctuary, and had no compassion on young man or virgin, on the aged or the weak; He gave them all into his hand. And all the articles from the house of God, great and small, the treasures of the house of the Lord, and the treasures of the king and of his leaders, all these he took to Babylon. Then they burned the house of God, broke down the wall of Jerusalem, burned all its palaces with fire, and destroyed all its precious possessions…” Verse 20, “…And those who escaped from the sword he carried away to Babylon, where they became servants to him and his sons until…” when? “… until the rule of the kingdom of Persia…” now notice, “… to fulfill the word of the Lord by the mouth of Jeremiah, until the land had enjoyed her Sabbaths. As long as she lay desolate she kept Sabbath, to fulfill…” how long? “… to fulfill seventy years.”

So how long was Israel going to remain in captivity in Babylon? According to Jeremiah they were going to be there 70 years.

Nah, marilah kita melompat ke tahun 538. Ini adalah tanggal untuk Daniel pasal 9, oke? Daniel 8 adalah tahun 550 BC. Ingat bahwa “sebelum Masehi” [= BC] tahunnya menjadi semakin kecil, benar? Daniel pasal 9 terjadi di tahun 538 BC. Babilon baru saja jatuh setahun sebelumnya. Nah, Daniel tahu bahwa ada suatu nubuatan dari Tuhan bahwa penawanan bangsa Israel di Babilon akan berlangsung 70 tahun. Daniel mengetahuinya. Sebaiknya marilah kita baca nubuatan itu seperti yang tercantum di 2 Tawarikh 36:15-21, dan saya juga akan membacakan kejadian-kejadian yang mengakibatkan bangsa Israel ditawan ini. Ini adalah teks yang panjang, tetapi saya akan membacakannya karena penting.

Dikatakan di sini,
Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka…” yaitu bangsa Israel, “… mengirimkan peringatan-peringatan kepada mereka melalui utusan-utusanNya, dengan tidak menunda-nunda waktu, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, memandang rendah segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Hingga murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sampai tidak bisa diredakan lagi. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan raja orang Kasdim…” yaitu Nebukadnezar, “… melawan mereka, yang membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, yang tua atau yang lemah; semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. Dan seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda yang berharga dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel. Lalu mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar semua puri dalam kota itu dengan api, dan memusnahkan semua harta benda yang mahal-mahal …” Ayat 20, “… Mereka yang luput dari pedang, diangkutnya ke Babel di mana mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai…” kapan? “… sampai kerajaan Persia berkuasa…” Sekarang,

perhatikan,
“… untuk menggenapi firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu telah menikmati tahun-tahun sabatnya. Selama tanah itu ditinggalkan terlantar, dia memelihara sabat, untuk menggenapi…”
berapa lama? “… untuk menggenapi tujuh puluh tahun.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi berapa lama Israel harus ditawan di Babilon? Menurut Yeremia, mereka akan berada di sana selama 70 tahun.

But now, listen, Daniel chapter 9 is taking place in 538 BC. Now, Daniel knew when the 70 year captivity began, it actually began in the year 605 BC, and Daniel knew from personal experience because Nebuchadnezzar took him and his three friends to Babylon in the year 605 BC. And so, if you go from 605 BC forward, for a period of 70 years, you’ll come to the year 536 BC, and Daniel 9 is taking place in 538, and Daniel doesn’t see anything happening. He’s saying, “God promised that in 70 years a decree was going to be given for us to go back to the land, to rebuild the city and rebuild the temple, rebuild the walls, here we are 538, two more years and the 70 years are over and I don’t see anything happening.” And so he is very, very concerned. And so Daniel decides to take another look at the prophecy of the 70 years of Jeremiah. Notice Daniel 9:1-2.

Sekarang, dengarkan. Daniel pasal 9 terjadi pada tahun 538 BC. Nah, Daniel tahu kapan dimulainya ke-70 tahun masa penawanan itu, yang sesungguhnya dimulai pada tahun 605 BC, dan Daniel mengetahuinya dari pengalaman pribadinya karena Nebukadnezar membawa dia dan ketiga temannya ke Babilon pada tahun 605 BC. Maka, jika kita hitung dari 605 BC ke depan selama 70 tahun, kita akan tiba pada tahun 536 BC, sedangkan Daniel pasal 9 terjadi pada tahun 538, dan Daniel tidak melihat tanda-tanda apa pun akan terjadi sesuatu. Daniel berkata, “Tuhan berjanji bahwa setelah 70 tahun akan keluar suatu perintah bagi kita untuk kembali ke tanah kita, untuk membangun kembali kotanya, dan Bait Sucinya, dan dinding-dindingnya. Sekarang sudah tahun 538, dua tahun lagi maka berakhirlah masa 70 tahun itu, tapi saya tidak melihat apa-apa terjadi.” Maka Daniel amat sangat khawatir. Maka dia memutuskan untuk mempelajari lagi nubuatan 70 tahun yang ditulis Yeremia. Perhatikan Daniel 9:1-2.

In the first year of Darius the son of Ahasuerus, of the lineage of the Medes, who was made king over the realm of the Chaldeans— in the first year of his reign I, Daniel, understood by the books the number of the years specified by the word of the Lord through Jeremiah the prophet, that He would accomplish seventy years in the desolations of Jerusalem.”

So what was Daniel studying as Daniel chapter 9 begins? He was studying the prophecy of the 70 year captivity, because the 70 year captivity is about to end. Now, it appears that Daniel was not able to reconcile the 70 year prophecy of Jeremiah with the prophecy of the 2300 days ~ which by the day are years, applying the day/year principle.

In other words, Daniel says, God had said that our Sanctuary and our city would be desolate and trampled upon for 70 years but now I remember that 11 years ago God said that the Sanctuary would be trampled and the city would be trampled for 2300 years.” So Daniel is trying to figure out how to reconcile the 70 year prophecy with the 2300 day or year prophecy. And suddenly a thought comes to the mind of Daniel.

“Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, menjadi paham dari kumpulan Kitab, yakni jumlah tahun yang disebutkan firman TUHAN kepada nabi Yeremia, bahwa Dia akan menggenapi penelantaran Yerusalem selama tujuh puluh tahun.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apa yang sedang dipelajari Daniel pada pembukaan Daniel pasal 9? Dia sedang mempelajari nubuatan tentang penawanan 70 tahun, karena masa 70 tahun itu menjelang berakhir. Sekarang, tampaknya Daniel tidak mampu menghubungkan nubuatan 70 tahun dari Yeremia ini dengan nubuatan 2300 hari ~ di mana hari berarti tahun, dengan memberlakukan rumus 1 hari nubuatan = 1 tahun.

Dengan kata lain, Daniel berkata, “Menurut Tuhan, Bait Suci kami dan kota kami akan dihancurkan dan diinjak-injak selama 70 tahun, tetapi sekarang saya ingat 11 tahun yang lalu, Tuhan berkata bahwa Bait Suci itu akan diinjak-injak dan kota itu akan diinjak-injak selama 2300 tahun.” Maka Daniel mencoba mencari jawabannya bagaimana menghubungkan nubuatan 70 tahun itu dengan nubuatan 2300 hari atau 2300 tahun itu. Dan tiba-tiba suatu pikiran muncul di kepala Daniel.


Daniel says to himself, “Is it perhaps possible that God has decided because of the rebellion of His people, because they have been so disobedient to Him, that God has decided not to fulfill His word and end the captivity after 70 years, but He has decided to extend it for 2300 years?” Are you understanding the problem that Daniel has? “Is it just possible?”

And so, Daniel now raises to God one of the most beautiful intercessory prayers that we find in all of the Bible. Daniel 9:4-11, and I am going to read these verses because we need to catch the context of what we are looking at. Daniel 9:4 and we are going to go through verse 11, the first part of the verse.

Daniel bicara sendiri, “Mungkinkah karena pemberontakan umatNya, karena umatNya sudah begitu tidak patuhnya kepadaNya, Tuhan telah memutuskan untuk tidak menepati janjiNya mengakhiri pengasingan itu setelah 70 tahun, tetapi Tuhan memutuskan untuk memperpanjangnya menjadi 2300 tahun?” Apakah kalian mengerti masalah yang dihadapi Daniel? “Apakah mungkin begitu?”

Maka sekarang Daniel memanjatkan kepada Tuhan salah satu doa syafaat yang terindah yang bisa ditemui di dalam Alkitab. Daniel 9:4-11, dan saya akan membacakan ayat-ayatnya karena kita perlu bisa menangkap konteks dari apa yang sedang kita hadapi. Daniel 9:4 dan kita akan membacanya hingga ayat 11 bagian pertama.


This is where Daniel confesses his sin and the sin of his people, because he says, “God says that for 70 years the city and the Sanctuary is going to be trampled upon, but then He says, 2300 years and then the Sanctuary is going to be cleansed. And it’s going to be trampled upon. How do I understand the relationship between these two time periods?” And so he confesses his sin and that of his people. Notice Dan 9:4: “ And I prayed to the Lord my God, and made confession, and said, ‘O Lord, great and awesome God, who keeps His covenant and mercy with those who love Him, and with those who keep His commandments, we have sinned…” notice he is confessing, “… we have sinned and committed iniquity, we have done wickedly and rebelled, even by departing from Your precepts and Your judgments. Neither have we heeded Your servants the prophets, who spoke in Your name to our kings and our princes, to our fathers and all the people of the land. O Lord, righteousness belongs to You, but to us shame of face, as it is this day—to the men of Judah, to the inhabitants of Jerusalem and all Israel, those near and those far off in all the countries to which You have driven them, because of the unfaithfulness which they have committed against You. O Lord, to us belongs shame of face, to our kings, our princes, and our fathers, because we have sinned against You. To the Lord our God belong mercy and forgiveness, though we have rebelled against Him. We have not obeyed the voice of the Lord our God, to walk in His laws, which He set before us by His servants the prophets. Yes, all Israel has transgressed Your law, and has departed so as not to obey Your voice…” What is Daniel doing? He is confessing his sin and the sin of his people with no excuses, no “if’s”, “but’s” or “maybe’s”. He is saying “We have sinned against You and we confess our sin.”

