Bahasa | 24/32 - Pertobatan Yang Luar Biasa | Stephen Bohr


HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
PERTOBATAN YANG LUAR BIASA

Dibuka dengan doa.

Roh Kudus telah turun pada hari Pentakosta, dan gerakan Kekristenan sedang menyebar pesat seperti rumput kering yang terbakar. Bahkan di Kisah 6:7 kita temukan gambaran bagaimana banyak umat dan imam yang meninggalkan Yudaisme dan mereka bergabung dengan gerakan Kekristenan. Dikatakan di sana,
“Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menjadi patuh kepada iman [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, baik klerus maupun awam sama-sama beralih keyakinan masuk Kristen. Alkitab memberitahu kita bahwa salah satu alasan perkembangan yang luar biasa ini adalah hasil kerja Stefanus, salah satu dari ketujuh orang diakon. Di Kisah 6:8 kita diberitahu bahwa Stefanus-lah yang berperan dalam mengembangkan gereja. Dikatakan di sana, “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”

Sedemikian cepatnya perkembangan gerakan Kekristenan sehingga Yudaisme merasa terancam. Bahkan ada satu orang khusus yang merasa sangat terusik. Dia adalah seorang muda yang merupakan kader yang menjanjikan bagi Yudaisme. Tampaknya dia memiliki masa depan yang cemerlang. Dia muda, enerjik dan pantang mundur. Namanya adalah Saulus dari Tarsus. Nah, Saulus ini punya pandangan yang sangat cupet. Dia yakin bahwa Tuhan telah memilih bangsa Yahudi, dan pilihan itu berlaku tanpa syarat dan tidak bisa ditarik kembali, dan celakalah orang yang berani meragukan fakta tersebut. Ketahuilah, bagi Saulus dari Tarsus, mempertahankan Yudaisme adalah prioritas nomor satu dalam daftarnya. Yudaisme harus dipertahankan apa pun pengorbanannya. Kita diberitahu di Kisah 22:3 ~ dan di situ rasul Paulus sedang menceritakan warisan pusakanya ~ dia berkata, "Aku memang adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; berguru kepada Gamaliel…” ketahuilah, itu adalah seorang guru yang terkenal “….dididik dalam hukum nenek moyang kita yang ketat, dan sangat bersemangat membela Allah, sama seperti kamu semua sekarang.” [NKJV yang diindonesiakan] Maka di sinilah kita dapati Saulus dari Tarsus mengisahkan pusaka warisan keYahudiannya. Nah, Saulus ingin mempertahankan Yudaisme untuk alasan yang sama dengan alasan orang-orang Yahudi yang menggiring Yesus ke salib, yaitu demi mempertahankan Yudaisme. Bahkan di Yohanes 11:47-50 kita temukan Imam Besar Kayafas berbicara di depan Sanhedrin, dan dia sedang menjelaskan mengapa mereka perlu menyingkirkan Kristus. Ada alasan istimewa yang menyangkut keamanan nasional. Dengan kata lain, kelangsungan eksistensi bangsa Yahudi sedang terancam. Kita baca di Yohanes 11:47-50 ~ ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum kematian Kristus ~ “Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab Orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan mengambil alih baik kedudukan kita maupun bangsa kita.’ …” Apakah yang dikhawatirkan oleh Sanhedrin? Yaitu gerakan tersebut akan berkembang sedemikian besarnya sehingga Yudaisme akan lenyap. Perhatikan ayat 49, dikatakan, “….49 Dan seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, 50dan kamu tidak mempertimbangkan, bahwa lebih menguntungkan bagi kita, jika satu Orang yang harus mati untuk rakyat, daripada seluruh bangsa kita ini yang harus binasa."[NKJV yang diindonesiakan].

Jadi perhatikan bahwa topik utama yang diperdebatkan tentang menyingkirkan Kristus adalah demi mempertahankan eksistensi bangsa Yahudi. Sentimen yang sama yang ada di hati Saulus dari Tarsus. Dia bilang, gerakan Kristen yang terus berkembang ini merupakan ancaman bagi Yudaisme dan itu harus ditumpas.

