29/32 THE TWO TEMPLES


HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 29/32 - Stephen Bohr
THE TWO TEMPLES

Dibuka dengan doa.

Up to this point we have been making a comparison between the earthly Sanctuary and its services and the heavenly Sanctuary and its services. But in our study today I would like us to take a look at another temple that the Bible mentions. Now, I must say that several years ago I heard a presentation by Elder W.D. Frazee who was the founder of Wildwood Institute in Georgia and some of the material that I am going to share with you today is actually material that he presented in that particular lecture. I felt that it was so excellent that it would be a good idea to share some of it with you. Now some of the material is my own, but some of the material is his, I believe that I need to give credit where credit is due, although all of the glory and honor belongs to God.

Sejauh ini kita telah membandingkan antara Bait Allah yang di dunia dan pelayanannya, dengan Bait Allah yang di Surga dengan pelayanannya. Tetapi dalam pelajaran kita hari ini saya ingin kita melihat ke Bait Allah yang lain lagi yang disebut Alkitab. Nah, harus saya katakan bahwa beberapa tahun yang lalu saya mendengarkan suatu presentasi oleh Ketua W.D. Frazee, pendiri Wildwood Institute di Georgia, dan beberapa bahan yang akan saya bagikan kalian hari ini berasal dari bahan yang dia presentasikan dalam ceramah tersebut. Menurut saya bahan itu begitu bagus dan membagikannya kepada kalian merupakan ide yang baik. Nah, beberapa bahan ceramah ini berasal dari saya sendiri, tetapi ada beberapa yang berasal darinya. Saya berpendapat bahwa pengakuan harus diberikan kepada yang berhak mendapatkannya, walaupun semua kemuliaan dan hormat adalah milik Tuhan.

Now, I would like to read 1 Corinthians 6:19-20 where this specific temple is mentioned. 1 Corinthians 6:19-20 (actually it is 1 Corinthians 3:16-17), here the apostle Paul says this, “Do you not know that you are the temple of God and that the Spirit of God dwells in you? 17If anyone defiles the temple of God, God will destroy him. For the temple of God is holy, which temple you are.”

So notice here we have another dimension to the temple. This is not speaking about an earthly building or a heavenly building, it is speaking about a body temple which according to this passage, belongs to God, is holy, and the Holy Spirit dwells within it.

Nah, saya ingin membaca 1 Korintus 6:19-20 di mana Bait Suci ini disebutkan. 1 Korintus 6:19-20 (sebenarnya ayat yang dipakai di sini adalah 1 Korintus 3:16-17), di sini rasul Paulus berkata demikian,Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 17 Jika ada orang yang merusak**) bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi perhatikan, di sini ada suatu dimensi yang lain mengenai Bait Allah. Ini tidak berbicara tentang suatu bangunan duniawi atau bangunan surgawi, tetapi berbicara mengenai tubuh sebagai Bait Allah, yang menurut ayat ini, adalah milik Tuhan, kudus, dan tempat di mana Roh Kudus berdiam.

**) Catatan: berasal dari kata φθείρω [phtheirō fthi'-ro] yang artinya menodai, merusak secara moral, membuat semakin lama semakin rusak.

Now, what I am going to do is draw a parallel between the heavenly Sanctuary and our body temple. And we are going to take a look at several parallels between the heavenly Sanctuary or the heavenly temple and the earthly body temple.

The first point that I would like to mention is that both temples were made by God to be His dwelling place. Notice Hebrews 8:1-2 where we clearly see that the heavenly Sanctuary was built by God and that’s the place where He dwells. It says there in Hebrews 8:1-2 “Now this is the main point of the things we are saying: We have such a High Priest, who is seated at the right hand of the throne of the Majesty in the heavens.….” now listen carefully, “…2 a Minister of the sanctuary and of the true tabernacle which the Lord erected, and not man.”

Who built the heavenly temple? God did.

Why was it built? To be His what? To be His dwelling place.

But the Bible also tells us that this body temple was made by God to be His dwelling place. Notice Genesis 2:7 speaking about the creation of our body, which we have already read, as the temple of the Holy Spirit in 1 Corinthians 6:19-20 (actually it is 1 Corinthians 3:16-17). Genesis 2:7 says, “And the LORD God formed man of the dust of the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man became a living being.”

And so we noticed here that God formed man with His own hands. The earthly body temple was also formed by God.

Nah, apa yang akan saya lakukan adalah menarik garis paralel antara Bait Allah surgawi dan Bait Allah tubuh kita. Kita akan menyimak beberapa persamaan antara Bait Allah surgawi atau Tempat Kudus surgawi dan Bait Allah tubuh jasmani.

Poin pertama yang ingin saya sebutkan adalah, kedua Bait Allah ini dibuat oleh Tuhan sebagai tempat tinggalNya. Perhatikan Ibrani 8:1-2 di mana kita bisa melihat dengan jelas bahwa Bait Allah surgawi dibuat oleh Tuhan dan itu adalah tempat di mana Dia tinggal. Dikatakan di Ibrani 8:1-2
Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, …” sekarang dengarkan baik-baik, “….2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.”

Siapa yang membuat Bait Allah surgawi? Tuhan.

Mengapa Tuhan membuatnya? Untuk tempat tinggalNya.

Tetapi Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa Bait Allah tubuh kita ini juga dibuat oleh Tuhan sebagai tempat tinggalNya. Perhatikan Kejadian 2:7 yang berbicara mengenai penciptaan tubuh kita ~ yang sudah pernah kita baca ayatnya ~ sebagai tempat berdiamnya Roh Kudus di 1 Korintus 6:19-20 (yang betul 1 Korintus 3:16-17).

Kejadian 2:7 berkata,
Dan TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” [NKJV yang diindonesiakan].

Maka kita simak di sini bahwa Tuhan membentuk manusia dengan tanganNya sendiri. Bait Allah tubuh jasmani ini juga dibuat oleh Tuhan.

Notice also Psalm 139:13-14, once again the idea that our body temple was formed by God. Here the psalmist says the following words speaking about the body temple. He is speaking actually to God and says, “For You formed my inward parts; You covered me in my mother's womb. 14 I will praise You, for I am fearfully and wonderfully made; Marvelous are Your works, And that my soul knows very well.”

So these two verses tell us that God formed us and we are “fearfully and wonderfully made” because we were made by God Himself.

Perhatikan juga di Mazmur 139:13-14 sekali lagi ide bahwa Bait Allah tubuh kita dibentuk oleh Tuhan. Di sini pemazmur berkata dengan kata-kata berikut, berbicara tentang Bait Allah tubuh. Dia sedang berbicara kepada Tuhan, dan katanya, Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 14 Aku akan memuji-Mu oleh karena aku diciptakan secara dahsyat dan ajaib; PekerjaanMu menakjubkan, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi kedua ayat ini memberitahu kita bahwa Tuhan membentuk kita dan kita diciptakan “secara dahsyat dan ajaib” karena kita diciptakan oleh Tuhan Sendiri.

Psalm 119:73 emphasizes this same point that our body temple was made by God. Once again Psalm 119:73 says the following, and the psalmist is speaking to God, “Your hands have made me and fashioned me; Give me understanding, that I may learn Your commandments.”

Let’s read one more verse where the Bible tells us that God formed our body temple. Isaiah 64:8, we have read this verse in previous context but let’s read it again. It says here, “But now, o, LORD, You are our Father; we are the clay, and You our potter; and all we are the work of Your hand.”

Mazmur 119:73 menekankan poin yang sama ini bahwa Bait Allah tubuh kita ini dibuat oleh Tuhan. Sekali lagi di Mazmur 119:73 dikatakan seperti berikut, dan si pemazmur sedang berbicara kepada Tuhan, Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.”

Mari kita membaca satu lagi ayat di mana Alkitab memberitahu kita bahwa Tuhan yang membentuk Bait Allah tubuh kita. Yesaya 64:8, kita sudah pernah membaca ayat ini dalam konteks sebelumnya, tetapi marilah kita baca lagi. Dikatakan di sini,Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”

And so we notice that the two temples, the heavenly temple and our body temple were created by God to be His dwelling place. God wants to inhabit both temples. In fact let’s notice that in Isaiah 57:15, I want you to notice that God wants to dwell in two places. It says there, “For thus says the High and Lofty One Who inhabits eternity.….” where does God inhabit? Eternity ! “…whose name is Holy: ‘I dwell in the high and holy place...” but now notice, “…with him who has a contrite and humble spirit, to revive the spirit of the humble, and to revive the heart of the contrite ones…’”

And so, does God dwell in two places according to Scripture? Yes, He dwells in eternity in the high and holy place, but He also dwells with the person who is humble and contrite of heart.

So the first parallel is that both temples ~ the heavenly temple and the body temple on earth ~ were made by God to be His dwelling place.

Maka kita melihat bahwa kedua Bait Allah, Tempat Kudus yang di Surga, dan Bait Allah tubuh kita, keduanya diciptakan oleh Tuhan sebagai tempat tinggalNya. Tuhan mau menempati kedua Bait Allah ini. Sebaiknya marilah kita simak di Yesaya 57:15, saya mau kalian melihat bahwa Tuhan mau tinggal di dua tempat. Dikatakan di sana,Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam di kekekalan…” di mana Tuhan bersemayam? Di kekekalan! “…. dan Yang Mahakudus nama-Nya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus…” sekarang perhatikan, “….tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk hatinya.’”[NKJV yang diindonesiakan].

Maka, apakah Tuhan tinggal di dua tempat menurut Alkitab? Ya, Dia tinggal di kekekalan di tempat tinggi dan kudus, tetapi Dia juga tinggal bersama manusia yang rendah hati dan yang remuk hatinya.

Jadi persamaan yang pertama adalah kedua Bait Allah ~ yang surgawi dan tubuh jasmani
kita ~ dibuat oleh Tuhan sebagai tempat tinggalNya.

Now, let’s notice another parallel. In both temples there is a Law written with the finger of God. Let’s talk first of all about the heavenly temple. Revelation 11:19, speaking about the heavenly temple. It says, “Then the temple of God was opened in heaven, and the ark of His covenant was seen in His temple.….” which temple is this? This is the heavenly temple. And what did John see in the heavenly temple? The Ark of the Covenant. And it says “….And there were lightnings, noises, thunderings, an earthquake, and great hail.”

Sekarang marilah kita perhatikan persamaan yang lain. Di dalam kedua Bait Allah ada Hukum Tuhan yang ditulis oleh jari Tuhan. Marilah kita berbicara lebih dulu tentang Bait Allah surgawi. Wahyu 11:19, berbicara tentang Bait Allah surgawi, dikatakan,Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu…” Bait Suci yang mana ini? Ini adalah Bait Suci yang di Surga. Dan apa yang dilihat Yohanes di Bait Allah surgawi ini? Tabut Perjanjian. Lalu dikatakan, “…. dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan batu [belerang] lebat.”[NKJV yang diindonesiakan].