Di sinilah Daniel mengakui dosanya dan dosa bangsanya, karena dia berkata, “Tuhan berkata bahwa kota dan Bait Suci akan diinjak-injak selama 70 tahun, tetapi kemudian Tuhan berkata Bait Suci akan disucikan setelah 2300 tahun. Dan Bait Suci itu akan diinjak-injak. Bagaimana aku bisa mengerti kaitan antara kedua periode waktu itu?” Maka dia mengakui dosanya dan dosa bangsanya. Perhatikan Daniel 9:4 “Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: ‘Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia dengan mereka yang mengasihi Dia, serta dengan mereka yang melakukan perintah-perintahNya! Kami telah berbuat dosa…” perhatikan Daniel mengakui dosanya, “… kami telah berbuat dosa dan melakukan kejahatan, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, yaitu dengan menyimpang dari perintah-perintah dan ketentuan-ketentuan-Mu. Kami juga tidak mendengarkan hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami dan pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, kebenaran adalah milikMu, tetapi malulah bagian kami, seperti pada hari ini, bagi orang-orang Yehuda, bagi penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di negeri mana pun Engkau telah mengusir mereka, oleh karena ketidaksetiaan yang telah mereka lakukan terhadap Engkau. O, Tuhan, bagi kamilah rasa malu itu, bagi raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapak-bapak kami, karena kami telah berdosa terhadapMu. Kasih karunia dan pengampunan adalah milik Tuhan Allah kami, walaupun kami telah memberontak terhadapNya, kami sudah tidak mematuhi suara Tuhan Allah kami, yang menyuruh agar kami mau berjalan di dalam HukumNya, yang diberikanNya kepada kami oleh hamba-hambaNya para nabi. Ya, seluruh Israel telah melanggar HukumMu, dan telah menyimpang dengan tidak mematuhi suaraMu…” [NKJV yang diindonesiakan].

Apa yang dilakukan Daniel? Dia mengakui dosanya dan dosa bangsanya tanpa mengemukakan alasan, tanpa “seandainya”, “tetapi” atau “mungkin”. Dia berkata, “Kami telah berbuat dosa terhadapMu, dan kami mengakui dosa kami.”

And then in Daniel 9:11 the last half of the verse through verse 14, Daniel describes the results of the disobedience of Israel. What is the fruit of their disobedience. Notice what he continues saying, “… therefore…” that is, because we have rebeled, because we have not obeyed the voice of the Lord, “… therefore the curse and the oath written in the Law of Moses the servant of God…” this is Deuteronomy 28, you need to write there, because that’s where the covenant curses are described, “…therefore the curse and the oath written in the Law of Moses the servant of God have been poured out on us, because we have sinned against Him. And He has confirmed His words, which He spoke against us and against our judges who judged us, by bringing upon us a great disaster; for under the whole heaven such has never been done as what has been done to Jerusalem. As it is written in the Law of Moses, all this disaster has come upon us; yet we have not made our prayer before the Lord our God, that we might turn from our iniquities and understand Your truth. Therefore the Lord has kept the disaster in mind, and brought it upon us; for the Lord our God is righteous in all the works which He does, though we have not obeyed His voice.” So notice now he is talking about the results or fruits of the disobedience of Israel, disaster has come upon Israel, the curse has fallen upon them.

Lalu di Daniel 9:11 bagian akhirnya hingga ayat 14, Daniel menggambarkan akibat dari ketidakpatuhan Israel. Apa buah dari ketidakpatuhan mereka. Perhatikan apa yang dikatakannya selanjutnya, “… Sebab itu…” maksudnya, oleh karena kami telah memberontak, karena kami sudah tidak mematuhi suara Tuhan, “… sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa…” ini ada di Kitab Ulangan 28, perlu kalian catat, karena di sanalah kutukan perjanjian itu tertulis. “…sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia. Dan Dia telah meneguhkan kata-kataNya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap hakim-hakim yang telah mengadili kami, yakni dengan mendatangkan ke atas kami malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah seluruh langit, seperti yang terjadi pada Yerusalem. Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, semua malapetaka ini telah menimpa kami, namun demikian kami tidak memohon kepada TUHAN, Allah kami, agar kami boleh berbalik dari segala dosa kami dan memahami kebenaranMu. Sebab itu TUHAN mengingat malapetaka itu, dan mendatangkannya kepada kami; karena TUHAN, Allah kami, adalah benar dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, walaupun kami tidak mendengarkan suara-Nya.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi perhatikan, sekarang Daniel berbicara mengenai akibat atau buah-buah ketidakpatuhan Israel, malapetaka pun jatuh pada mereka, kutukan jatuh pada mereka.

And then in chapter 9, verses 15 through 19, Daniel now intercedes for his people. So you have, first of all confession, secondly you have what? The results of the rebellion, and in the third place now Daniel intercedes before the Lord, he is going to say, “Lord, please have mercy.” Let’s read Daniel 9 beginning with verse 15.

“And now, O Lord our God, who brought Your people out of the land of Egypt with a mighty hand, and made Yourself a name, as it is this day—we have sinned, we have done wickedly! O Lord, according to all Your righteousness, I pray, let Your anger and Your fury be turned away from Your city Jerusalem, Your holy mountain; because for our sins, and for the iniquities of our fathers, Jerusalem and Your people are a reproach to all those around us. Now therefore, our God, hear the prayer of Your servant, and his supplications, and for the Lord’s sake cause Your face to shine on Your sanctuary, which is desolate…”

Do you notice that he is praying for the city, he is praying for the Sanctuary and he is praying for the people, are those the same issues addressed in Daniel chapter 8? Absolutely. During the 2300 days the Sanctuary would be trampled upon, God’s people would be trampled upon, and the Prince of the hosts would be trampled upon. So now, he is bringing into view all of these issues of Daniel chapter 8 because he does not understand how the 70 years relate to the 2300 days.

Verse 18, “… ‘ O my God, incline Your ear and hear; open Your eyes and see our desolations, and the city which is called by Your name; for we do not present our supplications before You because of our righteous deeds, but because of Your great…” what? “… of your great mercies…” So he has confessed his sins and the sins of Israel. He has spoken about the results of the sin and now he is interceding before the Lord to pour out His mercy upon His people, and then we come to verse 19.

Lalu di pasal 9 ayat 15 hingga 19, sekarang Daniel memohon kemurahan untuk bangsanya. Jadi kita dapati, pertama-tama pengakuan dosa; kedua apa? Akibat dari pemberontakan; dan ketiga sekarang Daniel memohon di hadapan Tuhan, dia akan berkata, “Tuhan, berilah belas kasihan.” Mari kita baca Daniel 9, mulai dengan ayat 15.

Dan kini, ya Tuhan, Allah kami, yang telah membawa umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini ~ kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik. Ya, Tuhan, sesuai kebenaran-Mu, aku mohon, kiranya murka dan amarah-Mu dialihkan dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kekejian nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi kehinaan bagi semua orang yang di sekeliling kami. Oleh sebab itu, ya Allah kami, dengarkanlah doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan demi Tuhan sendiri arahkanlah cahaya wajahMu ke tempat kudus-Mu, yang terlantar…” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah kalian melihat bahwa Daniel sedang mendoakan kotanya, dia mendoakan Bait Sucinya, dan dia mendoakan bangsanya, apakah ini adalah isu-isu yang sama yang ada di Daniel pasal 8? Tentu saja. Selama ke-2300 hari, Bait Suci itu akan diinjak-injak, umat Allah akan diinjak-injak, dan Panglima bala tentara akan diinjak-injak. Maka sekarang Daniel menyebut lagi semua isu dari Daniel pasal 8 karena dia tidak memahami bagaimana ke-70 tahun itu terkait kepada ke-2300 hari.

Ayat 18,
“… ‘Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah keterlantaran kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan perbuatan baik kami, tetapi berdasarkan…” apa? “… kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah…” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi Daniel telah mengakui dosanya, dan dosa Israel. Dia telah menyebutkan akibat dari dosa-dosa itu, dan sekarang dia memohon di hadapan Tuhan untuk mencurahkan belas kasihanNya kepada umatNya, dan sekarang kami tiba di ayat 19.

This is a very important verse, because it tells us what Daniel was worried about. Verse 19. There is a very important little word that is used here. This is the climax of his prayer, it is the last verse that has to do with his prayer. Notice, “… ‘ O Lord, hear! O Lord, forgive! O Lord, listen and act!...” And now, notice, “… Do not…” what? What is Daniel’s concern? That God is going to what? Delay His fulfillment of the prophecy of the 70 years. He says, “… Do not delay for Your own sake, my God, for Your city and Your people are called by Your name.” That word “delay” is translated in the Old Testament “defer”, “to tarry”, or “to delay.” Daniel is saying, “Lord, do not delay the fulfillment of the prophecy of the 70 years. I know that Your people have been sinners, but Lord, please forgive, and please don’t extend this period to 2300 years.” That is Daniel’s concern. And so then, Daniel ends his prayer.

Ini adalah ayat yang sangat penting, karena memberitahukan kita apa yang dikhawatirkan Daniel. Ayat 19. Ada suatu kata pendek yang sangat penting yang dipakai di sini. Ini adalah klimaks dari doa Daniel, ayat yang terakhir sehubungan dengan doanya. Perhatikan, “Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah…” dan sekarang, perhatikan, “… Jangan…” apa? Apa yang dikhawatirkan Daniel? Bahwa Tuhan akan berbuat apa? Menunda penggenapan nubuatan 70 tahun itu. Daniel berkata, “… Jangan bertangguh [= jangan menangguh-kan/jangan menunda], demi DiriMu sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!" Kata “bertangguh” itu diterjemahkan dalam Perjanjian Lama sebagai “mengalihkan”, “menunggu” atau “menunda”. Daniel berkata, “Tuhan, jangan menunda penggenapan nubuatan 70 tahun itu. Aku tahu umatMu adalah orang-orang berdosa, tetapi Tuhan, ampunilah, dan tolong jangan memperpanjang masa ini hingga 2300 tahun.” Itulah kekhawatiran Daniel. Maka, dengan itu, Daniel mengakhiri doanya.

And when Daniel ends his prayer, Gabriel is sent to Daniel with the answer to his prayer. Now, before we study the answer to Daniel’s prayer, I’d like to ask this question: Is there any vision so far in Daniel chapter 9? Is there any vision? Is there any appearance of heavenly beings speaking in Daniel 9:1-19? None whatsoever. There is no vision, there is no heavenly being speaking. What do we have in the first part of Daniel 9? We have only a what? Only a prayer. That’s an important detail.