Di Kisah 26:9-11 kita mendapatkan deskripsi Saulus dari Tarsus sang penganiaya gereja. Dikatakan di Kisah 26:9-11, di sini Paulus sedang mengingat-ingat hidupnya yang lama,
Sesungguhnya, aku sendiri pernah beranggapan, bahwa aku harus melakukan banyak upaya untuk menentang nama Yesus dari Nazaret. 10Hal itu kulakukan juga di Yerusalem, dan banyak orang kudus aku masukkan ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala; dan ketika mereka dihukum mati, aku ikut memberikan suara untuk kematian mereka. 11 Dan di setiap sinagog [rumah ibadat] aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka untuk menghujat dan dalam amarah yang meluap-luap terhadap mereka, aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."[NKJV yang diindonesiakan]

Jadi Saulus dari Tarus memiliki semangat yang sama dengan semangat Sanhedrin. Di dalam benaknya, yang terpenting adalah mempertahankan Yudaisme. Dan inilah alasannya mengapa Saulus dari Tarsus begitu getol ingin menghancurkan bukan saja Kekristenan tetapi khususnya Stefanus, yang adalah salah seorang yang memimpin penyebaran Kekristenan secara luar biasa ini. Bahkan di Kisah 7:57-58 kita dapatkan bahwa ketika Stefanus sedang dirajam, Saulus dari Tarsus hadir di sana. Dikatakan, Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia [= Stefanus]. 58Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.”

Tapi Saulus bukan hanya hadir untuk menyaksikan perajaman Stefanus, Alkitab memberi kita kesan bahwa Saulus dari Tarsus adalah pemimpin gerombolan atau otak di belakang kematian Stefanus. Di Kisah 22:20 kita mendapat tahu Dan ketika darah Stefanus, martir-Mu itu…” Saulus sedang berbicara di sini, atau lebih tepatnya pada saat ini, Paulus, “….Dan ketika darah Stefanus, martir-Mu itu ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui kematiannya, dan aku menjaga pakaian mereka yang sedang membunuhnya.”[NKJV yang diindonesiakan]

Maka kita mendapatkan Saulus dari Tarsus terlibat aktif dalam merencanakan kematian Stefanus karena dialah salah satu alat dalam pertumbuhan gerakan Kekristenan.

Sekarang kita dapati bahwa setelah perajaman Stefanus, Saulus dari Tarsus memutuskan pergi menempuh perjalanan untuk mengejar orang-orang Kristen di kota Damaskus [Damsyik]. Bahkan dia harus menempuh perjalanan yang panjang karena Yerusalem jauh letaknya dari Damaskus. Orang harus melewati seluruh Israel ke perbatasan utara, lalu melewati Lebanon dan masuk ke Syria. Kita mendapatkan deskripsi tentang penganiayaan itu di Kisah 9:1-2. Dikatakan di sana,
Lalu Saulus, dengan semangat yang masih berkobar-kobar, mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan, pergi menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa darinya untuk dibawa kepada sinagog-sinagog di Damsyik, supaya, jika ia menemukan siapa pun yang mengikuti ‘Jalan itu’…” ini adalah nama gerakan Kristen tersebut, “….entah itu laki-laki atau perempuan, ia boleh menangkap mereka dan membawa mereka sebagai tawanan ke Yerusalem.”