Now why is the Ark of the Covenant called “The Ark of the Covenant”? Simply because the conditions or the stipulations of the Covenant were the 10 Commandments. In fact let’s notice Exodus 31:18 where we are told that the Law of God was written by God’s own finger, it’s the Law that was placed inside the Ark of the Covenant in the temple. It says there, “And when He had made an end of speaking with him.….” that is with Moses, “…. on Mount Sinai, He gave Moses two tablets of the Testimony, tablets of stone, written with.….” what? “….written with the finger of God.”

Is there a temple in heaven that has an Ark of the Covenant with the tables of the Law that were written by the very finger of God? Absolutely.

Nah, mengapa Tabut Perjanjian itu disebut “Tabut Perjanjian”? Sederhana, karena kondisi atau persyaratan dari Perjanjian itu adalah ke-SEPULUH PERINTAH TUHAN. Mari kita perhatikan Keluaran 31:18 di mana kita diberitahu bahwa Hukum Tuhan ditulis oleh jari Tuhan sendiri, itu adalah Hukum yang ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian di dalam Bait Allah. Dikatakan di sana, Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh KESAKSIAN, loh batu, yang ditulisi oleh…” apa? “….ditulis oleh jari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah di Surga ada Bait Allah yang memiliki Tabut Perjanjian dengan loh-loh [tablet] Hukum yang ditulis oleh jari Tuhan Sendiri? Benar sekali.

But what about this earthly body temple? Do we have a Law that God has written in our body temple? Absolutely. Let me read you a statement that we find in the book Education pg 196 and then I am going to mention another text from Scripture.

Here Ellen White is commenting about our body temple. And incidentally Ellen White had tremendous interests in our physical being, in the laws of our physical nature, the laws of health as we are going to notice in our study today. This is what she says in the book Education, page 196. “… the laws of nature are the laws of God ~ as truly divine as are the precepts of the Decalogue…” wow! “… the laws of nature are the laws of God ~ as truly divine as are the precepts of the Decalogue…” and then she says, “…The laws that govern our physical organism, God has written…” are there laws that govern our physical organism, yes or no? Absolutely. You know that, right? We can give many examples of that. She says, “…The laws that govern our physical organism, God has written upon every nerve, muscle and fiber of the body.” Interesting. So has God written laws of our physical nature? He most certainly has. You know what else He wants to do? Jeremiah 31:31-33 say that God wants to write His Law in our minds and in our hearts. Is that our body temple where He wants to write His law? Written with His own finger? Absolutely.

So according to Scripture the heavenly temple has an Ark of the Covenant with the 10 Commandments written with God’s finger. On our physical organism are written the laws of God as certainly as they were written and placed inside the Ark of the Covenant. And God wants to write His 10 Commandments Law in our minds and in our hearts.

Tetapi bagaimana dengan Bait Allah tubuh jasmani ini? Apakah ada Hukum yang ditulis Tuhan di dalam Bait Allah tubuh kita? Betul sekali. Saya akan membacakan suatu pernyataan yang kita temukan di dalam buku Education, hal 196, lalu saya akan mengemukakan teks yang lain dari Alkitab.

Di sini Ellen White mengomentari tentang Bait Allah tubuh kita. Kebetulan Ellen White memiliki minat yang sangat besar dalam fisik kita, dalam hukum yang mengatur kondisi fisik kita, hukum kesehatan, sebagaimana yang akan kita simak dalam pelajaran kita hari ini. Inilah yang dikatakannya di dalam buku Education, hal 196.
“…hukum alam adalah Hukum Tuhan ~ sama ilahinya dengan hukum-hukum Sepuluh Perintah…” wow! “…hukum alam adalah Hukum Tuhan ~ sama ilahinya dengan hukum-hukum Sepuluh Perintah…” kemudian dia berkata, “…hukum yang mengatur organ-organ jasmani kita, telah ditulis oleh Tuhan…” apakah ada hukum yang mengatur organ-organ fisik kita, ya atau tidak? Tentu saja. Kalian tahu itu, bukan? Kita bisa mengambil banyak contohnya. Ellen White berkata, “…hukum yang mengatur organ-organ jasmani kita, telah ditulis oleh Tuhan di atas setiap urat, otot, dan jaringan tubuh kita.” Menarik. Jadi apakah Tuhan sudah menuliskan hukum alam pada jasmani kita? Benar sekali. Tahukah kalian apa lagi yang diperbuat Tuhan? Yeremia 31:31-33 berkata bahwa Tuhan mau menulis HukumNya di dalam pikiran dan hati kita. Apakah itu Bait Allah tubuh kita di mana Tuhan mau menuliskan HukumNya? Menulisnya dengan jariNya Sendiri? Betul sekali.

Jadi, menurut Firman Tuhan, di Bait Allah surgawi terdapat Tabut Perjanjian dengan Sepuluh Perintah yang ditulis dengan jari Tuhan. Pada organ-organ jasmani kita tertulis hukum-hukum Tuhan sama nyatanya sebagaimana yang tertulis dan ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian. Dan Tuhan mau menuliskan hukum ke Sepuluh PerintahNya di dalam pikiran kita dan hati kita.


You see, when we obey God’s moral law, we are spiritually happy. When we obey God’s physical laws that are written on every fiber of our being, we are physically happy. And it’s amazing how scientists in recent years have been studying in depth anatomy and physiology and they are amazed at how the different systems of our body interact, according to established set physical laws.

Kalian lihat, pada waktu kita mematuhi Hukum moral Tuhan, secara rohani kita bahagia. Pada waktu kita mematuhi Hukum kesehatan Tuhan yang tertulis pada setiap jaringan tubuh kita, secara jasmani kita bahagia. Yang menakjubkan adalah tahun-tahun belakangan ini para ilmuwan telah mempelajari secara mendalam ilmu anatomi dan ilmu faal tubuh, dan mereka kagum bagaimana pelbagai sistem tubuh kita itu berinteraksi sesuai hukum-hukum yang tertentu dan tidak bisa dimungkiri.

Now, let’s go to our next parallel. Satan wants to occupy the throne in both temples. Let’s go to Isaiah 14:12-14. Didn’t the Devil want to take God’s position in the heavenly temple? He most certainly did. Isaiah 14:12-14. It is speaking about this being, Lucifer, whom we’ve talked about in one of our early lectures. It says here, “How you are fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! How you are cut down to the ground, you who weakened the nations! 13For you have said in your heart: ' I will ascend into heaven, I will exalt….” what? “…my throne above the stars of God; I will also sit on the mount of the congregation on the farthest sides of the north; 14 I will ascend above the heights of the clouds, I will be like the Most High.'…”

Did Satan want to take away God’s position in the heavenly sanctuary? Yes he did, he was one of the covering cherubs according to Scripture.

Does Satan also want to occupy the throne in our hearts? He most certainly does. I want to read a statement in Vol. 4 of the Testimonies pg. 346 where Ellen White explicitly says “Satan is trying to set up his throne in the soul temple. When he reigns he makes himself heard and felt in angry passions, in words of bitterness that grieve and wound.”

If you would like to see an example of what it’s like when Satan sits on the throne of the heart, all you have to do is read the story of Mark chapter 5: the demon possessed men from Gadara. Have you ever read that story? The bible says that they lived in the tombs, they were all cut up with rocks, you know they had saliva coming out of their mouths, they shrieked like wild beasts, they had broken chains with which they had been bound, I mean, that’s what would have happened with all of humanity if Satan had been allowed to have total control of planet earth. And so Satan is not only trying to take the position of God in the heavenly temple, but Satan is doing his utmost to possess human beings to sit in the heart of human beings to affect their behavior and to affect their lives here on earth.

Nah, marilah kita ke persamaan berikutnya. Setan mau menempati takhta di kedua Bait Allah. Ayo kita ke Yesaya 14:12-14. Bukankah Iblis mau mengambil kedudukan Tuhan di Bait Allah surgawi? Betul sekali. Yesaya 14:12-14, berbicara tentang makhluk ini, Lucifer, yang sudah pernah kita bicarakan di salah satu pelajaran kita yang awal-awal. Dikatakan di sini, "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah ditebang dan jatuh ke bumi, engkau yang melemahkan bangsa-bangsa! 13karena engkau telah berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke langit, aku akan meninggikan…” apa? “…. takhtaku di atas bintang-bintang Allah dan aku juga akan duduk di bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. 14 Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!”[NKJV yang diindonesiakan].

Apakah Setan mau merebut posisi Tuhan di Bait Allah surgawi? Ya, dia mau. Menurut Alkitab dia adalah salah satu kerub yang menudungi.

Apakah Setan juga mau menempati takhta di hati kita? Sudah pasti.

Saya mau membacakan suatu pernyataan di Vol. 4 Testimonies hal 346, di mana Ellen White secara jelas mengatakan,
“Setan berusaha mendirikan takhtanya di Bait Allah jiwa kita. Pada waktu dia berkuasa, dia membuat dirinya terdengar dan terasa dalam nafsu amarah, dalam kata-kata yang pahit yang mendukakan dan melukai hati.”

Jika kita mau melihat contoh bagaimana keadaannya saat Setan duduk di atas takhta hati, kita hanya perlu membaca kisah di Markus pasal 5: tentang orang-orang yang kerasukan Setan dari Gerasa. Pernahkah kalian mendengar kisah itu? Alkitab berkata bahwa mereka hidup di kuburan, tubuh mereka penuh sayatan batu, kalian tahu, dan air ludah mereka menetes keluar dari mulut, mereka berteriak seperti binatang liar, mereka memutuskan rantai-rantai yang tadinya membelenggu mereka. Maksud saya, itulah yang akan terjadi dengan seluruh umat manusia seandainya Setan diizinkan memiliki kendali penuh atas planet bumi. Maka Setan bukan hanya mencoba mengambil posisi Tuhan di Bait Allah surgawi, tetapi Setan sedang berusaha mati-matian untuk menguasai manusia agar bisa duduk di hati manusia, untuk mempengaruhi sikap mereka dan mempengaruhi hidup mereka di dunia ini.

Another parallel is that both temples have a record of sin. Does the heavenly temple have a record of sin? It most certainly does. We’ve studied this. Notice Ecclesiastes 12:14, we have already mentioned that God is going to bring every work into judgment, which means that God must have a record of these things in the heavenly books, or in the heavenly sanctuary. It says there, “For God will bring every work into judgment, Including every secret thing, Whether good or…” what? “…or evil.”

So is there a record of sin in the heavenly Sanctuary? Yes, if we confess our sins and we have repented of sin, those sins are still registered there, but they are covered with the blood, according to what we have studied. But they are still written in the heavenly Sanctuary.