Dan ketika Daniel mengakhiri doanya, Gabriel dikirim kepadanya dengan jawaban kepada doanya. Nah, sebelum kita mempelajari jawaban kepada doa Daniel, saya ingin bertanya: Apakah di dalam Daniel pasal 9 sampai sejauh ini ada penglihatan? Apakah ada penglihatan apa pun? Apakah ada penampakan makhluk-makhluk surgawi yang berbicara di dalam Daniel pasal 9:1-19? Sama sekali tidak ada. Tidak ada penglihatan, tidak ada makhluk surgawi yang berbicara. Apa yang ada di bagian pertama Daniel pasal 9? Hanya ada apa? Hanya ada doa. Ini adalah detail yang penting.

Now, go with me to Daniel 9:20 where Daniel’s prayer is going to be answered. Here it says, “Now while I was speaking…” Daniel is still talking here, “… praying, and confessing my sin and the sin of my people Israel, and presenting my supplication before the Lord my God…” now, notice what he is praying for, for what? “… for the holy mountain…” what was on the holy mountain? On Mt. Zion was the temple of Jerusalem, okay? And so he says, “…Now while I was speaking, praying, and confessing my sin and the sin of my people Israel, and presenting my supplication before the Lord my God for the holy mountain of my God, yes, while I was speaking in prayer…” now listen carefully, “… the man Gabriel…” who was the one that appeared to Daniel in chapter 8? Gabriel. Is it the same angel? Absolutely. It says, “… the man Gabriel whom I had seen in the vision…” that word “vision” is the word חזון [châzôn khaw-zone'] the very word that is used in Daniel chapter 9, to refer to the vision of the ram, the he-goat, the notable horn, the four horns, the Little Horn, etc. So he says here, “…while I was speaking in prayer, the man Gabriel whom I had seen in the vision…” or the חזון [châzôn khaw-zone'], “… at the beginning…” which vision at the beginning? Any vision in Daniel 9? No, so what vision must that be? It must be, that he is coming back to explain the vision from what? Daniel 8. Because the same word is used, the word חזון [châzôn khaw-zone'], so it’s the same angel, and he says that “I had seen him in the vision at the beginning.” A direct reference to the previous chapter.

It continues saying, verse 21, “…while I was speaking in prayer, the man Gabriel, whom I had seen in the vision at the beginning, being caused to fly swiftly, reached me about the time of the evening offering. And he informed me, and talked with me, and said, ‘O Daniel, I have now come forth to give you skill to understand…” to understand what? Is there anything that needed to be understood in verses 1-19? No, there is no new vision, there is no new dream. What does Daniel need to understand? Does he need to understand the ram? No. Does he need to understand the goat? No. Does he need to understand the notable horn? No. Does he need to understand the four horns? No. Does he need to understand the Little Horn in its geographical and religious extension? Absolutely not. That has already been what? Explained in chapter 8. What is the part that he did not understand? The 2300 day prophecy.

Sekarang, mari bersama saya ke Daniel 9:20 di mana doa Daniel akan dijawab. Dikatakan di sini, “Sementara aku berbicara…” Daniel masih berbicara di sini, “… dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku…” sekarang perhatikan apa yang didoakannya, untuk apa? “…bagi gunung kudus Allahku…” di gunung kudus ada apa? Di atas Bukit Zion-lah Bait Suci Yerusalem, oke? Maka dia berkata, “Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku, sementara aku berbicara dalam doa…” sekarang dengarkan dengan seksama, “… Gabriel…” Siapa yang datang ke Daniel di pasal 8? Gabriel. Apakah itu malaikat yang sama? Tentu saja. Dikatakan, “… Gabriel yang telah kulihat dalam penglihatan…” kata “penglihatan” di sini adalah kata חזון [châzôn khaw-zone'], kata yang sama yang dipakai di Daniel pasal 9 untuk mengacu kepada penglihatan tentang domba jantan, kambing jantan, tanduk yang besar, keempat tanduk, Tanduk Kecil, dll. Maka dia berkata di sini, “…sementara aku berbicara dalam doa, Gabriel yang telah kulihat dalam penglihatan…” atau kata חזון [châzôn khaw-zone'], “…pada awalnya…” Penglihatan yang mana pada awalnya itu? Apakah di Daniel pasal 9 ada penglihatan? Tidak. Jadi seharusnya penglihatan yang mana? Pastilah Gabriel kembali untuk menjelaskan penglihatan dari mana? Daniel pasal 8. Karena kata yang sama yang dipakai, yaitu kata חזון [châzôn khaw-zone']. Jadi malaikatnya sama, dan Daniel berkata bahwa dia “telah kulihat dalam penglihatan pada awalnya.”, keterangan yang langsung menunjuk kepada pasal sebelumnya.

Dikatakan lebih lanjut, ayat 21,
“… sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat Gabriel, yang telah kulihat dalam penglihatan pada awalnya, tiba padaku sekitar waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku, dan berkata: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti….” Untuk mengerti apa? Apakah ada yang perlu dimengerti di ayat 1-19? Tidak, di sana tidak ada penglihatan baru, tidak ada mimpi baru. Apa yang harus dimengerti Daniel? Apakah dia harus mengerti tentang domba jantan itu? Bukan. Apakah dia perlu mengerti tentang kambing jantan? Bukan. Apakah dia perlu mengerti tentang tanduk yang besar? Bukan. Apakah dia perlu mengerti tentang keempat tanduk? Bukan. Apakah dia perlu mengerti tentang Tanduk Kecil dalam perkembangannya secara geografikal dan kerohanian? Sama sekali bukan. Itu sudah diapakan? Sudah dijelaskan di pasal 8. Bagian mana yang tidak dimengerti Daniel? Tentang nubuatan 2300 hari.

Now, notice what it continues saying in verse 22, . “… And he informed me, and talked with me, and said, ‘O Daniel, I have now come forth to give you skill to understand…” Interesting. And it continues saying, verse 23, “… At the beginning of your supplications the command went out…” that was God giving Gabriel the command, “… and I have come to…” what? “…I have come tell you, for you are greatly beloved; therefore…” now, listen carefully, “… therefore consider the matter, and understand
מראה
[mar'eh mar-eh'].” What is the part that Daniel has not understood? Did he understand the חזון [châzôn khaw-zone']? Yes. What is the part that he did not understand? The מראה [mar'eh mar-eh']. And so it says here, “… therefore consider the matter, and understand the vision…” understand theמראה [mar'eh mar-eh'].

Sekarang, perhatikan apa yang dikatakannya di ayat 22, “Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku dan berkata: ‘Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.’…” Menarik. Dan dikatakan selanjutnya, ayat 23, “… Ketika engkau mulai menyampaikan permohonanmu, keluarlah suatu firman…” ini adalah Tuhan memberikan perintahNya kepada Gabriel, “… maka aku datang untuk…” apa? “… aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi…” sekarang dengarkan baik-baik, “… renungkanlah hal itu dan pahamilah מראה [mar'eh mar-eh'] –nya.” Bagian yang mana yang tidak dimengerti Daniel? Apakah dia mengerti חזון [châzôn khaw-zone']-nya? Ya. Bagian mana yang tidak dimengerti oleh-nya? Bagian מראה [mar'eh mar-eh']-nya. Jadi, dikatakan di sini, “…Jadi renungkanlah hal itu, dan pahamilah penglihatan itu…” pahamilah מראה [mar'eh mar-eh']-nya.

Now, what I want you to do is take out that sheet that we distributed, and I am going to go through a summary of the whole thing chapter 8 and chapter 9 so you have this crystal clear, in your minds.

We’ll go first of all to Daniel 8:15. After Gabriel has given this vision to Daniel, I want you to notice how Daniel reacts. Daniel 8:15 “Then it happened, when I, Daniel, had seen the vision…” that is the word חזון [châzôn khaw-zone'], “… and was seeking the…” what? “… meaning…” Did Daniel understand the חזון [châzôn khaw-zone']? Not before the interpretation. Because the interpretation in verse 15 has not been given yet. And so it says, “…that suddenly there stood before me one having the appearance of a…” what? “… of a man.” By the way that is Gabriel.

Nah, sekarang silakan kalian mengeluarkan lembaran yang telah kami bagikan, dan saya akan mengulang ringkasan keseluruhan pasal 8 dan pasal 9, agar kalian mendapatkan pemahaman yang jelas.

Pertama kita ke Daniel 8:15. Setelah Gabriel memberikan penglihatan kepada Daniel, saya mau kalian perhatikan bagaimana reaksi Daniel. Daniel 8:15
Lalu terjadilah, sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu…” kata yang dipakai di sini adalah חזון [châzôn khaw-zone'] “… dan berusaha…” apa? “… memahaminya…” Apakah Daniel memahami חזון [châzôn khaw-zone'] itu? Tidak, sebelum penjelasannya diberikan. Karena interpretasinya di ayat 15 masih belum diberikan pada waktu itu. Maka dikatakan, “… maka tiba-tiba seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti…” apa? “… seperti seorang laki-laki…” Itu adalah Gabriel.

Now, let’s go on to verse 16 and 17. Gabriel is commanded to explain this to Daniel. Notice verse 16, “And I heard a man’s voice between the banks of the Ulai, who called, and said, ‘Gabriel, make this man understand the vision.’…” Now, that word “vision” is the word מראה [mar'eh mar-eh']. Why would it say, “make this man understand the מראה [mar'eh mar-eh']”? Well, that’s the focus that needs to be explained. But what does Gabriel have to do in order to be able to explain the מראה [mar'eh mar-eh']? He has to explain what? He has to explain the חזון [châzôn khaw-zone'] everything that comes before that leads up to the מראה [mar'eh mar-eh']. Are you understanding me or not? And so, what is the part that God commands Gabriel to explain to Daniel? He says, “Explain the מראה [mar'eh mar-eh'].” But in order to explain the מראה [mar'eh mar-eh'], he first of all has to explain what? The חזון [châzôn khaw-zone'], because the מראה [mar'eh mar-eh'] is the culmination of the חזון [châzôn khaw-zone'].

And so it says, “…And I heard a man’s voice between the banks of the Ulai, who called, and said, ‘Gabriel, make this man understand the מראה [mar'eh mar-eh'].’ So he came near where I stood, and when he came I was afraid and fell on my face; but he said to me, ‘Understand, son of man, that the vision refers to the time of the end.’”