Maka Saulus dari Tarsus pun menempuh perjalanan ke Damaskus untuk menangkap orang-orang Kristen dan membawa mereka ke Yerusalem untuk diadili dan kemungkinan besar untuk dibunuh. Tetapi dalam perjalanan ke Damaskus itulah Saulus dari Tarsus mendapat suatu pengalaman yang bukan saja mengubah hidupnya tetapi juga mengubah theologinya. Dalam perjalanan ke Damaskus itu dia bertemu dengan Yesus Kristus. Dia menjadi sadar bahwa dengan menganiaya gereja, sesungguhnya dia menganiaya Yesus, karena dia mendengar suara dari Surga yang berkata, Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Dan dia berkata, "Siapakah Engkau, supaya aku tahu siapa yang aku aniaya. " Dan Yesus berkata, "Akulah Yesus dari Nazaret yang kauaniaya itu.” Dengan kata lain, “…dengan menganiaya tubuhKu, berarti engkau menganiaya Aku.”

Marilah membaca tentang ini di Kisah 9:3-6
Dalam perjalanannya ketika sudah dekat Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ 5Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ Lalu Tuhan berkata, ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Beratlah bagimu untuk menendang tongkat penghalau ternak **)…” artinya dia sedang memberontak terhadap hati nuraninya. Ayat 6 “….6Maka dengan gemetar dan terkejut, dia berkata, ‘Tuhan, apa yang Engkau mau aku perbuat?’...”[NKJV yang diindonesiakan]

**) Tongkat penghalau ternak
adalah sebatang tongkat yang pada ujungnya (bagian bawahnya) dipasangi logam yang tajam. Tongkat ini dipakai agar sapi-sapi yang digembalakan itu berjalan menurut keinginan orang yang membawanya. Jika ada sapi yang memberontak dan mencoba menendang tongkat tersebut, maka kakinya akan kesakitan kena logam yang tajam tersebut sehingga sapi itu mengerti bahwa kalau dia memberontak, kakinya akan sakit tertusuk logam itu.

Alkitab berkata, dia dikirim untuk menemui orang yang bernama Ananias, dan Ananias bertemu dengan Saulus dari Tarsus di rumah seseorang yang dipanggil Yudas. Nah, saya mau kalian perhatikan bagaimana kisah ini dilanjutkan di Kisah 22:16-18 [seharusnya Kisah 9:15-17], di sini Lukas menceritakan tentang kisah pengalaman perjalanan ke Damaskus. Dikatakan di sana, Tetapi firman Tuhan kepadanya: …” maksudnya kepada Ananias, “….’Pergilah …” dan konteksnya mengindikasikan bahwa dia harus pergi ke rumah Yudas, “Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah! Sebab orang ini …” maksudnya Saulus dari Tarsus “….adalah bejana pilihan-Ku untuk membawa nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan umat Israel. 16 Karena Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.’ 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Sambil menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saudara Saulus, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan ketika engkau datang, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’ 18 Dan seketika itu juga seolah-olah dari matanya gugurlah sesuatu yang menyerupai sisik-sisik sehingga ia dapat melihat lagi. Dan ia bangun lalu dibaptis.”[NKJV yang diindonesiakan].

Sekarang dengarkan, Saulus bukan saja hanya menerima kembali penglihatan fisiknya, tetapi sisik-sisik yang jatuh dari matanya adalah sisik-sisik prasangka buruk. Sekarang dia bisa melihat bahwa umat Tuhan adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Nah, di kitab Galatia 3:26-27, kita temukan suatu konsep yang sangat penting, dikatakan di sana, “…
semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” Nah, kita sudah tahu bahwa Saulus dari Tarsus telah dibaptis, jadi siapa yang dikenakan oleh Saulus dari Tarsus? Dia mengenakan Yesus Kristus.

Nah, ada konsep penting yang lain. Di Galatia 3:15-16 kita temukan bahwa rasul Paulus berkata, bahwa janji itu diberikan kepada Abraham dan benihnya. Dan di sana Rasul Paulus menulis setelah pertobatannya, bahwa teks tersebut
“…tidak berkata ‘kepada benih-benihnya’ sebagaimana berarti kepada banyak [benih], tetapi … kepada Benihmu", yaitu Kristus.”[NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, benih Abraham adalah satu Orang tunggal, dan satu Orang tunggal tersebut adalah siapa? Yesus Kristus. Yesus adalah Benih Abraham. Tetapi sekarang saya mau kalian simak bahwa mereka yang berada di dalam Kristus melalui baptisan ~ seperti Saulus dari Tarsus ~ sekarang menjadi benih Abraham melalui Yesus. Perhatikan Galatia 3:29, dikatakan,Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah ahliwarisnya.”[NKJV yang diindonesiakan].