Notice 2 Corinthians 5:10, the same idea that in the heavenly Sanctuary there is a record of sin. 2 Corinthians 5:10 “For we must all appear before the judgment seat of Christ, that each one may receive the things done in the body, according to what he has done, whether good or bad.”

Are we all going to have to stand before the judgment seat of Christ? Absolutely.

Are we going to have to render our account not only for the good things that we did, but for the evil things that we did? Absolutely, this text says so. In other words, not only the good but the bad. Let’s just make sure that our bad actions and thoughts and feelings and words are covered by the blood of Jesus in the Sanctuary, that the record is covered by the blood.

Persamaan yang lain adalah kedua Bait Allah ini memiliki catatan tentang dosa. Apakah Bait Allah surgawi memiliki catatan dosa? Benar sekali. Kita telah mempelajarinya. Perhatikan Pengkhotbah 12:14, kita sudah pernah menyinggung bahwa Tuhan akan membawa segala perbuatan ke penghakiman, yang berarti Tuhan pasti memiliki catatan hal-hal tersebut di dalam kitab-kitab surgawi, atau di dalam Bait Allah surgawi. Dikatakan di sana, “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman, termasuk setiap hal yang rahasia, entah itu baik, entah itu…” apa? “…. jahat.” [NKJV yang diindonesiakan.]

Jadi, apakah ada catatan dosa di Bait Allah surgawi? Ya. Jika kita mengakui dosa-dosa kita dan kita bertobat dari dosa-dosa itu, dosa-dosa itu masih tercatat di sana, tetapi mereka tertutup oleh darah, sesuai apa yang sudah kita pelajari. Tetapi dosa-dosa itu masih tercatat di Bait Allah surgawi.

Perhatikan 2 Korintus 5:10, konsep yang sama, yaitu bahwa di Bait Allah surgawi ada catatan dosa. 2 Korintus 5:10
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang akan diterimanya pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat.” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah kita semua harus berdiri di hadapan takhta penghakiman Kristus? Tentu saja.

Apakah kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita, bukan hanya untuk perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi juga untuk perbuatan-perbuatan jahat yang kita lakukan? Tentu saja, ayat ini berkata demikian. Dengan kata lain, bukan hanya yang baik, melainkan juga yang jahat. Sebaiknya kita memastikan bahwa perbuatan, dan pikiran serta perasaan dan perkataan jahat kita sudah tertutup oleh darah Yesus di Bait Allah, yaitu catatannya sudah tertutup oleh darahNya.


In the book Testimonies on Sexual Behavior, Adultery and Divorce pg. 62 which is a compilation of Ellen White’s statements we find this very significant statement about what God records in the heavenly Sanctuary. She says, “Remember your character is being daguerreotyped…” now we don’t use that word in English anymore, “daguerreotyped” means photographed, that’s an ancient word that means “photographed”. So she says, “Remember your character is being daguerreotyped…” or photographed, “…by the great Master Artist in the record books of heaven, as minutely as the face is reproduced upon the polished plate of the artist.” So God is recording in the heavenly Sanctuary our good deeds but He is also registering there our sins. We need to make sure that our sins are covered by the blood. So that when the Sanctuary is cleansed, the blood of Jesus will remove those sins, from the heavenly Sanctuary.

Di buku Testimonies on Sexual Behavior, Adultery and Divorce, hal 62, yang adalah kumpulan pernyataan-pernyataan Ellen White, kita temukan pernyataan yang sangat berarti ini mengenai apa yang dicatat Tuhan di Bait Allah surgawi. Ellen White berkata, “Ingat, tabiatmu sedang di ‘daguerreotyped’…” sekarang kita tidak memakai kata itu lagi dalam bahasa Inggris, “daguerreotyped” artinya difoto, itu adalah kata yang kuno, dan artinya “difoto”. Jadi Ellen White berkata, “Ingat, tabiatmu sedang didaguerreotyped…” atau difoto, “…oleh sang Pelukis Besar di kitab catatan di Surga, sama telitinya sebagaimana wajah itu direproduksi di atas pelat si seniman yang terpoles halus.” Jadi di Bait Allah surgawi Tuhan sedang mencatat perbuatan baik kita, tetapi Dia juga mencatat dosa-dosa kita. Kita harus memastikan bahwa dosa-dosa kita tertutup oleh darah, agar pada waktu Bait Allah itu dibersihkan, darah Yesus akan menghapus dosa-dosa itu dari Bait Allah surgawi.

Now, what about our physical body? Is there a record of sin in our physical body. Have you ever gotten the flu? I see you are smiling, of course we’ve gotten the flu. Let me ask you, do bad physical and psychological habits leave their scars and marks on the earthly body temple? They most certainly do. How about alcohol, tobacco and drugs, do they leave their doleful record on our body temple? They most certainly do. What about lack of rest, wrong eating habits, lack of exercise, insufficient water, not breathing fresh air deeply as we should. Do they leave permanent scars on our present body temple? They most certainly do. So we have a record of the consequence of sin on our body temple, just like there is a record of sin in the heavenly temple.

Nah, bagaimana dengan tubuh jasmani kita? Apakah ada catatan dosa di tubuh jasmani kita? Pernahkah kalian sakit flu? Saya melihat kalian tersenyum, pastilah kita pernah kena flu. Coba saya tanya, apakah kebiasaan fisik dan kejiwaan yang buruk meninggalkan bekasnya dan merusak Bait Allah tubuh jasmani kita? Betul sekali. Bagaimana dengan alkohol, tembakau, dan narkoba, apakah mereka meninggalkan catatan mereka yang menyedihkan pada Bait Allah tubuh jasmani kita? Sudah tentu. Bagaimana dengan kekurangan istirahat, pola makan yang salah, kurang olahraga, kurang minum air, tidak menghirup udara segar dalam-dalam sebagaimana yang seharusnya? Apakah ini meninggalkan bekas yang permanen pada Bait Allah tubuh kita yang sekarang? Tentu saja. Jadi di Bait Allah tubuh kita, tersimpan catatan konsekuensi dosa kita, sama seperti di Bait Allah surgawi ada catatan dosa.

Now go with me to Mark 7:21-23 and I am going to show you that not only does our body temple have the record of the wrong physical habits, but our body temple also contains a record of all sorts of wrong moral habits. Mark 7:21-23, notice what Jesus had to say, “For from within, out of the heart of men.….” where is the problem? Where is the sin written? Ooooh, in the temple of the body, in the mind, in the heart. It says, “…from within, out of the heart of men, proceed evil thoughts, adulteries, fornications, murders, 22thefts, covetousness, wickedness, deceit, lewdness, an evil eye, blasphemy, pride, foolishness. 23All these evil things come from.….” where? “…come from within and defile a man."

So does the heavenly temple have a record of sin? Yes it does. Does the earthly temple also have a record of sin physically and morally? Absolutely. There is a parallel between the two.

Sekarang, marilah bersama saya ke Markus 7:21-23 dan saya akan menunjukkan bahwa bukan saja Bait Allah tubuh kita memiliki catatan segala kebiasaan buruk jasmani kita, tetapi Bait Allah tubuh kita juga memiliki catatan semua kebiasaan buruk moral kita. Markus 7:21-23, perhatikan apa yang dikatakan Yesus,sebab dari dalam, dari hati orang…” di mana masalahnya? Di mana dosa itu tertulis? Oooo, di Bait Allah tubuh, dalam pikiran, dalam hati. Dikatakan, “….dari dalam, dari hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, pembunuhan, 22 pencurian, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari…” mana? “….dari dalam dan menajiskan orang." [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi apakah di Bait Allah surgawi ada catatan dosa? Ya, ada.

Apakah di Bait Allah jasmani ada catatan dosa baik secara fisik maupun secara moral? Betul sekali.

Ada persamaan antara keduanya.


And this brings us to our next point and that is both temples if they are defiled by sin, must be cleansed. Is that true? Must both temples be cleansed? Absolutely. Notice Daniel 8:14 which we have read before. Daniel 8:14, this is the 2300 days prophecies, speaking about the heavenly Sanctuary. It says, “14 And he said to me, ‘For two thousand three hundred days; then the sanctuary shall be.….” what? “….shall be cleansed.’”

And this is the heavenly Sanctuary.

Does the heavenly Sanctuary need to be cleansed from the records of sin? Absolutely.

Notice also Hebrews 9:23 tells us that the heavenly Sanctuary needs to be cleansed from the records of sin, just like the earthly Sanctuary was cleansed. It says there ~ and I am reading from the NIV in this particular case ~ “It was necessary, then, for the copies of the heavenly things to be purified with these sacrifices.….” how were the copies of the heavenly Sanctuary purified, by these what? “….sacrifices.….” the context says that they were sacrifices of animals. And now notice the last part of the verse, “…but the heavenly things themselves.….” need to be purified with what? “…. with better sacrifices than these.”

And what are those sacrifices with which the heavenly Sanctuary is cleansed? What is that sacrifice? It is the sacrifice of Jesus Christ.

Dan ini membawa kita ke poin berikutnya, yaitu kedua Bait Allah bilamana telah dinodai oleh dosa, harus dibersihkan. Benarkah itu? Haruskah kedua Bait Allah itu dibersihkan? Tentu saja. Perhatikan Daniel 8:14 yang sudah pernah kita baca sebelumnya. Daniel 8:14, ini adalah nubuatan tentang 2300 hari, berbicara mengenai Bait Allah surgawi. Dikatakan, “Maka ia menjawab: ‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan…” apa? “….akan DIBERSIHKAN.’" [NKJV yang diindonesiakan].

Dan ini adalah Bait Allah surgawi.

Apakah Bait Allah surgawi perlu dibersihkan dari catatan-catatan dosanya? Tentu saja. Perhatikan juga Ibrani 9:23 yang memberitahu kita bahwa Bait Allah surgawi perlu dibersihkan dari catatan-catatan dosa, sama seperti Bait Allah di dunia dibersihkan. Dikatakan di sana ~ dan untuk kali ini saya membaca dari terjemahan NIV ~
Jadi, perlulah segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga ditahirkan dengan kurban-kurban ini…” bagaimanakah lambang-lambang Bait Allah surgawi ditahirkan? Dengan apa? “….Dengan kurban-kurban ini…” Konteksnya menjelaskan bahwa ini adalah kurban-kurban binatang. Sekarang perhatikan bagian akhir ayat ini, “….tetapi benda-benda sorgawi sendiri…” perlu ditahirkan oleh apa? “…. oleh kurban-kurban yang lebih baik daripada itu.”[NIV yang diindonesiakan]

Dan apakah kurban-kurban yang mentahirkan atau membersihkan Bait Allah surgawi? Apakah kurban tersebut? Itulah kurban Yesus Kristus.