Nah, marilah ke ayat 16 dan 17. Gabriel diberi perintah untuk menjelaskan ini kepada Daniel. Perhatikan ayat 16. “… dan aku mendengar suara seorang manusia dari antara tepi sungai Ulai itu memanggil, dan berkata, ‘Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!’…" [NKJV yang diindonesiakan]. Nah, kata “penglihatan” ini adalah מראה [mar'eh mar-eh']. Mengapa dikatakan, “buatlah orang ini memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu…”? Karena itulah fokus yang harus dijelaskan. Tetapi apa yang harus dilakukan Gabriel supaya dia bisa menjelaskan מראה [mar'eh mar-eh'] itu? Dia harus menjelaskan apa? Dia harus menjelaskan חזון [châzôn khaw-zone']-nya dulu. Semua yang ada sebelum itu, yang menuju kepada מראה [mar'eh mar-eh']-nya. Apakah kalian memahami saya atau tidak? Jadi, bagian yang mana yang Tuhan perintahkan Gabriel menjelaskan ke Daniel? Dia berkata, “Jelaskan מראה [mar'eh mar-eh'] itu.” Tetapi agar bisa menjelaskan מראה [mar'eh mar-eh']-nya, lebih dulu Gabriel harus menjelaskan apa? חזון [châzôn khaw-zone']-nya karena מראה [mar'eh mar-eh'] itu adalah kulminasi dari yang חזון [châzôn khaw-zone'].

Maka dikatakan, “…
dan aku mendengar suara seorang manusia dari antara tepi sungai Ulai itu memanggil, dan berkata, ‘Gabriel, buatlah orang ini memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu! Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, takutlah aku dan jatuh tertelungkup, tetapi ia berkata kepadaku: ‘Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!’…"

And then what did Gabriel do? Gabriel begins explaining what? The חזון [châzôn khaw-zone']. He explains the ram, the he-goat, the notable horn, the four horns, the Little Horn in its political extensions, the Little Horn in its religious extensions, how he tramples on the hosts and how he also attacks the ministry of the Prince of the hosts, and then what does he want to explain? He wants to explain the מראה [mar'eh mar-eh']. But what happened with Daniel? Daniel got sick.

Lalu apa yang dilakukan Gabriel? Gabriel mulai menjelaskan apa? Menjelaskan חזון [châzôn khaw-zone']-nya. Dia menjelaskan domba jantan, kambing jantan, tanduk yang besar, keempat tanduk, Tanduk Kecil dengan ekspansi politiknya, Tanduk Kecil dengan ekspansi agamanya, bagaimana si Tanduk Kecil menginjak-injak bala tentara [umat] Tuhan, dan bagaimana dia juga menyerang pelayanan Panglima bala tentara, lalu dia mau menjelaskan apa lagi? Dia mau menjelaskan tentang מראה [mar'eh mar-eh']-nya. Tetapi apa yang terjadi pada Daniel? Daniel jatuh sakit.

Let’s read Daniel 8:26-27, it says, “And the vision…” by the way that’s the word מראה [mar'eh mar-eh'], “… of the evenings and mornings…” now we know that the מראה [mar'eh mar-eh'] refers to the evenings and mornings, right? The 2300 day prophecy. “And the מראה [mar'eh mar-eh'] which is “… of the evenings and mornings, which was told is true; therefore seal up the vision, for it refers to many days in the future.’ And I, Daniel…” what happened to him? You can understand the confusion. 70 years, now God says 2300 years, Daniel is puzzled, he says, “I don’t get this”. So it says, “And I, Daniel fainted and was sick for days; afterward I arose and went about the king’s business. I was astonished by the vision…” that is by the מראה [mar'eh mar-eh'] “… but no one..” what? “… understood it.” Interesting.

Marilah membaca Daniel 8:26-27, dikatakan, “’Ada pun penglihatan… “ ketahuilah ini adalah kata מראה [mar'eh mar-eh'], “… tentang petang dan pagi itu…” sekarang kita tahu bahwa מראה [mar'eh mar-eh'] mengacu kepada petang dan pagi, benar? Kepada nubuatan 2300 hari. “’Ada pun מראה [mar'eh mar-eh'] tentang petang dan pagi itu, yang dikatakan itu benar. Oleh karena itu, meteraikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang masih jauh.’ Maka aku, Daniel…” apa yang terjadi padanya? Kita bisa memahami kebingungannya: 70 tahun, sekarang Tuhan berkata 2300 tahun. Daniel kebingungan, dia berkata, “Aku tidak paham ini.” Jadi dikatakan, “…. Maka aku, Daniel pingsan, dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang oleh penglihatan…” ini adalah מראה [mar'eh mar-eh'] “… itu, tetapi tidak ada yang memahaminya.” Menarik.

Had the חזון [châzôn khaw-zone'] already been explained? Yes. So what is the part that he doesn’t understand? The part concerning the evenings and mornings, it says so here. “And the vision…” or the מראה [mar'eh mar-eh'] “… of the evenings and mornings, which was told is true; therefore seal up the vision, for it refers to many days in the future.’ And I, Daniel fainted and was sick for days; afterward I arose and went about the king’s business. I was astonished by the מראה [mar'eh mar-eh'] “… but no one understood it.”

Apakah חזון [châzôn khaw-zone']-nya sudah dijelaskan? Ya. Kalau begitu bagian mana yang tidak dimengerti Daniel? Bagian mengenai petang dan pagi, dikatakan demikian di di sini. “’Ada pun penglihatan…” atau מראה [mar'eh mar-eh'] “… tentang petang dan pagi itu, yang dikatakan itu benar. Oleh karena itu, meteraikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang masih jauh.’ Maka aku, Daniel, pingsan dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang oleh מראה [mar'eh mar-eh'] itu, tetapi tidak ada yang memahaminya.”

Let me ask you, has Gabriel completed his mission? No, because God had told Gabriel, “Explain to Daniel the…” what? “… the מראה [mar'eh mar-eh'].” What is the only thing that Gabriel had explained? The חזון [châzôn khaw-zone']. So, did he need to complete his mission? He absolutely needed to complete his mission. And so, in Daniel 9:20-23 as we have studied, Gabriel what? He comes back. And he says, “Now, I’m going to explain…” what? “I’m going to explain the מראה [mar'eh mar-eh'].” And he gives the prophecy of the 70 weeks. And after he gives the prophecy of the 70 weeks, notice Daniel 10:1, the first verse after the prophecy of the 70 weeks, it says, “In the third year of Cyrus king of Persia…” which is around the year 536 BC “… a message was revealed to Daniel, whose name was called Belteshazzar. The message was true, but the appointed time was long…” and notice, “… and he understood the message, and had understanding of the מראה [mar'eh mar-eh'].

Coba saya tanya, apakah Gabriel sudah menyelesaikan tugasnya? Belum, karena Tuhan memerintahkan Gabriel, “Jelaskan מראה [mar'eh mar-eh'] itu kepada Daniel.” Apa satu-satunya hal yang sudah dijelaskan Gabriel? חזון [châzôn khaw-zone']-nya. Jadi, apakah Gabriel harus menyelesaikan tugasnya? Tentu saja dia harus menyelesaikan tugasnya. Maka di Daniel 9:20-23 yang baru kita pelajari, Gabriel berbuat apa? Dia kembali. Dan dia berkata, “Sekarang saya akan menjelaskan…” apa? “Saya akan menjelaskan מראה [mar'eh mar-eh'] itu.” Dan dia menyodorkan nubuatan tentang ke-70 minggu. Dan setelah dia menyodorkan nubuatan 70 minggu, perhatikan Daniel 10:1, ayat pertama setelah nubuatan 70 minggu itu, dikatakan, Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia…” yaitu sekitar tahun 536 BC, “… suatu pesan diungkapkan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar. Pesan itu benar tetapi waktu yang ditentukan oleh nubuatan itu masih lama dan dia [Daniel] memahami pesan itu, dan memahami penglihatan itu.” [NKJV yang diindonesiakan].

Did Daniel now understand the מראה [mar'eh mar-eh']? Is there something in the prophecy of the 70 weeks that is useful in explaining the 2300 days? Do you see the connection or not? Did the 70 weeks prophecy help Daniel understand the מראה [mar'eh mar-eh'] that has to do with the 2300 days? Absolutely. Because you noticed that before the prophecy of the 70 weeks, Daniel said, “I don’t understand.” Gabriel said, “I have come to give you understanding.” Gabriel gives the prophecy of the 70 weeks and after he gives the prophecy of the 70 weeks, Daniel says “I understand.” So, the 70 weeks explained the 2300 day prophecy. Are you understanding what I am saying? Very, very important.

Apakah sekarang Daniel memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu? Apakah ada sesuatu dalam nubuatan 70 minggu itu yang bermanfaat untuk menjelaskan ke-2300 hari? Apakah kalian melihat kaitannya atau tidak? Apakah nubuatan 70 minggu itu membantu Daniel untuk memahami מראה [mar'eh mar-eh'] yang berkaitan dengan ke-2300 hari? Tentu saja. Karena, kita lihat bahwa sebelum munculnya nubuatan 70 minggu itu, Daniel berkata, “Saya tidak mengerti.” Gabriel berkata, “Saya datang untuk memberikan pemahaman itu kepadamu.” Lalu Gabriel menyodorkan nubuatan tentang ke-70 minggu dan setelah dia memberikan nubuatan tentang ke-70 minggu itu, Daniel berkata, “Saya mengerti.” Jadi, ke-70 minggu itu menjelaskan tentang nubuatan 2300 hari. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Amat, sangat penting.

Now, let’s notice Daniel 9:23-24. “At the beginning of your supplications the command went out, and I have come to tell you, for you are greatly beloved; therefore consider the matter, and understand the vision…” understand the מראה [mar'eh mar-eh'].

What is Gabriel explaining to Daniel? The 70 weeks. So are the 70 weeks instrumental in explaining the 2300 days? There is no way you can get around it.

Now, notice what verse 24 says, “Seventy weeks are determined for your people and for your holy city…” and then there are six things “… to finish the transgression, to make an end of sins, to make reconciliation for iniquity, to bring in everlasting righteousness, to seal up…” a better translation would be “to bring to an end vision and prophecy, and to anoint the Most Holy.”

Nah, ayo perhatikan Daniel 9:23-24. “Ketika engkau mulai menyampaikan permohonanmu keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi renungkanlah hal itu, dan pahamilah penglihatan itu…” pahamilah מראה [mar'eh mar-eh'] itu.