Apa maksudnya menjadi benih Abraham? Apakah itu berarti ada darah Yahudi dalam pembuluh darah kita? Tidak. Apakah berarti kita hidup di Israel? Tidak. Apakah itu berarti nama marga kita adalah Goldberg? Sama sekali tidak. Di sini dikatakan, mereka yang berada di dalam Kristus adalah apa? Adalah benih Abraham. Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah benih Abraham, yang berarti jika kita bukan milik Kristus, kita bukan benih Abraham. Ini adalah konsep yang sangat penting yang akan kita telaah lebih lanjut.

Jadi ketika Saulus dari Tarsus dibaptis, dia dibaptiskan ke dalam Kristus, dia dijadikan satu dengan Kristus, dan melalui Kristus dia menjadi benih Abraham. Dia bukan benih Abraham sebelum bergabung dengan Yesus Kristus. Nah, pengalaman di jalan ke Damaskus ini mengubah fokus Saulus dari Tarsus secara menyeluruh. Perhatikan Kisah 9:22, di sini dikatakan,
Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah…” apa? “…. Sang Mesias.”

Apa arti kata “Kristus”? Artinya “sang Mesias”. Dengan kata lain, sekarang tujuan Saulus dari Tarsus adalah membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah apa? Adalah Sang Mesias.

Belakangan di kitab Filipi, rasul Paulus menggambarkan pengalaman pertobatannya dan perubahan fokusnya, perubahan theologinya. Perhatikan Filipi 3:3-11. Di sini dia berkata,
karena kita inilah sunat itu, yaitu yang beribadah kepada Allah dalam Roh…” Siapakah sunat itu? Mereka yang apa? “….yang beribadah kepada Allah dalam Roh dan tidak mengandalkan hal-hal lahiriah. …” Dengan kata lain, jika kita tidak mengandalkan yang lahiriah, kita adalah Israel [atau Yahudi]. Kata Paulus, “…. 4Sekali pun aku juga punya alasan untuk mengandalkan hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat mengandalkan hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: 5 [aku] disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang yang paling Ibrani dari semua orang Ibrani, dalam hal hukum Taurat, aku Farisi, 6 dalam hal semangat, aku penganiaya jemaat, dalam hal kebenaran dari mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. …” kedengarannya seperti dia sedang menyombong, bukan? Dia berkata, “Aku ini yang paling Yahudi dari semua orang Yahudi, aku adalah benih Abraham, tadinya aku sangka demikian.” Tetapi sekarang perhatikan apa yang dikatakannya selanjutnya di ayat 7, “….7 Tetapi apa yang dahulu kuanggap menguntungkan bagiku, sekarang karena Kristus, kuanggap tidak bernilai. 8 Malahan segala sesuatu juga kuanggap tidak bernilai demi keistimewaan pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, untuk Dia-lah aku telah menderita kehilangan segala sesuatu, dan yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh Kristus, 9dan berada dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri…” menurut Perjanjian Baru, orang Yahudi suka menganggap dirinya benar karena perbuatannya sendiri, “….bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran yang diperoleh melalui iman dalam Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan karena iman, 10agar aku boleh mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku diselaraskan dengan kematian-Nya, 11supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”[NKJV yang diindonesiakan].