Now, let me ask you. Must the earthly temple also be cleansed? Absolutely. Not only does God want to cleanse the heavenly Sanctuary from the record of sin, but He wants to cleanse our soul temple also from sin, doesn’t He?

Notice Leviticus 23:26-30, this is referring to the great day of Atonement and the attitude that the people needed to have while the Sanctuary was being cleansed. You know, sometimes we emphasize so much what the High Priest did inside the Sanctuary, on the day of Atonement that we forget what the people were supposed to be doing outside the Sanctuary. You see, the people outside the Sanctuary were supposed to be sympathizing with the High Priest inside, that’s the reason why the High Priest had some bells at the bottom of his garment so that the Israelites could follow the sound of the bells inside the Sanctuary as the High Priest ministered for them. Now notice what Leviticus 23:26-30 says, “And the LORD spoke to Moses, saying: 27’Also the tenth day of this seventh month shall be the Day of Atonement. It shall be a holy convocation for you.….” in other words everyone was supposed to be gathered there, “…you shall afflict your souls.….” in other words while the Sanctuary was being cleansed the hearts needed to be cleansed, because God was not going to cleanse anything in the Sanctuary that was not cleansed in the life. So it says, “….It shall be a holy convocation for you, you shall afflict your souls and offer an offering made by fire to the LORD. 28 And you shall do no work on that same day.….” why no work? Because they were supposed to be one focus, they were supposed to be gathered in the Sanctuary, they were supposed to be following what the High Priest was doing. And so it says, “….And you shall do no work on that same day for it is the Day of Atonement, to make atonement for you before the LORD your God. 29For any person who is not afflicted in soul on that same day.….” Wow, whoever did not afflict their soul what would happen? “…. shall be.….” what? “… cut off from his people.….” We have already discussed that, it means that they are aliens to the covenant promises, they are no longer a part of God’s chosen people. So it says, “…shall be cut off from his people. 30And any person who does any work on that same day.….” which means that they are busy doing something else and not concentrating on what is happening in the Sanctuary “….that person I will destroy from among his people.”

Nah, coba saya tanya, haruskah Bait Allah jasmani juga dibersihkan? Tentu saja. Bukan saja Tuhan mau membersihkan Bait Allah surgawi dari catatan dosa, tetapi Dia mau membersihkan Bait Allah jiwa kita juga dari dosa, bukan?

Perhatikan Imamat 23:26-30, ini mengacu kepada hari Pendamaian yang penting, dan bagaimana umat harus bersikap sementara Bait Allah sedang dibersihkan. Kalian tahu, kadang-kadang kita terlalu menekankan kepada apa yang dilakukan Imam Besar di dalam Bait Allah pada hari Pendamaian sehingga kita lupa apa yang seharusnya dilakukan umat yang ada di luar Bait Allah. Kalian lihat, umat yang berada di luar Bait Allah harus ikut merasakan apa yang dilakukan Imam Besar di dalam, itulah sebabnya mengapa pada bagian bawah jubah Imam Besar ada lonceng-lonceng kecil [kliningan] sehingga umat Israel bisa mengikuti suara lonceng-lonceng itu di dalam Bait Allah sementara Imam Besar melayani untuk mereka.

Sekarang, perhatikan apa kata Imamat 23:26-30,
TUHAN berfirman kepada Musa: 27 ‘Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus…” dengan kata lain semua orang harus berkumpul di sana, “….dan harus menyelidiki hatimu…” dengan kata lain karena Bait Allah sedang dibersihkan, maka hati pun harus dibersihkan, karena Tuhan tidak akan membersihkan apa pun di dalam Bait Allah yang tidak dibersihkan dari kehidupan manusia. Maka dikatakan, “…kamu harus mengadakan pertemuan kudus, dan harus menyelidiki hatimu, dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. 28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan…” mengapa tidak boleh bekerja? Karena mereka semuanya harus fokus kepada satu hal, mereka harus berkumpul di Bait Allah, mereka harus mengikuti apa yang dilakukan Imam Besar. Jadi dikatakan, “….Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; karena itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu. 29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak sungguh-sungguh menyelidiki hatinya, pada hari yang sama…” wow, barangsiapa yang tidak sungguh-sungguh menyelidiki hatinya akan bagaimana? “…. akan…” apa? “…. dipotong dari antara bangsanya. 30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu,…” artinya mereka sibuk melakukan hal lain dan tidak memfokuskan perhatian kepada apa yang sedang terjadi di dalam Bait Allah, “….orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.” [NKJV yang diindonesiakan]

So is there a work of cleansing on earth that needs to take place at the same time that the heavenly Sanctuary is being cleansed? Absolutely.

Notice 1 John 3:1-3, this is speaking about the cleansing of the earthly temple, of the body and of the mind of course because the mind is based on your brain, the brain in a physical organism. Now, notice 1 John 3:1-3 “Behold what manner of love the Father has bestowed on us, that we should be called children of God! Therefore the world does not know us, because it did not know Him. 2Beloved, now we are children of God; and it has not yet been revealed what we shall be, but we know that when He is revealed.….” that’s talking about the second coming, “….we shall be.….” what? “….like Him, for we shall see Him as He is. .….” Does God expect us to be like Jesus?

“Be like Jesus this my song ~

In the home and in the throne ~

Be like Jesus all day long ~

I would be like Jesus,”


as the hymn says. And notice what verse 3 tells us, “…. 3And everyone who has this hope in Him.….” that is the hope of the coming of Jesus, what does he do? “…. purifies himself, just as He is.….” what? “….as He is pure.”

There is a work of purification of the earthly temple while the heavenly Sanctuary is being cleansed.


Jadi apakah di dunia ini harus ada pekerjaan pembersihan pada waktu yang sama Bait Allah surgawi sedang dibersihkan? Betul sekali.

Perhatikan 1 Yohanes 3:1-3, ini berbicara mengenai pembersihan Bait Allah jasmani, pembersihan tubuh dan tentu saja pikiran, karena pikiran itu ada di otak, dan otak adalah organ fisik. Nah, perhatikan 1 Yoh 3:1-3
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita boleh disebut anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2 Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus dinyatakan…” ini berbicara mengenai kedatanganNya yang kedua, “…kita akan menjadi…” apa? “…. sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya…” Apakah Tuhan menghendaki kita menjadi seperti Yesus?

“Seperti Yesus, inilah laguku ~

di rumah dan di takhta ~

Seperti Yesus sepanjang hari ~

Aku mau seperti Yesus”

seperti bunyi lirik hymne (Beda dikit liriknya dengan LSEL 242)

Nah, perhatikan apa yang dikatakan ayat 3,
“…. 3dan setiap orang yang menaruh pengharapan itu di dalam Dia…” yaitu harapan pada kedatangan Yesus, apa yang akan dia lakukan? “….menyucikan dirinya, sama seperti…” apa? “…. Dia yang suci.” [NKJV yang diindonesiakan].

Ada pekerjaan pemurnian pada Bait Allah jasmani sementara Bait Allah surgawi sedang dibersihkan.

Interestingly enough in Revelation 3:20 we find Jesus standing at the door of the last church, the church of Laodecia. “Laodecia” simply means the people of the judgment because this is the last church, it’s the judgment church. And I want you to notice where Jesus is. Here Revelation 3:20, Jesus is speaking and He says, “Behold, I stand at the door and knock. If anyone.….” here an individual “….if anyone hears My voice and opens the door, I will come in to him and dine with him, and he with Me.”

Is Jesus in the church of Laodecia or is He outside knocking? He is outside knocking. He is begging to come in. And what does He want to do when He comes in? He wants to cleanse the heart.

Yang cukup menarik di Wahyu 3:20 kita mendapati Yesus berdiri di pintu gereja yang terakhir, gereja Laodekia. “Laodekia” semata-mata berarti umat penghakiman, karena ini adalah gereja yang terakhir, inilah gereja penghakiman. Dan saya mau kalian perhatikan di mana Yesus berada. Di sini, di Wahyu 3:20 Yesus sedang berbicara, dan Dia berkata,Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang…” di sini, seorang individu, “….jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”

Apakah Yesus berada di dalam gereja Laodekia ataukah Dia berada di luar sedang mengetuk? Dia ada di luar, sedang mengetuk. Dia minta supaya boleh masuk. Dan apa yang akan dilakukanNya pada waktu Dia masuk? Dia mau membersihkan hati manusia.”

I want to read you a statement that we find in Review and Herald February 11, 1890, this was written by Ellen White. Review and Herald February 11, 1890, she says, “Christ is cleansing the temple in heaven from the sins of the people, and we must work in harmony with Him upon the earth, cleansing the soul temple from its moral defilement.”

So as Jesus is cleansing the heavenly temple, there needs to be a work of cleansing on earth.

Now, there is an interesting verse that we find in 2 Corinthians 7:1 and I am going to quote from Ellen White where she actually quotes this verse, so that you can see how she explains the meaning of this verse. This statement says the following, “Now Christ is in the heavenly Sanctuary…” where is Jesus now? In the heavenly Sanctuary. “…And what is He doing?...” she asks. “…Making an atonement for us, cleansing the Sanctuary from the sins of the people. Then, we must enter by faith into the Sanctuary with Him, we must commence the work in the Sanctuary of our souls. We are to cleanse ourselves from all defilements…” and then she quotes the verse, “…we must ‘cleanse ourselves from all filthiness of the flesh’… that is physical, “…and spirit’…” that is mental and spiritual, “… ‘perfecting holiness in the fear of God’…”

Do you know in Hebrews 12:14 it says without holiness, no one shall see the Lord.

Yesus said, “Blessed are the pure in heart, for they shall see God.”

In other words, God requires us through His power to cleanse the earthly temple as the heavenly temple is being cleansed.

Saya ingin membacakan suatu pernyataan yang kita temukan di Review and Herald terbitan 11 Februari, 1890, ini ditulis oleh Ellen White. Review and Herald, 11 Februari, 1890, Ellen White berkata, “Kristus sedang membersihkan Bait Allah di Surga dari dosa-dosa umatNya, dan kita di dunia harus bekerja serasi dengan Kristus, yaitu dengan membersihkan Bait Suci jiwa dari pencemaran moralnya.”

Jadi sementara Yesus sedang membersihkan Bait Allah surgawi, harus ada pekerjaan pembersihan di dunia.

Nah, ada suatu ayat yang menarik yang kita temukan di 2 Korintus 7:1 dan saya akan mengutip dari Ellen White di mana dia mengutip ayat ini, supaya kalian bisa melihat bagaimana Ellen White menjelaskan makna ayat ini. Pernyataan ini berkata demikian,
“Sekarang Kristus berada di Bait Allah surgawi…” di mana Yesus sekarang? Di Bait Allah surgawi. “…Dan apa yang sedang dilakukanNya?...” tanya Ellen White. “…Membuat perdamaian bagi kita, membersihkan Bait Allah dari dosa umat. Lalu, kita harus masuk ke Bait Allah bersamaNya melalui iman, kita harus memulai pekerjaan di Bait Allah jiwa kita. Kita harus membersihkan diri kita dari semua pencemaran…” Kemudian dia mengutip ayat tersebut, “…kita harus ‘menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani’….” berarti yang fisik, “… ‘dan rohani’…” berarti yang mental dan spiritual, “… ‘dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.’…”

Tahukah kalian di Ibrani 12:14 dikatakan, tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan? Yesus berkata, “Terberkatilah mereka yang bersih hatinya, karena mereka akan melihat Tuhan.”