Apa yang dijelaskan Gabriel kepada Daniel? Nubuatan 70 minggu. Jadi apakah nubuatan 70 minggu itu berperan dalam menjelaskan nubuatan 2300 hari? Ini tidak bisa dihindari.

Sekarang, perhatikan apa yang dikatakan ayat 24,
Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan bagi bangsamu dan bagi kotamu yang kudus…” lalu disebutkan enam hal, “… untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk membuat rekonsiliasi/memperbaiki hubungan yang rusak akibat dosa, untuk mendatangkan keadilan/kebenaran yang kekal, untuk mengakhiri penglihatan dan nubuat, dan untuk mengurapi yang maha kudus.” [NKJV yang diindonesiakan]

Six things that are going to happen during the period of the 70 week prophecy. Once again I need to underline this because this is so important. Does the prophecy of the 70 weeks have anything to do with understanding the prophecy of the 2300 days? Is there a connection and a link, yes or no? Absolutely, you can’t get out of it. Because very, very clearly, Daniel does not understand, Gabriel explains the 70 week prophecy, then Daniel says, “Now, I understand.”

Inilah enam hal yang akan terjadi selama periode nubuatan 70 minggu. Sekali lagi saya harus menggarisbawahi ini karena ini begitu penting. Apakah nubuatan 70 minggu ini ada kaitannya dengan memahami nubuatan 2300 hari? Apakah ada koneksinya dan hubungannya, ya atau tidak? Tentu saja. Kita tidak bisa menghindarinya. Karena, sangat jelas tadinya Daniel tidak mengerti, dan Gabriel menjelaskan tentang nubuatan 70 minggu, lalu Daniel berkata, “Sekarang, saya mengerti.”

Now, let me tell you something about that word “determined” that is used here. “Seventy weeks are determined for your people and for your holy city…” Now, that word “determined” this is the only time it appears in the Old Testament. It’s what theologians called “hapax legomenon” that word appears only once in the Hebrew Scripture. Now, it’s translated in different ways: “determined”, “marked out”, etc. But the basic meaning of the word חתך [châthak khaw-thak'] is actually “to cut off”, “to cut”. Even though it is not used in other places of the Old Testament, it is used in the Mishnah , you know what the Mishnah is? It’s a collection of Jewish traditions, and it’s very ancient. And the word חתך [châthak khaw-thak'] is used in the Mishnah. Let me explain how it’s used there because it does help to understand how the Jews use terms even though it doesn’t appear in the Bible, we know how they used these particular words. The word חתך [châthak khaw-thak'] is used for cutting parts off of an animal in the sacrificial service, it is used for cutting off the foreskin in circumcision, it’s used to cut the wick of a lamp, it’s used to cut ore out of a mountain, and it’s also used to cut or divide the Bible into two parts, a verse that you are studying divided into two parts. In other words, the basic meaning of the word חתך [châthak khaw-thak'] is to cut off.

Sekarang, saya mau memberitahukan sesuatu kepada kalian mengenai kata “ditetapkan” yang dipakai di sini. “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan bagi bangsamu dan bagi kotamu yang kudus…” Nah, kata “ditetapkan”ini adalah satu-satunya yang ada di kitab Perjanjian Lama [dalam bahasa Ibrani]. Para theolog menyebutnya “hapax legomenon” yaitu kata yang hanya muncul satu kali di dalam Kitab Suci bahasa Ibrani. Nah, ada beberapa terjemahan untuk kata ini: “ditentukan”, “ditandai” dll. Tetapi pengertian dasar kata חתך [châthak khaw-thak'] ini adalah “dipisahkan dari” atau “dipotong dari” Walaupun kata ini tidak dipakai di tempat lain dalam Kitab Perjanjian Lama, tetapi dia dipakai dalam Mishnah. Kalian tahu Mishnah itu apa? Itu adalah kumpulan tradisi Yahudi dan berasal dari zaman yang sangat kuno. Dan kata חתך [châthak khaw-thak'] ini dipakai di dalam Mishnah. Saya akan menjelaskan bagaimana kata ini dipakai di sana karena itu bisa membantu kita memahami cara orang Yahudi memakai istilah itu walaupun itu bukan tertulis di Alkitab, tapi kita bisa tahu bagaimana kata yang satu ini mereka pakai. Kata חתך [châthak khaw-thak'] ini dipakai dalam hal memotong bagian-bagian seekor hewan dalam upacara kurban. Juga dipakai dalam hal memotong kulit pada penyunatan. Dipakai juga dalam hal memotong sumbu lampu. Dipakai juga dalam hal memisahkan biji batu bara dari gunung, dan juga dipakai dalam hal memisahkan Alkitab dalam dua bagian, misalnya pada saat mempelajari suatu ayat, dan itu dibagi menjadi dua bagian. Dengan kata lain, pengertian dasar dari kata חתך [châthak khaw-thak'] adalah “memisahkan.”

Now, of course the big question is, when it says in Dan 9:24 “Seventy weeks are cut off for your people and for your holy city…” the question is, cut off from where? Let me ask you this, when something is cut off, must it be cut off from something? Absolutely. For example if you are going to cut off a branch of a tree, you would have to have a tree to cut the branch off? Of course. So the 70 weeks are cut off, where do you suppose the 70 weeks will be cut off from? They must be cut off from where? From the prophecy of the 2300 days. You see, the prophecy of the 2300 days is the longer portion of the prophecy, the 70 weeks as we are going to study in our next two lectures is the first portion that is cut off from the longer 2300 day period. Raise your hand if you are understanding what I am saying. That’s what the basic word means. It means “to cut off”. In other words, the 70 weeks are cut off from the longer prophecy of the 2300 days.

Nah, tentu saja pertanyaannya yang penting adalah, jika di Daniel 9:24 “Tujuh puluh kali tujuh masa telah dipisahkan/dipotong bagi bangsamu dan bagi kotamu yang kudus…” pertanyaannya adalah, dipisahkan/dipotong dari mana? Coba saya tanya, jika ada sesuatu yang dipisahkan, bukankah dia harus dipisahkan dari sesuatu? Tentu saja. Misalnya, jika kita akan memotong sebuah cabang dari pohon, harus ada pohonnya dari mana cabang itu akan dipotong, bukan? Tentu saja. Jadi, karena ke-70 minggu ini dipisahkan atau didpotong, kira-kira dipisahkan/dipotong dari mana? Mereka harus dipotong dari mana? Dari nubuatan 2300 hari. Ketahuilah, nubuatan 2300 hari itu adalah bagian yang lebih panjang, nubuatan 70 minggu yang akan kita pelajari dalam dua pelajaran berikut adalah bagian pertama yang dipisahkan/dipotong dari periode 2300 hari yang lebih panjang. Tolong angkat tangan kalian jika kalian sudah mengerti apa yang saya katakan. Itulah arti dasar dari kata tersebut. Maknanya adalah “memisahkan/memotong dari.” Dengan kata lain, ke-70 minggu ini dipisahkan/dipotong dari nubuatan 2300 hari yang lebih panjang.

Now, basically what I am saying is that in Daniel 9:2, Daniel is motivated to pray because of the desolation of Jerusalem, whereas later on in Daniel 9:25 Gabriel comes back and he says, “Listen, your prayer has been answered. Jerusalem will be restored after the 70 years. There will be a command to restore and to build Jerusalem at the end of the 70 weeks. The 70 weeks are the first portion of the 2300 year prophecy.”

Nah, pada dasarnya apa yang saya katakan adalah, di Daniel 9:2, Daniel termotivasi untuk berdoa karena kehancuran Yerusalem, sedangkan kemudian di Daniel 9:25, Gabriel kembali dan berkata, “Dengarkan, doamu sudah dijawab. Yerusalem akan dipulihkan setelah 70 tahun. Akan ada perintah untuk memulihkan dan membangun Yerusalem pada akhir 70 minggu itu. Ke-70 minggu adalah bagian pertama dari nubuatan 2300 tahun.”

Now, listen to what I am going to say, because it’s very, very important. 70 weeks is symbolic language, isn’t it? Because we are not talking about literal weeks are we? We are talking about symbolic weeks. In other words 70 weeks ~ and each week has how many days? Each week has 7 days. Are we talking about literal days or are we talking about symbolic days? We are talking about symbolic days. You have to apply the year/day principle. And by the way, I know very few scholars who would say that the 70 weeks are to be taken literally. Because they know that the 70 weeks are really weeks of years, even though the text does not say weeks of years, some translations translate “weeks of years” because they know that the 70 week prophecy is really a prophecy concerning 70 weeks of years.

Nah, dengarkan apa yang saya katakan, karena ini amat, sangat penting. 70 minggu adalah bahasa nubuatan, bukan? Karena kita tidak berbicara tentang mingguan harafiah, bukan? Kita berbicara mengenai mingguan simbolis. Dengan kata lain, 70 minggu ~ dan setiap minggu ada berapa hari? Setiap minggu ada 7 hari. Apakah kita berbicara mengenai hari-hari secara harafiah atau kita berbicara mengenai hari-hari simbolis? Kita berbicara mengenai hari-hari simbolis. Maka kita harus mengaplikasikan rumus satu tahun untuk setiap hari. Dan ketahuilah, saya hanya kenal sangat sedikit pakar Alkitab yang mengatakan bahwa ke-70 minggu ini adalah harafiah. Karena mereka tahu bahwa ke-70 minggu ini sebenarnya adalah minggu-tahun, walaupun dalam teks di sini tidak disebutkan minggu-tahun. Tetapi ada beberapa terjemahan yang menulis “minggu-tahun” karena mereka tahu bahwa nubuatan 70 minggu ini adalah nubuatan mengenai 70 minggu-tahun.

Now, if you multiply 70 x 7 = 70 weeks x 7 days, how much do you come up with? You come up with 490. 490 days, right? Because they are 70 weeks. But those days represent what? Those days represent 490 years.
Now, listen carefully, the real reason why Bible expositors don’t want to connect Daniel 8 with Daniel 9, do you know, most scholars refuse to see any connection between Daniel 8 and Daniel 9 even though we saw a clear connection, point after point after point shows us that there is a connection between Daniel 8 and Daniel 9, but most scholars don’t want to connect Daniel 8 and 9, including many Adventist scholars, do you know the reason why? It’s very simple.