Perubahan fokus apakah yang terjadi dalam theologi Saulus? Sebelumnya, theologinya adalah berpusat pada bangsa Israel. Sekarang theologinya bagaimana? Berpusat pada Kristus. Paulus berkata, “Segala sesuatu yang pernah aku anggap penting, keyahudianku, aku anggap tidak ada nilainya, supaya aku boleh mendapatkan Kristus.” Dengan kata lain, “Kristus adalah segala-galanya. Dan pada waktu aku menerima Kristus, aku menjadi benih Abraham yang sejati.” Dan tahukah kalian, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa rasul Paulus jatuh cinta kepada Kristus sedemikian beratnya dia bersedia menderita apa saja karena telah menerima Dia.

Perhatikan 2 Korintus 11:22-28 di mana rasul Paulus menggambarkan semua penderitaan yang dialaminya karena telah menerima dan mengabarkan Kristus. Dia berkata
Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? …” lalu dia berkata, “…. –aku sekarang bicara seperti orang tolol--aku lebih lagi! Aku lebih-lebih: soal kerja keras, [aku] lebih banyak, bekas cambuk, di luar batas, berada di dalam penjara lebih sering; dalam ancaman kematian, kerap kali. 24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 25 tiga kali aku dipukul dengan tongkat, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku pernah terkatung-katung di tengah laut. 26 Dalam perjalanan, aku sering terancam bahaya di laut, terancam bahaya penyamun, terancam bahaya dari bangsaku sendiri, dan terancam bahaya dari orang-orang bukan Yahudi; tercancam bahaya di dalam kota, terancam bahaya di padang gurun, terancam bahaya di tengah laut, dan terancam bahaya dari antara saudara-saudara palsu. 27 Aku banyak kelelahan dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, 28 di samping hal-hal lain, yang aku alami setiap hari adalah keprihatinanku yang mendalam untuk semua jemaat.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah Saulus benar-benar beralih keyakinan ke Yesus Kristus? Apakah theologinya sekarang berfokus ke Israel? Sama sekali tidak. Dia berkata, “Keyahudian itu tidak ada artinya di luar Yesus. Manusia tidak menjadi benih Abraham hanya karena garis darah. Manusia menjadi benih Abraham dengan berada di dalam Kristus melalui baptisan. Karena jika kita berada di dalam Kristus, maka kita adalah benih Abraham. Jadi pada dasarnya apa yang dikatakan rasul Paulus adalah, orang-orang Yahudi yang menolak menerima Kristus bukanlah benih Abraham. Kita akan melanjutkan topik ini nanti.

Nah, Alkitab memberitahu kita bahwa bukan hanya Saulus dari Tarsus melainkan semua penulis kitab-kitab Perjanjian Baru mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki dua umat ~ orang Yahudi dan GerejaNya ~ dan bahwa Tuhan memiliki satu rancangan buat orang Yahudi dan rancangan yang lain untuk Gereja. Ini adalah ide yang muncul dalam 150 tahun yang terakhir di dunia Kristen, bahwa Tuhan punya satu rancangan bagi GerejaNya yang akan diangkat ke Surga selama 7 tahun sebelum masa kesusahan besar, dan mereka akan berada di Surga; lalu orang-orang Yahudi akan ditinggalkan di dunia, dan mereka akan memulihkan upacara-upacara kurban dan mereka akan mengalami penderitaan hebat saat masa kesusahan besar. Alkitab dan terutama Rasul Paulus, mengajarkan, bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat yang sejati, dan bahwa umat itu ditentukan oleh penerimaan atau penolakan mereka atas Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Nah, saya mau kalian menyimak lebih dulu, kita akan melihat daftar ayat-ayat yang membuktikan bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat.

Yohanes 10:16, di sini Yesus yang berbicara dan saya mau kalian perhatikan apa kataNya. Yohanes 10:16, Yesus berkata di sini,
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini…” apa maksudnya “kandang ini”? Apa yang dimaksudNya dengan “kandang ini”? Yang dimaksud Yesus adalah orang-orang Yahudi, karena Dia dikirim kepada “domba-domba yang hilang dari umat Israel” [Mat 10:6] kita sudah membaca ini. Maka Dia berkata, “Aku memiliki domba-domba yang lain, “….yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kubawa juga dan mereka akan mendengar suara-Ku dan akan ada dua kawanan dengan satu gembala. …” Tidak! Tidak! “…. satu kawanan dengan satu …” apa? “…. Satu gembala.”[NKJV yang diindonesiakan].