Dengan kata lain, Tuhan mengharuskan kita melalui kuasaNya, membersihkan Bait Allah jasmani sementara Bait Allah surgawi dibersihkan.


Now, the question is what are the cleansing agents? With what does Jesus cleanse the heavenly temple, the record of sin in the heavenly temple? Hebrews 9:23. See we’ve just noticed that both temples needed to be cleansed, now, the question is what are the cleansing agents of both temples? Hebrews 9:23 says, “Therefore it was necessary that the copies of the things in the heavens should be purified with these.….” and it is talking about the sacrifices of animals, “….but the heavenly things themselves with.….” what? “….with better sacrifices than these.”

Notice also Hebrews 9:13-14, it is speaking here about the heavenly Sanctuary, it says, “For if the blood of bulls and goats and the ashes of a heifer, sprinkling the unclean, sanctifies for the purifying of the flesh, 14how much more shall the blood of Christ, who through the eternal Spirit offered Himself without spot to God, cleanse your.….” what? “….cleanse your conscience from dead works to serve the living God?”

What is it that cleanses the earthly temple? What cleanses the earthly temple is what? The blood of Christ.

What cleanses the heavenly temple? What cleanses the heavenly temple is also what? The blood of Jesus Christ.

Notice 1 John 1:7 it says here ~ and we have read this verse before, “But if we walk in the light as He is in the light, we have fellowship with one another, and the blood of Jesus Christ His Son cleanses.….” what? “….cleanses us from.….” how much sin? “…. from all sin.”

Nah, pertanyaannya adalah, alat pembersihnya itu apa? Dengan apa Yesus membersihkan Bait Allah surgawi, catatan dosa di dalam Bait Allan surgawi? Ibrani 9:23. Lihatlah, kita baru saja menyimak bahwa kedua Bait Allah perlu dibersihkan. Sekarang pertanyaannya adalah, apakah alat pembersih kedua Bait Allah ini? Ibrani 9:23 berkata, Jadi, perlulah segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga ditahirkan dengan kurban-kurban ini…” ini berbicara tentang kurban-kurban binatang, “…. tetapi benda-benda sorgawi sendiri…” oleh apa? “….oleh kurban-kurban yang lebih baik daripada itu.”[NIV yang diindonesiakan]

Perhatikan juga Ibrani 9:13-14, yang berbicara di sini mengenai Bait Allah surgawi. Dikatakan,Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda pada mereka yang najis, menguduskan mereka untuk pembersihan daging, 14 apalagi darah Kristus, yang melalui Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, boleh menyucikan…” apa? “….menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat melayani Allah yang hidup?” [NKJV yang diindonesiakan].

Apa yang membersihkan Bait Allah jasmani? Yang membersihkan Bait Allah jasmani itu apa? Darah Kristus.

Apa yang membersihkan Bait Allah surgawi? Yang membersihkan Bait Allah surgawi juga apa? Darah Kristus.

Perhatikan 1 Yoh 1:7, dikatakan di sana ~ kita sudah pernah membaca ayat ini sebelumnya,
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, kita bersekutu seorang dengan yang lain, dan darah Yesus Kristus, Anak-Nya itu, menyucikan…” apa? “….menyucikan kita dari…” berapa banyak dosa? “….dari segala dosa.”[NKJV yang diindonesiakan]

Now there are two cleansing agents. One cleansing agent is the blood of Jesus Christ that cleanses us from sin. But there is another thing that cleanses us and that is water. Not only the blood but the water. You know in Hebrews 9:22 it says that almost everything in the Sanctuary was cleansed by blood, almost everything. The other things were cleansed by the water.

Now the question is what is the relationship between cleansing by the blood and cleansing by the water. Let me explain.

Let’s go to Ephesians 5:25-27. Here the apostle Paul says this, “Husbands, love your wives, just as Christ also loved the church and gave Himself for her, 26that He might sanctify and.….” what? Ah! He “….gave himself for her that He might sanctify and cleanse her.….” how? “…with the washing of.….” what? “….of water by the Word.….”

So what is it that cleanses us? What washes us? The what? The Word. And who is the Word? Jesus Christ. But where is Jesus to be found in written form? In Scripture. As we read Scripture what happens to our moral condition, what happens to our sinful condition and our sinful tendencies? They are cleansed.

Nah, ada dua alat pembersih. Yang satu adalah darah Yesus Kristus yang membersihkan kita dari dosa. Tetapi ada benda lain yang membersihkan kita, dan itu adalah air. Bukan hanya darah, tetapi juga air. Kalian tahu di Ibrani 9:22 dikatakan bahwa hampir segala sesuatu di Bait Allah dibersihkan oleh darah, hampir segala sesuatu. Sisanya dibersihkan oleh air.

Nah, pertanyaannya adalah, apakah hubungannya antara pembersihan oleh darah dan pembersihan oleh air. Saya akan menjelaskan.

Marilah ke Efesus 5:25-27. Di sini rasul Paulus berkata,
Hai suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus juga telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 supaya Dia boleh menguduskannya dan…” apa? Ah! Dia “….telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya…” dengan cara apa? “….dengan membasuhnya dengan…” apa? “….dengan air oleh Firman.” [NKJV yang diindonesiakan]

Jadi apa yang membersihkan kita? Apa yang membasuh kita? Apa? Firman. Dan siapakah Firman ini? Yesus Kristus. Tetapi di manakan Yesus bisa ditemukan dalam bentuk tulisan? Di Alkitab. Pada waktu kita membaca Alkitab, apa yang terjadi pada kondisi moral kita? Apa yang terjadi pada kondisi berdosa kita dan kecenderungan berdosa kita? Itu dibersihkan.

In fact go with me to another passage which is very interesting, Psalm 119:11 and we’ll read verses 9-10 for the context, listen to what it says. The psalmist asked the question: “How can a young man cleanse his way? .….” Here’s the answer, “…. By taking heed according to Your word. .….” And then he says, “…. 10With my whole heart I have sought You; Oh, let me not wander from Your commandments! .….” And then verse 11 is the key verse, it says, “…. 11Your word I have hidden in my heart, That I might not.….” what? “….that I might not sin against You.”

So does the blood of Jesus cleanses from all sins? It most certainly does.

Does also the Word of God through the work of the Holy Spirit cleanse our lives from the power of sin? It most certainly does. And you know the way it works it is very simple. You know I start reading in Scripture for example if I should have a problem with ah, you know, with straying eyes ~ you understand what I mean by that, with straying eyes as a man, ~ and one day I am reading the Scripture and I find a text that says, “You have heard it was said in ancient times that you should not commit adultery but I say un to you whoever looks at a woman to covet her has already committed adultery in his heart.” See, I started out reading Scripture but now Scripture says “That’s you!”, now Scripture is reading me. And then the Holy Spirit says, “Now you know what your condition is, the blood of Jesus can cleanse you from sin and He will cleanse you from sin if you repent and you confess your sin and you trust in Jesus.” You see the relationship between the cleansing of the blood of Christ and the cleansing of the water? They are very closely related. You see, the Holy Spirit through Scripture leads us to Jesus, and then Jesus ~ what does He do? Through His blood He cleanses us from sin.

Sebaiknya marilah bersama saya ke kutipan yang lain yang sangat menarik. Mazmur 119:11 dan untuk tahu konteksnya kita membaca ayat 9-10. Dengarkan apa katanya. Si pemazmur mengajukan pertanyaan: Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?…” Inilah jawabannya: “….Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.…” Lalu dia berkata, “…10. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.…” Kemudian ayat 11 adalah ayat kuncinya, dikatakan, “….11. Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi apakah darah Yesus membersihkan semua dosa? Benar sekali.

Apakah Firman Tuhan melalui pekerjaan Roh Kudus, membersihkan hidup kita dari kuasa dosa? Betul sekali.

Dan kalian tahu, cara kerjanya sangat sederhana. Kalian tahu, misalnya saya mulai membaca Alkitab jika saya punya masalah dengan, ah, kalian tahu, “mata ke ranjang” ~ kalian pasti mengerti apa yang saya maksudkan, “mata ke ranjang” sebagai seorang laki-laki. Dan suatu hari selagi saya membaca Alkitab saya menemukan ayat yang berkata,
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” [Mat 5:27-28]. Jadi lihat, tadinya saya yang membaca Alkitab, tetapi sekarang Alkitab berkata, “Inilah kamu!”, sekarang Alkitab yang membaca saya. Lalu Roh Kudus berkata, “Sekarang kamu sudah tahu bagaimana kondisimu, darah Yesus bisa membersihkan kamu dari dosa dan Dia akan membersihkan kamu dari dosa jika kamu bertobat dan kamu mengakui dosamu dan kamu percaya di dalam Yesus.” Apakah kalian lihat hubungan antara pembersihan oleh darah Kristus dan pembersihan oleh air? Keduanya berhubungan sangat erat. Kalian lihat, Roh Kudus membawa kita kepada Yesus melalui Alkitab, dan kemudian Yesus ~ apa yang dilakukanNya? Yesus membersihkan kita dari dosa melalui darahNya.

Go with me to 2 Corinthians 3:18, we have read this verse before as well, 2 Corinthians 3, and once again verse 18, here the apostle Paul says, “But we all, with unveiled face, beholding as in a mirror the glory of the Lord.….” what are we beholding? “….the glory of the Lord, are being.….” what? “…. transformed into the same image from glory to glory, just as by the Spirit of the Lord.”

Mari bersama saya ke 2 Korintus 3:18, kita sudah pernah membaca ayat ini juga sebelumnya. 2 Korintus 3, dan sekali lagi ayat 18, di sini rasul Paulus berkata, Tetapi kita semua, dengan wajah yang tidak terhalang penutup, memandang kemuliaan Tuhan, seakan melihat ke cermin…” apa yang kita pandang? Kemuliaan Tuhan. “…. dan…” apa? “…. kita diubahkan menjadi gambar yang sama, dari kemuliaan hingga kemuliaan, sebagaimana diubahkan oleh Roh Tuhan.” [NKJV yang diindonesiakan].