Nah, jika kita kalikan 70 x 7 = 70 minggu x 7 hari, kita dapat berapa? Kita dapat 490. 490 hari, kan? Karena ini 70 minggu. Tetapi jumlah hari di sini melambangkan apa? Hari-hari ini melambangkan 490 tahun.
Sekarang, dengarkan baik-baik, apa alasan sesungguhnya para ekspositor [mereka yang menjelaskan] Alkitab tidak mau mengaitkan Daniel 8 dengan Daniel 9. Tahukah kalian kebanyakan pakar Alkitab menolak melihat adanya hubungan antara Daniel 8 dan Daniel 9 walaupun kita melihat dengan begitu jelas hubungan itu, berulang-ulang ada begitu banyak poin yang menunjukkan kepada kita bahwa ada kaitan antara Daniel 8 dan Daniel 9, tetapi kebanyakan pakar Alkitab tidak mau menghubungkan Daniel 8 dan 9, termasuk banyak pakar Adventist. Tahukah kalian mengapa? Jawabannya sederhana.

If you apply the year/day principle to the 70 weeks which is the first part of the 2300 days, you have to apply the year/day principle to the 2300 days as well. Are you following me or not? And if you do that, if you take the 70 weeks as applying the year/day principle, they are actually weeks but they represent years, the 2300 days are the longer portion, of which the 70 weeks are cut off, you will have to apply the year/day principle also to what? To the 2300 days. And have mercy, if you do that, you have to become a Seventh Day Adventist, according to what we are going to study in the next two lectures, there is no way around it.
And that’s the reason, the real reason why scholars don’t really want to connect Daniel 8 with Daniel 9. They say that they are dealing with two different topics.
It’s impossible that they are dealing with two different topics. We have already noticed abundant evidence that these two chapters are actually very closely connected. Are you understanding my point?

Jika kita memberlakukan/mengaplikasikan rumus satu tahun untuk satu hari kepada ke-70 minggu yang adalah bagian pertama dari ke-2300 hari, maka kita harus mengaplikasikan 1 tahun per 1 hari kepada ke-2300 itu juga. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Dan jika kita melakukan itu, jika kita mengambil ke-70 minggu dengan mengaplikasikan rumus 1 tahun = 1 hari ~ berarti itu bukan minggu harafiah tetapi itu melambangkan tahun. Nubuatan 2300 hari adalah bagian yang lebih panjang, dari mana ke-70 minggu itu dipotong. Maka kita harus mengaplikasikan rumus 1 tahun = 1 hari juga kepada apa? Kepada ke-2300 hari. Dan amit-amit, jika seseorang melakukan itu, dia harus menjadi seorang Masehi Advent Hari Ketujuh, sesuai dengan apa yang akan kita pelajari dalam dua pelajaran berikut. Tidak bisa tidak.
Dan itulah alasannya, alasan sesungguhnya, mengapa pakar Alkitab tidak mau mengaitkan Daniel 8 dengan Daniel 9. Mereka berkata, bahwa ini berbicara mengenai dua topik yang berbeda.
Mustahil ini berbicara mengenai dua topik yang berbeda. Kita sudah melihat dari begitu banyak bukti bahwa kedua pasal itu sesungguhnya sangat erat terkait. Apakah kalian memahami poin saya?

Now, let’s examine the six things that were going to be accomplished during the prophecy of the 70 weeks. Do you remember what they are?
· to finish the transgression,
· to make an end of sins,
· to make reconciliation for iniquity,
· to bring in everlasting righteousness,
· to seal up vision and prophecy,
· and to anoint the Most Holy.

Now, let’s take these one at a time, and show how they are fulfilled during the 70 week period, particularly during the last week of the 70 weeks.

Sekarang, marilah kita bahas keenam hal yang akan diakhiri selama masa nubuatan 70 minggu itu. Apakah kalian masih ingat apa saja itu?
· untuk melenyapkan kefasikan,
· untuk mengakhiri dosa,
· untuk membuat rekonsiliasi/memperbaiki hubungan yang rusak akibat dosa,
· untuk mendatangkan keadilan/kebenaran yang kekal,
· untuk mengakhiri penglihatan dan nubuat,
· dan untuk mengurapi yang Maha Kudus.”

Sekarang mari kita bahas satu per satu, dan kita lihat bagaimana hal itu telah diakhiri selama periode ke-70 minggu, terutama pada minggu yang terakhir dari ke-70 minggu tersebut.

Let’s deal first of all with finish the transgression.” This word “transgression” is the strongest word in the Old Testament for sin. There are many words for sin in the Old Testament, but this particular Hebrew word is the strongest word. Really it should be translated “rebellion” or “revolt”. In other words it is a high-handed rebellion against God. And by the way this is not some indefinite rebellion, because in the Hebrew the word “rebellion” or the word “transgression” has the definite article. It is “the transgression”, this is a specific transgression, a specific rebellion, or a specific revolt that will finish during the period of the 70 weeks.

Pertama-tama marilah kita kupas untuk melenyapkan kefasikan”. Perkataan “kefasikan” ini, adalah kata yang paling keras dalam Perjanjian Lama untuk menyatakan “dosa”. Ada banyak kata untuk “dosa” tetapi kata Ibrani yang satu ini, adalah kata yang paling keras. Sesungguhnya dia harus diterjemahkan “pemberontakan” atau “perlawanan.” Dengan kata lain, ini adalah suatu pemberontakan terang-terangan terhadap Tuhan. Dan ketahuilah, ini bukan pemberontakan apa saja, karena dalam bahasa Ibrani, kata “pemberontakan” atau “kefasikan” memakai kata sandang tentu. Jadi, “si kefasikan”, ini adalah kefasikan yang khusus, pemberontakan yang khusus, atau perlawanan yang khusus, yang akan berakhir selama periode ke-70 minggu itu.

Now, we are going to find in our study that this really is referring to the constant rebellion of Israel against God, the constant revolt of Israel against God. And Israel could choose to end this rebellion in one of two ways.

· The first way would be to receive the Messiah and in this way end their constant rebellion against God.

· The second way that they could do it, would be to irrevocably revolt against the Messiah and this would bring the Hebrew theocracy to an end.

In other words, everything was determined by an acceptance or rejection of the Messiah. They could choose to continue their revolt and rebellion against God, or they could accept the Messiah and bring their constant revolt and rebellion to an end. Prophecy as well as the Gospel tell us that they chosed the second option. And we are going to study this when we deal with the prophecy of the 70 weeks.

Sekarang, kita akan melihat dari pelajaran kita bahwa ini sebenarnya mengacu kepada pemberontakan umat Israel yang terus-menerus terhadap Tuhan, perlawanan terus-menerus orang Israel terhadap Tuhan. Dan Israel bisa memilih dua opsi untuk mengakhiri pemberontakan ini:

· Cara yang pertama adalah dengan menerima Mesias dan dengan demikian mengakhiri pemberontakan mereka yang terus-menerus terhadap Tuhan.
· Cara kedua yang bisa mereka pilih adalah dengan ketetapn hati yang bulat memberontak melawan Mesias, dan ini akan mengakibatkan berakhirnya status teokrasi Ibrani.

Dengan kata lain, segalanya ditentukan oleh penerimaan atau penolakan mereka terhadap Sang Mesias. Mereka bisa memilih melanjutkan perlawanan dan pemberontakan mereka terhadap Tuhan, atau mereka bisa menerima Sang Mesias dan mengakhiri perlawanan dan pemberontakan mereka yang terus-menerus. Nubuat dan Injil memberitahu kita bahwa mereka memilih opsi yang kedua. Dan kita akan mempelajari ini pada waktu kita membahas nubuatan ke-70 minggu.


And now let’s go to our second accomplishment: “to make an end of sins.” Notice it doesn’t say “to make an end of sinning.” It says “to make an end of sins.” How did Jesus make an end of sins? By bearing them where? By bearing them upon Himself on the cross. In fact, let’s notice several texts.

· Hebrews 1:3 tells us that when Jesus had “… by Himself purged our sins, sat down at the right hand of the Majesty on high…” He purged our sins.
· Hebrews 9:28 says that “… Christ was offered once to bear the sins of many.”
· Hebrews 9:26 tells us that Jesus appeared “once at the end of the ages… to put away sin by the sacrifice of Himself.
· And finally Hebrews 10:12 tells us about Jesus, “… this Man, after He had offered one sacrifice for sins forever, sat down at the right hand of God,”

Did Jesus take upon Himself the sins of the whole world? He most certainly did. Did He make an end of sin? Not sinning, but “of sin” by bearing it upon Himself. Absolutely. This phrase is also messianic.

Dan sekarang marilah ke penyelesaian yang kedua: “untuk mengakhiri dosa.” Perhatikan, di sini tidak dikatakan “untuk mengakhiri berbuat dosa”, tetapi “untuk mengakhiri dosa.” Bagaimana caranya Yesus mengakhiri dosa? Dengan menanggungnya ke mana? Dengan menanggungnya pada diriNya sendiri di atas salib. Sebaiknya, mari kita perhatikan beberapa ayat:

· Ibrani 1:3 mengatakan bahwa “… Ketika Ia Sendiri telah menghapuskan dosa kita, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi…” [NKJV yang diindonesiakan] Dia menghapus dosa kita.
· Ibrani 9:28 berkata bahwa “… Kristus hanya satu kali dipersembahkan untuk menanggung dosa banyak orang….” [NKJV yang diindonesiakan]
· Ibrani 9:26 mengatakan kepada kita bahwa Yesus “… hanya satu kali pada zaman akhir, Ia telah datang untuk menghapuskan dosa dengan mengorbankan diriNya. [NKJV yang diindonesiakan]
· Dan akhirnya Ibrani 10:12 memberitahu kita tentang Yesus, “…setelah Dia mempersembahkan satu korban demi dosa, untuk selama-lamanya, Ia duduk di sebelah tangan kanan Allah…” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah Yesus memikul seorang Diri, dosa seluruh dunia? Tentu saja. Apakah Yesus mengakhiri dosa? Bukan mengakhiri berbuat dosa, tetapi “dosa” dengan memikulnya DiriNya Sendiri. Tentu saja. Ungkapan ini juga bersifat mesianis [= mengandung janji penyelamatan].

All of the accomplishment of the 70 weeks were going to be accomplished by the Messiah. You cannot separate the 70 weeks from the Messiah. Because it is the story of the Messiah. It’s not the story of some Antichrist that is going to appear in the future. It’s speaking about Jesus Christ. Do you think it would be a very serious thing to take a prophecy that applies to Christ and apply it to the Antichrist? It’s a very, very serious matter.