Nah, barangkali kalian bertanya-tanya apakah Yesus sedang berbicara mengenai orang-orang non-Yahudi ketika Dia berkata bahwa ada domba-domba lain yang tidak berasal dari kandang ini. Marilah kita ke Yohanes 11:51-52. Setelah Kayafas berkata bahwa adalah lebih menguntungkan jika satu orang mati agar seluruh bangsa tidak binasa, perhatikan apa yang diberitahukan kepada kita di Yohanes 11:51Hal yang dikatakannya bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu, ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu…” Sekarang dengarkan baik-baik, bangsa apa itu? Bangsa Yahudi. Bahwa Dia “…akan mati untuk bangsa itu…” dan sekarang perhatikan, “…. 52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi agar Dia juga akan mengumpulkan menjadi satu, anak-anak Allah yang tercerai-berai di luar negeri.”[NKJV yang diindonesiakan].

Apakah Yesus hanya akan mengumpulkan orang-orang Yahudi kepada diriNya? Tidak. Dia juga akan mengumpulkan orang-orang non-Yahudi kepada diriNya. Dengan kata lain, Tuhan tidak memiliki dua kawanan ~ satu kawanan non-Yahudi dan satu kawanan Yahudi ~ Dia berkata, “Aku akan membawa orang-orang non Yahudi dan akan ada satu kawanan dan akan ada satu gembala.”

Alkitab mengatakan bahwa hanya ada satu Israel. Dan Israel ini ditentukan oleh hubungannya dengan Yesus Kristus. Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah Israel. Jika kita bukan milik Kristus, kita bukan Israel, kita bukan Yahudi. Dan kalian berkata, “Di mana di Alkitab dikatakan demikian?” Mari kita baca tulisan rasul Paulus, Roma 2:28-29, di sini rasul Paulus berkata,
Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi…” Jadi apakah mungkin seorang yang Yahudi secara lahiriah, namun bukan Yahudi? Tentu saja. “…Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi; dan sunat bukanlah sunat daging secara lahiriah. 29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang…” apa? “….Yahudi di dalam hatinya; demikian pula sunat adalah sunat …” apa? “….di dalam hati secara Roh, bukan secara harafiah…” Karena orang Yahudi suka dengan yang harafiah namun mereka tidak memiliki Roh. “….Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah bisa seorang Yahudi secara lahir namun bukan seorang Yahudi? Bisa sekali, menurut rasul Paulus.

Sekarang, perhatikan Roma 9:6-8, ide yang sama bahwa hanya ada satu Israel sejati dan itu ditentukan oleh hubungan kita dengan Yesus Kristus. Roma 9:6-8, di sini rasul Paulus berkata,
Akan tetapi bukan karena firman Allah tidak ada pengaruhnya. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah Israel…” menarik bukan? Apakah semua orang Israel itu Israel? Tidak. Rasul Paulus berkata, tidak semua orang Israel itu Israel. Nah, kalau begitu, siapa yang Israel? Marilah kita teruskan membaca, “Akan tetapi bukan karena firman Allah tidak ada pengaruhnya. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah Israel, 7dan juga tidak semua keturunan Abraham adalah benih Abraham…” Apakah semua keturunan Abraham itu benih Abraham? Tidak. Sama sekali tidak. Paulus berkata, “…juga tidak semua keturunan Abraham adalah benih Abraham, tetapi: ‘dalam Ishak-lah akan disebut benihmu’…” dan sekarang dia menjelaskan apa yang dimaksudnya, “….8Artinya: mereka yang adalah anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah anak-anak Allah…” siapakah anak-anak secara daging ini? Orang-orang Yahudi literal yang telah menolak siapa? Kristus. Maka Paulus berkata, “…8Artinya: mereka yang adalah anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah anak-anak Allah; tetapi anak-anak perjanjian-lah…” yaitu janji akan seorang Mesias, “….yang diperhitungkan sebagai benih.[NKJV yang diindonesiakan]