How are we being transformed? By beholding whom? By beholding Jesus Christ. Do you know that we are what we behold? That is like, what we eat is what we are physically. What we look at and what we hear is what we are spiritually. Now, what happens when Jesus becomes the focus of my attention? I see two things. Number one I see the absolute immaculate perfection of Jesus Christ and that makes me feel real bad, because then I say, “Oh, miserable man that I am,” just like the apostle Paul says, “Oh, wretched man that I am, who shall save me from this body of death?” But then I see something else as I behold Jesus, not only do I see His immaculate perfection, but I also see that in spite of the fact that He was immaculately perfect, He suffered a cruel death, and He cried out “My God, My God, why hast Thou forsaken Me?” And in the garden of Gethsemane He begged His Father to take away the cup. And so as I behold Jesus I say “Why did this happen to You?” And Jesus says, “Because of your sins.” So as I behold His absolute perfection and as I behold His matchless sacrifice what will happen with my concept of sin? I will not want anything more to do with what? with sin. The reason why we sin is we are beholding the wrong things and we are listening to the wrong things.

We are cleansed by the working of the water which is the symbol of the Holy Spirit, through the what? Through the Word.

Bagaimana kita diubahkan? Dengan memandang siapa? Dengan memandang Yesus Kristus. Tahukah kalian kita menjadi apa yang kita pandang? Ini sama seperti kita adalah apa yang kita makan secara jasmani. Apa yang kita pandang, dan apa yang kita dengar, adalah bagaimana kita secara rohani. Nah, apa yang terjadi ketika Yesus menjadi fokus perhatian saya? Saya meliht dua hal. Pertama, saya melihat kesempurnaan Yesus yang tidak bercacat noda, dan itu membuat saya merasa rendah, karena saya lalu berkata, “Orang celaka saya ini,” sama seperti kata rasul Paulus, Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” [NKJV yang diindonesiakan].

Tetapi kemudian saya melihat hal yang lain saat saya memandang Yesus. Bukan saja saya melihat kesempurnaanNya yang tidak bercacat cela, tetapi saya juga melihat faktanya walaupun Dia sempurna tidak bercacat cela, Dia telah menderita kematian yang kejam, dan Dia berseru Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” [Mat 27:46]. Dan di taman Getsemani, Dia memohon kepada BapaNya untuk menyingkirkan cawanNya. Maka pada waktu saya memandang Yesus, saya berkata, “Mengapa hal seperti itu terjadi padaMu?” Dan Yesus berkata, “Karena dosa-dosamu.” Maka selagi saya memandang kesempurnaanNya yang mutlak, dan selagi saya memandang pengorbananNya yang tidak ada taranya, apa yang akan terjadi pada konsep dosa saya? Saya tidak akan mau punya urusan lagi dengan apa? Dengan dosa.

Alasan mengapa kita tetap berbuat dosa adalah kita memandang hal-hal yang salah, dan kita mendengarkan hal-hal yang salah.

Kita ini dibersihkan oleh air yang adalah lambang Roh Kudus, melalui apa? Melalui Firman Tuhan.


Let me give you an illustration. Adam and Eve after they sinned, were they sorry that they had sinned? No, they weren’t. When God came to Adam and says “What have you done?” “The woman You gave me…” he is making excuses. Was he sorry? No, he was sorry he got caught but he wasn’t sorry for his sin. And then God comes to Eve and says, “Eve, what have you done?” “The serpent that You made…” Was she sorry? She wasn’t sorry. Do you know when they were sorry? If you read in Patriarchs and Prophets, it is when they had to sacrifice the first animal in a world where there was no death. Do you know that Ellen White says, that when the first leaf fell off of a tree, they grieved more deeply than a parent would grieve for the lost of a child. That’s an amazing statement. And when they had to slay this lamb it was a huge trial, and she says that, then God told Adam, “That lamb is a symbol of your Creator, who is going to come to the earth and because of your sin, He is going to suffer what that lamb suffered in order to save you from your sin.” Adam and Eve were now really sorry, not for the consequences of their sin, they were sorry for the sin itself. Because they beheld what sin was going to do to Jesus.

You see, victory over sin is gained by beholding Jesus Christ. And we behold Him where? We behold Him in Scripture. That’s the washing of the water through the Word and then Jesus through His blood cleanses us from our sins.

Saya mau memberikan ilustrasi. Setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, apakah mereka menyesal mereka telah berbuat dosa? Tidak, mereka tidak menyesal. Ketika Tuhan datang kepada Adam dan berkata, “Apa yang telah kamu lakukan?” “Perempuan yang Kauberikan padaku…” Adam mengemukakan pembelaan. Apakah dia menyesal? Tidak. Dia menyesal karena tertangkap, tetapi dia tidak menyesali dosanya. Lalu Tuhan datang kepada Hawa dan berkata, “Hawa, apa yang telah kamu perbuat?” “Ular yang Engkau ciptakan…” Apakah Hawa menyesal? Tidak. Tahukah kalian kapan mereka menyesal? Jika kalian membaca di Patriarchs and Prophets, mereka menyesal ketika mereka harus mengorbankan binatang yang pertama di dunia yang tadinya tidak ada kematian. Tahukah kalian apa kata Ellen White ketika daun yang pertama gugur dari pohon? Mereka berduka lebih mendalam daripada orangtua yang berduka kehilangan anaknya. Itu adalah pernyataan yang menakjubkan.

Dan ketika mereka harus menyembelih domba itu, itu adalah ujian yang sangat besar, dan Ellen White berkata bahwa saat itu Tuhan memberitahu Adam, “Domba itu adalah simbol Khalikmu, yang akan datang ke bumi dan karena dosamu, Dia harus menderita apa yang diderita domba ini, supaya boleh menyelamatkan kamu dari dosamu.” Sekarang barulah Adam dan Hawa benar-benar menyesal, bukan lagi menyesali akibat dosa mereka, tetapi mereka menyesali dosa itu sendiri, karena mereka telah melihat apa yang akan dilakukan dosa kepada Yesus.

Kalian lihat, kemenangan atas dosa itu bisa diperoleh dengan memandang Yesus Kristus. Dan di mana kita memandangNya? Kita memandangNya di dalam Alkitab. Itulah pembasuhan oleh air melalui Firman, dan setelah itu Yesus membersihkan kita dari dosa-dosa kita melalui darahNya.


Now both of these temples ~ another parallel is that both of these temples have a court, a camp and an inner shrine. Now you say, “What could that possibly mean?”

Do you remember when we studied several lectures ago about the work of Jesus in the camp and in the court, that we said that Jesus did this for every person who has ever lived on planet earth, that Jesus lived His perfect life for everyone, and Jesus died His death for everyone who has ever lived? In other words His work in the camp and in the court was a corporate work that reaches absolutely everyone.

But let me ask you, must we claim the benefits of the work that Jesus did in the camp and in the court? Must we come into the Holy Place where Jesus now intercedes for those who come to Him in repentance and then He takes His life and He takes His death and He places them to our account, is it necessary not only to believe that Jesus lived and to believe that Jesus died but also necessary to receive Him personally as our Savior and as our Lord? Absolutely. You see the camp and the court represent the work of Jesus living and dying for us.

Do you know that the religion of many Christians is a religion that say, “Oh, I believe that Jesus lived the life that I should live and I believe that Jesus died the death that I should die, and I am saved.” Because they believe it where? In their brain. In their intellect. But that is keeping the truth in the outer court, that’s keeping the truth in the camp.

What do you have to do? You actually have to repent, and confess, and trust personally in Jesus Christ. You have to allow the truth to come into your soul. You have to enter the Holy Place where Jesus is performing His work and you have to enter into the Most Holy Place where Jesus is cleansing the Sanctuary.

Nah, kedua Bait Allah itu ~ persamaan yang lain ~ kedua Bait Allah itu memiliki Pelataran, Perkemahan dan Bilik Pemujaan. Nah, kalian berkata, “Apa yang dimaksudkan dengan itu?”

Apakah kalian ingat ketika beberapa pelajaran yang lalu, kita mempelajari pekerjaan Yesus di Perkemahan, dan di Pelataran, dan kita berkata bahwa Yesus melakukan ini untuk setiap manusia yang pernah hidup di planet bumi, bahwa Yesus menjalani hidupNya yang sempurna bagi semua orang, dan Yesus menjalani kematianNya bagi semua orang yang pernah hidup? Dengan kata lain pekerjaanNya di Perkemahan dan di Pelataran adalah suatu pekerjaan global yang mencapai semua manusia.

Tetapi coba saya tanya, haruskah kita mengklaim jasa-jasa pekerjaan yang dilakukan Yesus di Perkemahan dan di Pelataran? Haruskah kita datang masuk ke Tempat Kudus di mana sekarang Yesus berperan sebagai pengantara bagi mereka yang datang kepadaNya dengan pertobatan, lalu Dia mengambil hidupNya dan Dia mengambil kematianNya dan Dia memperhitungkannya sebagai milik mereka? Apakah perlu bukan hanya sekadar percaya bahwa Yesus pernah hidup dan percaya bahwa Yesus telah mati, tetapi juga untuk menerimanya secara pribadi sebagai Juruselamat kita dan Tuhan kita? Betul sekali. Lihat, Perkemahan dan Pelataran melambangkan pekerjaan Yesus hidup dan mati bagi kita.

Tahukah kalian bahwa agama banyak orang Kristen adalah agama yg berkata, “Oh, saya percaya bahwa Yesus sudah menjalani kehidupan yang seharusnya saya jalani, dan saya percaya bahwa Yesus telah menjalani kematian yang seharusnya saya jalani, dan saya sudah diselamatkan.” Karena mereka percaya hal itu di mana? Mereka percaya di dalam otak mereka, dalam intelek mereka. Tetapi itu menahan kebenaran di Pelataran luar, itu menahan kebenaran di Perkemahan. Apa yang harus kita lakukan? Kita benar-benar harus bertobat, dan mengakui dosa kita, dan percaya secara pribadi dalam Yesus Kristus. Kita harus membiarkan kebenaran itu masuk ke jiwa kita. Kita harus memasuki Tempat Kudus di mana Yesus sedang melakukan pekerjaanNya dan kita harus memasuki Bilik Mahasuci di mana Yesus sedang membersihkan Bait Allah.


Allow me to read you some interesting statements from Ellen White on this particular point. Vol. 5 of the Testimonies page 547 she says this, “The truth is kept altogether too much in the outer court. Bring it into the inner temple of the soul, enthrone it in the heart, and let it control the life. The Word of God should be studied and obeyed, then the heart will find rest and peace and joy, and the aspirations will tend heavenward; but when truth is kept apart from the life…” that is just believing that Jesus lived and died, only believing in Jesus lived and died, and that’s enough. She says, “…but when truth is kept apart from the life in the outer court, the heart is not warmed with the glowing fire of God’s goodness.”