Semua yang diakhiri selama ke-70 minggu ini akan diselesaikan oleh Sang Mesias. Kita tidak bisa memisahkan ke-70 minggu itu dari Sang Mesias. Karena ini adalah kisah Sang Mesias. Ini bukan kisah seorang Antikristus yang akan muncul kapan-kapan di masa depan. Ini berbicara mengenai Yesus Kristus. Menurut kalian apakah bukan hal yang sangat parah bila suatu nubuatan yang menyangkut Kristus diaplikasikan kepada Antikristus? Itu adalah masalah yang amat sangat serius.

Now in the prophecy of the 70 weeks we are going to see this. You are going to be amazed at the next two lectures. I can assure you. As I prepared them I was amazed myself. Because Scripture is so powerful, not because I have some supernatural wisdom. The wisdom is in Scripture. I was amazed that how everything fits together.

Sekarang, dalam nubuatan 70 minggu kita akan melihat ini. Kalian akan terkagum-kagum dengan kedua pelajaran berikutnya. Saya jamin. Selagi saya mempersiapkan pelajaran-pelajaran itu saya sendiri ikut kagum. Karena Alkitab itu begitu penuh kuasa, bukan karena saya memiliki kebijakan supranatural. Kebijaksanaan ada di dalam Alkitab. Saya kagum bagaimana semuanya bisa klop satu sama lain.

Now, let’s take the third phrase, “to make reconciliation for iniquity.” Let me ask you who reconciled man to God? Jesus did. Notice Isaiah 53:5, it says, “But He was wounded for our transgressions, He was bruised for our iniquities; the chastisement for our peace was upon Him, and by His stripes we are healed.”

In Romans 5:10 the word “reconciliation” is used with regard to Christ, it says there, “For if when we were enemies we were reconciled…” we were what? “… reconciled to God through the death of His Son, much more…” being what? “… having been reconciled, we shall be saved by His life.” What is it that reconciled us to God? The sacrifice of Jesus Christ on the cross. This phrase is also Messianic.

Sekarang marilah kita ambil ungkapan ketiga: untuk membuat rekonsiliasi/memper-baiki hubungan yang rusak akibat dosa.Coba saya tanya, siapa yang mendamaikan kembali manusia dengan Tuhan? Yesus. Perhatikan Yesaya 53:5, dikatakan,Tetapi Dia terluka oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita, Dia dipukuli hingga memar karena kejahatan-kejahatan kita; hukuman demi pendamaian kita ditanggung olehNya, dan oleh bilur-bilurNya kita disembuhkan. [NKJV yang diindonesiakan].

Dalam Rom 5:10 kata “diperdamaikan” dipakai berkaitan dengan Kristus. Dikatakan di sana, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan…” kita diapakan? “… diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang…” telah diapakan? “… telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya.” Apakah yang mendamaikan kita dengan Tuhan? Pengorbanan Yesus Kristus di atas salib. Ungkapan ini juga mesianis [= mengandung janji penyelamatan].

Notice 2 Corinthians 5:18-19, once again the idea of “reconciliation” is connected with the Messiah. It says there, “Now all things are of God, who has…” what? “… reconciled us to Himself through Jesus Christ, and has given us the ministry of…” what? “… reconciliation, that is, that God was in Christ…” doing what? “… reconciling the world to Himself, not imputing their trespasses to them, and has committed to us the word of reconciliation.”

Perhatikan 2 Korintus 5:18-19, sekali lagi ide “diperdamaikan” berhubungan dengan Sang Mesias. Dikatakan di sana, Dan semuanya dari Allah, yang dengan perantaraan Yesus Kristus telah…” apa? “… mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan…” apa? “… pendamaian itu kepada kami, yaitu bahwa Allah ada di dalam Kristus…” berbuat apa? “… mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka kepada mereka, dan telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” [NKJV yang diindonesiakan].

Now, let’s go to our fourth phrase: to bring in everlasting righteousness.” A better translation would be “to introduce everlasting righteousness.” Do you know what name is given prophetically to Jesus Christ? He is called in Jeremiah 23:6 “the Lord our righteousness.” Are you acquainted with 1 John 2:1 where it says that John writes these things so that we do not sin? But if we sin we have an advocate with the Father, Jesus Christ, the what? The Righteous. Did Jesus introduce everlasting righteousness by His life on this earth? He most certainly did.

Sekarang mari kita ke ungkapan keempat: untuk mendatangkan keadilan/kebenaran yang kekal.” Terjemahan yang lebih pas adalah “untuk memperkenalkan keadilan/kebenaran yang kekal.” Tahukah kalian nama apa yang telah diberikan kepada Yesus Kristus dalam nubuatan? Di Yeremia 23:6 Dia disebut “Tuhan keadilan kita.” Apakah kalian kenal 1 Yoh 2:1 di mana dikatakan Yohanes menulis pesan itu supaya kita tidak berbuat dosa? Tetapi jika kita berdosa, kita memiliki seorang perantara dengan Bapa, Yesus Kristus, yang bagaimana? Yang Adil. Apakah Yesus memperkenalkan keadilan yang kekal dengan hidupNya di dunia ini? Tentu saja.

Notice Isaiah 53:11, we are told there about the Messiah, “… By His knowledge My righteous Servant shall justify many…” So what does he call, the what servant? The “…righteous Servant shall justify many for He shall bear their iniquities.” This thought is developed repeated times in the New Testament. For example in Romans 3 and 4, the whole subject is righteousness through Jesus Christ.

1 Corinthians 1:30 Jesus Christ is called our righteousness.

Did Jesus Christ introduce everlasting righteousness by His coming to this world? He most certainly did. He brought in the everlasting righteousness.

Perhatikan Yesaya 53:11, kita diberitahu tentang Sang Mesias di sana, dengan hikmatNya Hamba-Ku yang benar itu …” Jadi Dia disebut apa? Hamba yang bagaimana? Hamba “…yang benar itu akan membenarkan banyak orang karena Dia yang akan memikul dosa-dosa mereka.” [NKJV yang diindonesiakan]. Pendapat ini dikemukakan berulang-ulang dalam Perjanjian Baru.

Misalnya di Rom pasal 3 dan 4, seluruh pembahasan adalah mengenai pembenaran melalui Yesus Kristus.
1 Korintus 1:30, Yesus Kristus disebut kebenaran kita.

Apakah Yesus Kristus memperkenalkan kebenaran/keadilan kekal dengan datang ke dunia ini? Tentu saja. Dia membawa bersamanya kebeneran/keadilan kekal.


Now let’s go to our fifth phrase: “to seal up…” a better translation is to “bring to and end”… we will take a look at this phrase in our topic, not the next one, but the one after, “… to seal up or to bring to an end vision and prophecy.Now you say, “What could this mean ‘to bring to an end vision and prophecy’? Does this have anything to do with the Messiah?” The fact is, we are going to deal with this more extensively when we deal with the 70 weeks. But allow me just to make a couple of comments.

Sekarang marilah kita ke ungkapan kelima: “untuk mengakhiri…” kita akan membahas ungkapan ini dalam topik pembahasan kita, bukan yang berikutnya, tetapi yang berikutnya lagi, “… untuk mengakhiri penglihatan dan nubuat.Nah, kalian berkata, “Apa artinya ini, ‘… untuk mengakhiri penglihatan dan nubuat’? Apakah ini ada kaitannya dengan Sang Mesias?” Faktanya adalah, kita akan membahas hal ini lebih luas nanti pada waktu kita membahas ke-70 minggu. Tetapi saat ini izinkan saya membuat beberapa komentar.

The 70 weeks actually end in the year 34 AD, and what great event marked the ending of this 70 weeks? We are going to study this, you have to accept it by faith now. What is the great event that brought the 70 weeks to an end? It was the stoning of Stephen. You see in the 70 weeks we are going to see the baptism of Jesus, His death in the middle of the week, and then at the end you have the stoning of Stephen. And I am going to prove to you from the Bible that the stoning of Stephen is the ending date of the 70 weeks. And I am going to prove it with abundant biblical evidence. Even in Adventist school, you know, I have studied this and wondered about why we end with the stoning of Stephen. You are going to see it very clearly.

Nubuatan 70 minggu itu benar-benar berakhir di tahun 34 AD, dan peristiwa besar apa yang menandai berakhirnya ke-70 minggu ini? Kita akan mempelajari ini, sekarang kalian harus percaya saja. Peristiwa besar apa yang membawa ke-70 minggu itu ke akhirnya? Peristiwa perajaman Stefanus. Kalian lihat, selama 70 minggu itu kita akan melihat Yesus dibaptiskan, kematianNya di tengah-tengah minggu itu, lalu pada akhirnya ada peristiwa perajaman Stefanus. Dan saya akan membuktikan kepada kalian dari Alkitab bahwa perajaman Stefanus adalah saat berakhirnya ke-70 minggu. Dan saya akan membuktikannya dengan banyak bukti yang alkitabiah. Bahkan di sekolah Advent, kalian tahu, saya telah mempelajari ini dan bertanya-tanya mengapa kita mengakhirinya dengan peristiwa perajaman Stefanus? Nanti kalian akan melihatnya dengan jelas.

Do you know that the last prophet who received a vision for literal Israel was whom? Stephen. I am going to prove to you that Stephen was the last prophet that God sent to the Jewish Sanhedrin. Did Stephen see a vision of Christ in the heavenly Sanctuary? He says, “I see Heaven open, and the Son of Man at the right hand of God”, he had seen this how? In vision. Is this the last vision that God is going to give to the literal Hebrew theocracy? Yes it is. Stephen is the last prophet who gives the last vision for the Jewish nation. When they decided to stone him, vision and prophecy come to an end. Are you understanding me? Now, the important thing is that you understand the concept because we are going to go through this with a fine tooth comb scripturally in our next couple of lectures.