Izinkan saya membacakan beberapa pernyataan menarik dari Ellen White tentang poin ini. Vol. 5 dari Testimonies hal 547, Ellen White berkata demikian,
“Kebenaran terlalu sering tertahan di Pelataran luar. Bawalah masuk ke bagian dalam Bait Allah jiwa, tempatkanlah di takhta hati, dan izinkanlah dia mengendalikan hidup. Firman Tuhan harus dipelajari dan dipatuhi, maka hati akan menemukan ketenteraman, damai, dan sukacita, dan aspirasi akan cenderung ke arah Surga. Tetapi bilamana kebenaran dipisahkan dari hidup…” artinya hanya percaya bahwa Yesus sudah hidup dan mati, menganggap bahwa sudah cukup hanya percaya dalam hidup dan matinya Yesus. Ellen White berkata, “…Tetapi bilamana kebenaran dipisahkan dari hidup, tertinggal di Pelataran luar, hati tidak dihangatkan oleh api yang menyala dari kemurahan Tuhan.”

In another statement in Review and Herald, February 28, 1907, she says “The tremendous issues of eternity demand of us something besides an imaginary religion…” she means a religion of the mind, “…a religion of words and forms, where the truth is kept in the outer court, to be admired as we admire a beautiful flower; they demand something more than a religion of feeling which distrusts God when trials and difficulties come.”

In the devotional book This Day with God page 70 we find this statement, “Truth must be practiced in order to be a power in the world. When truth abides in the heart, the daily experience is a revelation of the controlling power of Christ’s grace. Never keep the truth in the outer court….” Notice what she says, “…in the outer court. Let the Holy Spirit stamp it on the soul.”

Dalam pernyataan yang lain di Review and Herald terbitan 28 Februari 1907, Ellen White berkata,
“Isu dahsyat tentang kekekalan menuntut dari kita sesuatu yang lebih daripada hanya agama khayalan…” yang dimaksud oleh Ellen White adalah agama berdasarkan pikiran, “…suatu agama yang terdiri atas kata-kata dan bentuk, di mana kebenaran ditahan di Pelataran luar, hanya untuk dikagumi sebagaimana kita mengagumi bunga yang indah; mereka menuntut sesuatu yang lebih dari hanya suatu agama berdasarkan perasaan, yang tidak lagi mempercayai Tuhan bila cobaan dan kesulitan muncul.”

Di dalam buku devosi This Day with God, hal 70, kita mendapati pernyataan ini, “Kebenaran harus dipraktekkan agar bisa menjadi suatu kuasa di dunia. Bilamana kebenaran diam di dalam hati, maka pengalaman sehari-hari adalah wujud pengendalian dari kuasa kasih karunia Kristus. Jangan pernah menahan kebenaran di Pelataran di luar…” Perhatikan apa kata Ellen White, “… di Pelataran di luar. Izinkan Roh Kudus memeteraikannya pada jiwa kita.”

You know in the days of Christ, the Jews had this problem. In Matthew 15:8 Jesus said, “'These people draw near to Me with their mouth, And honor Me with their lips, But their heart is far from Me.”

Must the truth be brought into the heart and must it influence the life? It’s not enough to believe. In fact James chapter 2 says that the Devil believes and trembles. Does the Devil believe that Jesus died? Does the Devil believe that Jesus lived? Does the Devil believe that Jesus went to heaven? Does the Devil believe that Jesus is interceding in heaven? Does he believe that Jesus stands in the Sanctuary? Is all of that belief going to save him, just because he has it in his brain? Absolutely not. It must affect the life. That’s why it is so scary in Revelation 3:1 where it says that Jesus is outside the door knocking and wanting to come into the heart.

And by the way the Laodicean church is a church that say, “We are rich and increased in goods, and in need of nothing.” Interesting.

And Jesus is outside our heart, and He says, “You are not rich, you are poor. You are not clothed, you are naked. You are not happy, you are miserable.”

But Laodicea believes much in the head, but there is not much in the practical life.

Kalian tahu, di zaman Kristus, orang-orang Yahudi memiliki masalah ini. Di Matius 15:8 Yesus berkata,Bangsa ini mendekati Aku dengan mulutnya, dan menghormati Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” [NKJV yang diindonesiakan]

Haruskah kebenaran dibawa masuk ke dalam hati dan haruskah itu mempengaruhi kehidupan? Percaya saja tidak cukup. Bahkan di Yakobus pasal 2 dikatakan bahwa Iblis pun percaya dan gemetar. Apakah Iblis percaya bahwa Yesus pernah mati? Apakah Iblis percaya bahwa Yesus pernah hidup? Apakah Iblis percaya bahwa Yesus sudah kembali ke Surga? Apakah Iblis percaya bahwa Yesus sedang menjadi pengantara di Surga? Apakah dia percaya bahwa Yesus sedang berdiri di Bait Allah? Apakah semua yang dipercayainya itu bisa menyelamatkan dia hanya karena dia mempercayainya di dalam otaknya? Sama sekali tidak. Itu harus mempengaruhi hidup. Itulah mengapa Wahyu 3:1 begitu mengerikan di mana dikatakan Yesus sedang berada di luar dan mengetuk pintu, ingin masuk ke dalam hati.

Dan ketahuilah, gereja Laodekia adalah gereja yang berkata, “Kami kaya, harta kami bertambah-tambah, dan tidak kekurangan apa-apa.” Menarik.

Dan Yesus berada di luar hati kita, dan Dia berkata, “Kamu tidak kaya, kamu miskin. Kamu tidak punya pakaian, kamu telanjang. Kamu tidak bahagia, kamu menyedihkan.”

Tetapi Laodekia hanya percaya dengan kepalanya, namun dalam kehidupan sehari-harinya, tidak banyak yang dipraktekkan.


Another parallel. It is vital to understand both temples. Hebrews 8:1-2 tells us this about the importance of the heavenly Sanctuary. The apostle Paul, whom I believe to be the author of this book, says, “Now this is the main point of the things we are saying.….” he has spoken about the Sanctuary in previous chapters, he says, “….Now this is the main point of the things we are saying: We have such a High Priest, who is seated at the right hand of the throne of the Majesty in the heavens, 2a Minister of the sanctuary and of the true tabernacle which the Lord erected, and not man.”

Is the heavenly Sanctuary an important thing for the apostle Paul? The whole book of Hebrews is the exposition of the importance of the ministry of the heavenly Sanctuary. And he says, “The main point is that we have this High Priest in the heavenly Sanctuary.”

Persamaan yang lain. Adalah vital untuk memahami kedua Bait Allah ini. Ibrani 8:1-2 mengatakan kepada kita mengenai pentingnya Bait Allah surgawi ini. Rasul Paulus, yang menurut hemat saya adalah penulis kitab ini, berkata, Inti segala yang kita bicarakan itu ialah…” Paulus telah berbicara mengenai Bait Allah dalam pasal-pasal sebelumnya, dia berkata, “….Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga dan 2yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.”

Apakah Bait Allah surgawi hal yang penting bagi rasul Paulus? Seluruh kitab Ibrani adalah penjelasan panjang lebar tentang pelayanan Bait Allah surgawi. Dan dia berkata, “Intinya adalah kita memiliki Imam Besar ini di Bait Allah surgawi.”

In the book Counsels for the Church page 347 Ellen White said, “The correct understanding of the ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.”

And you’ve noticed that in the series of these meetings, all of the truths in the bible can be explained from the perspective of the Sanctuary. There is not one single one that is not explained, and the relationship that all of those teachings and all of those concepts have with one another. And so she says, “The correct understanding of the ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.” And she is not saying something that the bible doesn’t say. Because Hebrews 6:19-20 makes this clear. It says, that the ministry of Jesus in the Sanctuary is an anchor for us. Notice what it says there Hebrews 6:19-20, “This hope.….” speaking about Jesus, “….we have as an anchor of the soul, both sure and steadfast.….” So what kind of person is Jesus Christ that is ministering in the Sanctuary? He is an anchor, sure and steadfast, “…and which enters the Presence behind the veil, 20where the forerunner has entered for us, even Jesus, having become High Priest forever according to the order of Melchizedek.”

Di dalam buku Counsels for the Church hal 347, Ellen White berkata, “Pemahaman yang benar mengenai pelayanan di Bait Allah surgawi adalah dasar iman kita.”

Dan kalian telah menyimak dari seri pertemuan-pertemuan ini, semua kebenaran di dalam Alkitab bisa dijelaskan dari perspektif Bait Allah. Tidak ada satu hal pun yang tidak dijelaskan, dan juga dijelaskan hubungan yang ada antara semua ajaran itu dengan semua konsepnya. Dan Ellen White berkata, “Pemahaman yang benar mengenai pelayanan di Bait Allah surgawi adalah dasar iman kita.” Dan dia bukan mengatakan apa yang tidak dikatakan juga oleh Alkitab. Karena Ibrani 6:19-20 membuatnya hal ini sangat jelas. Dikatakan bahwa pelayanan Yesus di Bait Allah adalah jangkar atau sauh kita. Perhatikan apa yang dikatakan di sana, Ibrani 6:19-20 Pengharapan yang kita miliki itu…” berbicara mengenai Yesus, “….adalah sauh yang pasti dan kokoh bagi jiwa kita…” Jadi Sosok macam apakah Yesus Kristus yang melayani di Bait Allah? Dia ibarat sauh, pasti dan kokoh, “…. yang menghampiri Sosok di belakang tabir, 20 di mana sang Perintis telah masuk bagi kita, yaitu Yesus, setelah menjadi imam besar untuk selama-lamanya menurut ketentuan Melkisedek.”[NKJV yang diindonesiakan].

Now let me ask you, is the understanding of our earthly temple also a vital significance and importance? The understanding of physiology, the understanding of hygiene, is it very important also as it relates to our earthly tread and our earthly walk? Absolutely.

Notice this statement from the book Education pg. 195, she says, “A knowledge of physiology and hygiene should be the basis of all educational effort.”

What does “basis” mean? It means the foundation. It’s another word for foundation. She just said that “The correct understanding in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith,” and then she says “A knowledge of physiology and hygiene should be the basis…” which is the foundation, “…of all educational effort.” So is it also foundational to understand physiology and hygiene as it relates to our earthly body temple? Absolutely. Now, here’s the reason why.

Sekarang coba saya tanya, apakah memahami Bait Allah jasmani kita itu sangat berarti dan sangat penting? Apakah memahami fisiologinya, memahami hygiene, itu sangat penting, dalam kaitannya dengan cara hidup kita di dunia ini? Betul sekali.

Perhatikan pernyataan ini dari buku Education, hal 195, Ellen White berkata,
“Pengetahuan tentang fisiologi dan hygiene harus menjadi basis dari semua upaya pendidikan.” Apa yang dimaksud dengan “basis”? Maksudnya fondasi. Itu adalah kata lain untuk fondasi. Ellen White mengatakan persis demikian, “Pemahaman yang benar tentang Bait Allah surgawi adalah fondasi iman kita,” lalu dia berkata, “Pengetahuan tentang fisiologi dan hygiene harus menjadi basis…” yaitu fondasi, “dari semua upaya pendidikan.” Jadi apakah itu memahami fisiologi dan hygiene dalam hubungannya dengan Bait Allah jasmani kita itu hal yang mendasar? Betul sekali.