Tahukah kalian, nabi yang terakhir yang menerima penglihatan untuk Israel jasmani [= bangsa Israel] itu siapa? Stefanus. Saya akan membuktikan kepada kalian bahwa Stefanus adalah nabi terakhir yang dikirim Tuhan kepada Sanhedrin Yahudi. Apakah Stefanus melihat penglihatan Kristus berada di dalam Bait Suci surgawi? Dia berkata, “Saya melihat Surga terbuka, dan Anak Manusia di sebelah kanan Tuhan.” Bagaimana dia melihat ini? Dalam suatu penglihatan. Apakah ini penglihatan terakhir yang diberikan Tuhan kepada teokrasi Ibrani jasmani? Ya, betul. Stefanus adalah nabi yang terakhir, yang menyampaikan penglihatan yang terakhir kepada bangsa Israel. Ketika mereka memutuskan untuk merajam dia, penglihatan dan nubuat berakhir. Apakah kalian memahami saya? Sekarang, hal yang penting adalah kalian memahami konsep itu karena kita nanti akan membahas ini dengan sangat mendetail secara alkitabiah dalam dua pembahasan kita berikutnya.

Now, let’s go to our final phrase: “… to anoint the Most Holy.” Literally it says “to anoint the Holy of Holies. Now this expression can be understood in two different ways. First of all, the expression “Holy of Holies” can be understood of a person. It can be understood of Jesus Christ, He is the Holy of all the holy ones. Or it can be understood also as the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary. Now the question is, which of these two translations is the correct one? The fact is, I believe that both of these translations are correct. Both of these concepts are correct. You say, “How do you know that?” Because when the Hebrew Sanctuary was inaugurated, the entire Sanctuary was anointed, including the Most Holy Place. And also Aaron the high priest was anointed as well. In other words, the entire Sanctuary including the Most Holy Place, was anointed, and also the High Priest Aaron was anointed as well. I want you to read Leviticus 8:1-12 where you will find this original ceremony where the Sanctuary and High Priest are anointed as they begin their service in the Sanctuary.

Sekarang, mari kita ke ungkapan yang terakhir: untuk mengurapi yang maha kudus.” Secara harafiah yang tertulis adalah untuk mengurapi yang Suci dari Yang Suci-suci.Nah, ungkapan ini bisa dipahami dalam dua pemahaman yang berbeda. Pertama, ungkapan Yang Suci dari Yang Suci-suci” bisa dipahami sebagai seseorang. Ini bisa dipahami sebagai Yesus Kristus, Dialah Yang Suci dari semua yang suci. Atau itu bisa juga dipahami sebagai Bilik Mahasuci dari Bait Suci Surgawi.

Sekarang, pertanyaannya adalah, yang mana dari kedua terjemahan ini yang benar? Faktanya, saya yakin kedua-duanya benar. Kedua konsep itu benar. Kalian berkata, “Dari mana bisa tahu itu?” Karena ketika Kemah Suci Yahudi diresmikan, seluruh Kemah Suci itu diurapi, termasuk Bilik Mahasucinya. Dan Harun yang Imam Besar, juga diurapi. Dengan kata lain, seluruh Kemah Suci termasuk Bilik Mahasucinya diurapi, dan juga Imam Besarnya, Harun, diurapi sekalian. Saya minta kalian membaca Imamat 8:1-12 di mana kalian akan menemukan upacara yang asli saat Kemah Suci dan Imam Besar diurapi pada waktu mereka memulai pelayanan mereka di Kemah Suci.


Let me ask you, when Jesus went to heaven, was He anointed High Priest over His people? He most certainly was. Notice Acts 2:32-36, we are not going to read it because we don’t have the time, but there very clearly, Peter on the day of Pentecost explains that Jesus Christ was anointed Priest and King over His people.

Coba saya tanya, ketika Yesus kembali ke Surga, apakah Dia diurapi sebagai Imam Besar bagi umatNya? Tentu saja Dia diurapi. Perhatikan Kisah 2:32-36, kita tidak akan membacanya karena kita tidak punya waktu, tetapi sangat jelas di sini pada hari Pentakosta, Petrus menjelaskan bahwa Yesus Kristus telah diurapi sebagai Imam dan Raja bagi umatNya.

I want to read a statement from Acts of the Apostles page 38, this is a book written by Ellen White, where she speaks about when Jesus was inaugurated the High Priest in the Holy Place of the Sanctuary. She says this, “The Pentecostal outpouring was Heaven’s communication that the Redeemer’s inauguration was accomplished.” In other words the tongues of fire, a mighty rushing wind was the earthly announcement that Jesus had been inaugurated as the High Priest. She continues saying, “according to His promise, He had sent the Holy Spirit from heaven to His followers as a token that He had, as Priest and King, received all authority in heaven and on earth…” and now notice, “… and was the Anointed One over His people.”

Saya mau membacakan suatu pernyataan dari buku Acts of the Apostles hal. 38, ini adalah tulisan Ellen White, di mana dia berbicara mengenai saat Yesus diurapi sebagai Imam Besar di Bilik Suci dari Bait Suci. Dia berkata begini,
“Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah cara Surga menyampaikan bahwa pengurapan Sang Juruselamat telah dilakukan.” Dengan kata lain, lidah api, angin yang bertiup, adalah pengumuman di dunia bahwa Yesus telah diurapi sebagai Imam Besar. Ellen White melanjutkan, “sesuai dengan janjiNya, Dia telah mengirimkan Roh Kudus dari Surga kepada pengikut-pengikutNya sebagai tanda bahwa sebagai Imam dan Raja, Dia sudah menerima segala kuasa di Surga dan di bumi…” dan sekarang perhatikan, “dan menjadi Yang Diurapi bagi umatNya.”

So was Jesus anointed to be the High Priest? Absolutely. You want to read an interesting little Psalm? Psalm 133 speaks about the anointing of Aaron. I wished we had time to talk about this Psalm, it’s a real short one. It begins by saying, how wonderful it is for brothers and sisters to live together in harmony or in unity, in one accord. And then it speaks about Aaron and the oil being poured over the head of Aaron, it’s dripping down his beard, and dripping down his garments and the oil is so abundant that it is dripping down on Mount Zion. You know that’s describing the day of Pentecost when Jesus Christ was anointed, High Priest over His people, He received the gifts of the Holy Spirit from His Father before He gave it. His Father gave Him the gift of the Spirit and then Jesus poured it out upon His followers on earth. And the Holy Spirit was so abundant that Jesus was anointed with, that it actually dripped down into the Upper Room, on Mount Zion, where the disciples were gathered together.

Jadi, apakah Yesus diurapi untuk menjadi Imam Besar? Tentu saja. Kalian mau membaca sebuah Mazmur pendek yang menarik? Mazmur 133 berbicara mengenai pengurapan Harun. Seandainya saya punya waktu untuk membahas Mazmur ini, ini Mazmur yang sangat singkat. Diawali dengan mengatakan betapa indahnya bagi saudara-bersaudara hidup bersama dalam keserasian atau persatuan, seia-sekata. Lalu Mazmur itu berbicara mengenai Harun, dan minyak yang dicurahkan ke atas kepala Harun, yang mengalir turun ke janggutnya, dan mengalir turun ke pakaiannya, dan minyak itu begitu banyak hingga dia mengalir turun ke Bukit Sion. Tahukah kalian itu menggambarkan hari Pentakosta ketika Yesus Kristus diurapi sebagai Imam Besar bagi umatNya? Dia menerima karunia Roh Kudus dari Allah Bapa sebelum Dia membagikannya. BapaNya memberi kepadaNya karunia Roh lalu Yesus mencurahkannya ke atas pengikut-pengikutnya di dunia. Dan Roh Kudus yang dicurahkan untuk mengurapi Yesus itu sedemikian banyaknya, hingga itu mengalir turun ke dalam Ruang Atas di Bukit Sion di mana para muridNya sedang berkumpul.

Now, let me ask you, as soon as Daniel chapter 9 comes to an end, does Daniel now understand the מראה [mar'eh mar-eh']? Let’s finish by reading Daniel 10:1, it says, “In the third year of Cyrus king of Persia a message was revealed to Daniel, whose name was called Belteshazzar. The message was true, but the appointed time was long…” what does that referring to? “the appointed time was long”? Oh, the prophecy of the 2300 days, absolutely. “… and he…” what? “… understood the message…” and in case you didn’t understand that part, it says, “… and had understanding of the מראה [mar'eh mar-eh']…” “… of the vision.” Does Daniel now understand? What led him to understand? How did he understand the מראה [mar'eh mar-eh'] now? Because Gabriel had explained the prophecy of what? Of the 70 weeks. Thus, the 70 weeks are the first portion of what? Of the 2300 day prophecy.

Sekarang, coba saya tanya, begitu Daniel pasal 9 berakhir, apakah Daniel sekarang mengerti tentang מראה [mar'eh mar-eh'] itu? Mari kita akhiri dengan membaca Daniel 10:1 Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia suatu pesan diungkapkan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; pesan itu benar tetapi waktu yang ditentukan oleh nubuatan itu masih lama…” ini mengacu kepada apa? waktu yang ditentukan oleh nubuatan itu masih lama…”? Oh, tentu saja, ini mengenai nubuatan ke-2300 hari itu. “… dan dia [Daniel]…” apa? “… memahami penglihatan itu…” [NKJV yang diindonesiakan]. Dan seandainya kalian belum mengerti bagian ini, dikatakan, “… dan memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu, penglihatan itu.” Apakah Daniel sekarang mengerti? Apa yang membuatnya mengerti? Bagaimana dia memahami מראה [mar'eh mar-eh'] itu sekarang? Karena Gabriel telah menjelaskan nubuatan yang mana? Nubuatan ke-70 minggu. Berarti, ke-70 minggu adalah bagian pertama dari apa? Dari nubuatan 2300 hari.

If we can know when the 70 weeks begin we can know when the cleansing of the Sanctuary begins 2300 years later. And I can assure you that that date is the year 1844. More specifically by examining the Hebrew feasts we can specify the day and the month as well. It is October 22, 1844. When the 2300 days or years come to an end, and the process of cleansing the Sanctuary begins.

We will have a whole lecture on what it means to cleanse the Hebrew Sanctuary.

Jika kita bisa mengetahui kapan ke-70 minggu ini dimulai, kita akan tahu kapan pemulihan Tempat Kudus dimulai 2300 kemudian. Dan saya bisa menjamin bahwa tanggal tersebut adalah tahun 1844. Dengan menyelidiki perayaan-perayaan Yahudi, secara lebih khusus kita bisa menentukan hari dan bulannya juga, yaitu 22 Oktober 1844. Ketika ke-2300 hari atau tahun ini berakhir, proses pembersihan Bait Suci dimulai.

Nanti akan ada pembahasan menyeluruh mengenai apa yang dimaksudkan dengan membersihkan Bait Suci Yahudi.


07 03 14
 
Last edited:
Top