Nah, inilah alasannya mengapa.


In the devotional book Our High Calling pg. 266 she has this to say. Let me just ask you, “Does your mind have an impact on your body? Does your body have an impact upon your mind? Is a drunkard able to grasp spiritual things? Does your physical have anything to do with your spiritual health? Yes. Does your mental health have anything to do with your physical health? You know that they interrelate. Now listen to this, “The relationship…” and she is writing this before medical science even had any dreams of discovering it. She says, “… The relationship that exists between mind and body is very intimate. When one is affected, the other is always more or less in sympathy. It is impossible for men while under the power of sinful health destroying habits, to appreciate sacred truths. When the intellect is clouded, the moral powers are enfeebled, and sin does not look sinful…” Wow! “…The most ennobling, grand and glorious themes of God’s Word, seem but idle tales. Satan can then easily snatch away the good seed that has been sown in the heart, for the soul is in no condition to comprehend or understand its true value. It is thus that selfish, health destroying indulgences are counteracting the influence of the message which is to prepare a people for the great day of God.” Power! Powerful statement.

Di buku devosi Our High Calling hal 266, Ellen White berkata demikian ~ Coba saya mau tanya, apakah pikiran kita berpengaruh pada tubuh kita? Apakah tubuh kita mempengaruhi pikiran kita? Apakah seorang pemabuk bisa memahami hal-hal yang rohani? Apakah kesehatan jasmani kita berpengaruh pada kesehatan rohani kita? Ya! Apakah kesehatan mental kita berpengaruh pada kesehatan fisik kita? Kalian tahu mereka itu saling mempengaruhi. Sekarang, dengarkan ini, “Hubungan…” dan Ellen White menulis tentang hal ini bahkan sebelum ilmu medis pernah membayangkan menemukan kaitan itu. Ellen White berkata, “…Hubungan antara pikiran dan tubuh itu sangat intim. Bila yang satu kena, yang lain selalu sedikit banyak ikut merasakan. Orang yang dikuasai oleh kebiasaan berdosa yang merusak kesehatan, mustahil bisa menghargai kebenaran yang kudus. Bila intelek sudah dikaburkan, kekuatan moral pun melemah, dan dosa tidak terasa dosa lagi…” Wow! “…Tema-tema Firman Tuhan yang paling meningkatkan mental, yang hebat dan agung, tampak seperti cerita omong kosong. Setan dengan mudah bisa merampas benih-benih yang baik yang telah disebarkan di dalam hati, karena hati tidak mampu memahami atau mengerti maknanya yang sebenarnya. Demikianlah, maka kegemaran-kegemaran yang merusak kesehatan menggagalkan pengaruh pekabaran yang bertujuan untuk mempersiapkan suatu umat bagi hari besar Tuhan.” Penuh kuasa! Pernyataan yang mantap!

You know if you want to read a couple of books written by Ellen White that will boggle your mind, the book Ministry of Healing. If the medical world read that book today, there will be a revolutionary change in the philosophy of health. You know, if people follows the counsels in that book ~ dare I say it? ~ the health system would go bankrupt because people would get real healthy just by using simple things, most of which are free.

Now, allow me to read you just a couple of statements here in closing. You know Ellen White received many visions and some of those visions had to do specifically with health.

One of those visions was in 1863, it was the first vision on health reform, where on June 6, 1863 she had this vision about certain things that should not be eaten, and certain things that shouldn’t be done on Sabbath that should be laid aside. Let me read you from the book Counsels on Diet and Food page 481. She says, “ It was at the house of Brother A. Hilliard, at Otsego, Michigan, June 6, 1863, that the great subject of health Reform was opened before me in vision….” She saw the extreme importance of health in having a spiritual nature that is connected with God. She not only wrote Ministry of Healing but she also wrote the book Counsels on Health, and there are many other books that are compilations from her writings, like for example the book Medical Ministry that deals with the administration of hospitals and so on. She also ~ didn’t write, but there is a compilation of her writings that is called Counsels on Diet and Food, where much of what she said over hundred years ago, has been proven true by medical science. It’s amazing. All you have to do is go for yourself and read these books. Read Ministry of Healing, Counsels on Health, Counsels on Diet and Food, Medical Ministry, and other books that she wrote on healthful living. And her counsels are amazing, they are very much uptodate.

Kalian tahu, jika kalian mau membaca beberapa buku tulisan Ellen White yang akan mengejutkan kalian, ada buku The Ministry of Healing. Seandainya dunia kedokteran membaca buku itu hari ini, akan terjadi perubahan besar dalam filosofi kesehatan. Kalian tahu, seandainya orang mengikuti nasihat-nasihat di buku itu ~ layakkah saya mengatakannya? ~ maka sistem industri kesehatan akan bankrupt karena orang-orang akan menjadi sungguh-sungguh sehat hanya dengan memakai hal-hal yang sederhana, yang kebanyakan gratis.

Nah, saya ingin membacakan hanya dua pernyataan lagi sebagai penutup. Kalian tahu Ellen White telah menerima banyak penglihatan dan beberapa dari penglihatan itu berkaitan dengan kesehatan. Salah satu penglihatan itu terjadi di tahun 1863, ini adalah penglihatan yang pertama mengenai reformasi kesehatan, pada tanggal 6 Juni 1863, Ellen White menerima penglihatan mengenai hal-hal tertentu yang tidak seharusnya dimakan, dan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan, yang harus ditinggalkan pada hari Sabat.

Saya akan membaca dari buku Counsels on Diet and Food hal 481. Ellen White berkata,
“Topik hebat tentang reformasi kesehatan dinyatakan kepada saya dalam suatu penglihatan di rumah Saudara A. Hilliard, di Otsego, Michigan, pada 6 Juni 1863…” Ellen White melihat betapa pentingnya peranan kesehatan untuk memiliki kondisi rohani yang tersambung dengan Tuhan. Dia tidak saja menulis buku Ministry of Healing, tetapi dia juga menulis buku Counsels on Health, dan ada banyak buku lain yang merupakan kompilasi tulisan-tulisannya, misalnya buku Medical Ministry yang membahas administrasi rumah sakit dsb. Ellen White juga ~ tidak menulis, tetapi ada suatu kompilasi dari tulisan-tulisannya yang berjudul Counsels on Diet and Food, di mana apa yang dikatakannya lebih dari 100 tahun yang lalu, sekarang telah dibuktikan benar oleh ilmu medis. Mengagumkan. Kalian hanya perlu membaca saja sendiri buku-buku ini. Bacalah Ministry of Healing, Counsels on Health, Counsels on Diet and Food, Medical Ministry, dan buku-buku lain yang diatulisnya mengenai bagaimana hidup sehat. Dan nasihat-nasihatnya sangat menakjubkan, mereka sangat sesuai dengan zaman ini.

You see, folks, an understanding of the heavenly Sanctuary, is absolutely indispensible to be prepared for the coming of Jesus. But also, physical health and caring for the physical temple is also just as important in our preparation for the coming of Christ.

In fact I would like end by reading a couple of statements, one of them is in Testimonies for the Church Vol. 3 page 162. She says, “To make plain natural law, and urge the obedience of it, is the work that accompanies the third angel’s message to prepare a people for the coming of the Lord. He designs that the great…” listen carefully, “… He designs that the great subject of health reform shall be agitated and the public mind deeply stirred to investigate…” And then she says the reason “…for it is impossible for men and women, with all their sinful health destroying, brain enervating habits to discern sacred truth, through which they are to be sanctified, refined, elevated, and made fit for the society of heavenly angels in the kingdom of glory.”

Kalian lihat, pemahaman tentang Bait Allah surgawi mutlak harus dimiliki sebagai persiapan menyambut kedatangan Yesus. Tetapi, kesehatan jasmani dan pemeliharaan Bait Allah jasmani juga sama pentingnya dalam persiapan kita bagi kedatangan Kristus.

Bahkan saya ingin mengakhiri dengan membacakan dua pernyataan. Salah satunya dari Testimonies for the Church, Vol. 3, hal 162. Ellen White berklata,
“Tugas yang mendampingi pekabaran Tiga Malaikat dalam menyiapkan suatu umat bagi kedatangan Tuhan adalah membuat hukum alam mudah dimengerti, dan mendorong manusia untuk mematuhinya. Tuhan merancang agar…” dengarkan baik-baik, “…Tuhan merancang agar topik reformasi kesehatan yang hebat akan menimbulkan gejolak, sehingga pendapat masyarakat akan benar-benar terusik untuk menyelidikinya…” Lalu Ellen White menyebutkan alasannya, “…karena laki-laki dan wanita, dengan kebiasaan mereka yang berdosa, yang merusak kesehatan dan melemahkan otak, mustahil bisa melihat kebenaran yang kudus, yang seharusnya menguduskan mereka, memoles dan mengangkat mereka, menjadikan mereka layak untuk berada di lingkungan para malaikat di kerajaan yang mulia.”

Now one of the remedies that she spoke of most of them are free. In the Ministry of Healing page 127 she says, “Pure air…” how much was your last bill for pure air? “… sunlight, abstemiousness…” that means to abstain from that which is harmful, “…rest, exercise, proper diet, use of water, trust in divine power, these are the true remedies. Every person should have a knowledge of nature’s remedial agencies and how to apply them. It is essential both to understand the principles involved in the treatment of the sick and to have a practical training that will enable one rightly to use this knowledge.”

Nah, salah satu pengobatan yang disebutkan olehnya, kebanyakan adalah gratis. Di Ministry of Healing hal 126, Ellen White berkata,
“Udara bersih…” berapa jumlah tagihan kalian yang terakhir untuk udara bersih? “…cahaya matahari, pengendalian diri…” ini berarti menghindari apa yang berbahaya, “…istirahat, olahraga, diet yang benar, pemakaian air, percaya dalam kuasa Ilahi, ini adalah obat yang sejati. Setiap orang harus memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber pengobatan alami dan bagaimana memakainya. Baik memahami prinsip yang terlibat dalam merawat orang yang sakit, maupun memiliki pelatihan yang praktis yang membuat kita bisa memanfaatkan pengetahuan ini dengan cara yang benar, adalah sangat penting.”

So, is it important to understand the heavenly Sanctuary? Yes.

How about the earthly Sanctuary? Just as much.

Jadi apakah penting untuk memahami Bait Allah surgawi? Ya.

Bagaimana dengan Bait Allah jasmani? Sama pentingnya.

15 12 14
 
Top