Apakah kalian memahami ini? Dengan kata lain menjadi Israel atau menjadi Yahudi tidak ditentukan secara geografis, atau etnis, atau genetic, tetapi ditentukan oleh hubungan kita dengan Yesus Kristus.

Perhatikan Galatia 3:16 lalu kita akan ke ayat 26-29, kita sudah pernah menyinggung ini tetapi marilah kita baca sekali lagi. Dikatakan di Galatia 3:16, “
Dan janji itu diberikan kepada Abraham dan kepada Benihnya. Dia tidak berkata ‘kepada benih-benihnya’ sebagaimana berarti kepada banyak, tetapi hanya kepada satu: ‘dan kepada Benihmu’, yaitu Kristus.…” Jadi siapakah satu-satunya Benih sejati Abraham? Satu. Kristus. Dan kalian berkata, “Bukankah tadi kita baca bahwa kita adalah benih-benih Abraham? Betul, tetapi tidak dalam pengertian primer seperti Kristus. Hanya jika kita bergabung dengan Kristus, baru kita menjadi benih Abaraham. Perhatikan ayat 26 “….26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah…” bagaimana? “…. Melalui iman di dalam Yesus Kristus. 27 Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan…” apa? “…. Kristus. …” Sekarang perhatikan, “….28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. …” dan sekarang simak, “…. 29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah ahliwarisnya.”[NKJV yang diindonesiakan].

Jadi bagaimana caranya kita bisa menjadi benih Abraham? Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah benih Abraham. Maka, pertanyaan saya adalah, mereka yang berada di luar Kristus, yang adalah Yahudi secara lahiriah, apakah mereka benih Abraham menurut definisi Alkitab? Sama sekali bukan. Karena yang kita bicarakan adalah suatu hubungan rohani dengan Kristus yang menjadikan kita ~ dengan kata lain ~ Yahudi rohani.

Nah, Alkitab juga berkata bahwa Yesus hanya memiliki satu tubuh. Dia tidak memiliki dua tubuh, satu tubuh Yahudi dan satu lagi tubuh Gereja. Dia hanya punya satu tubuh. Mari kita baca dari Efesus 2:13-18, di sini rasul Paulus sedang menulis lagi. Dia berkata,
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’…” yaitu orang-orang non-Yahudi, “… sudah dibawa ‘dekat’ …” bagaimana caranya? “….oleh darah Kristus. 14Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah membuat kedua pihak …” yaitu orang Yahudi dan non-Yahudi, apa? “….menjadi satu, dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, 15dan dengan tubuhNya telah menghapuskan perseteruan, yaitu hukum dari perintah-perintah yang terdapat dalam kitab-kitab ordonansi [tata upacara], dengan demikian telah menciptakan di dalam Dirinya …” berapa banyak manusia baru? “….satu manusia baru dari keduanya…” yaitu dari Yahudi dan non-Yahudi “…dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 16dan agar Dia boleh memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan demikian mengakhiri perseteruan itu. 17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, 18 karena melalui Dia kita kedua pihak…” yaitu Yahudi dan non-Yahudi, “…. oleh satu Roh beroleh jalan untuk menghampiri…” siapa? “…. Bapa.” [NKJV yang diindonesiakan]

Yesus punya berapa tubuh? Satu tubuh Yahudi dan satu tubuh non-Yahudi? Tidak! Dia memiliki satu tubuh yang terdiri atas Yahudi dan Greeka, atau Yahudi dan non-Yahudi. Perhatikan 1 Korintus 12:13, di sini rasul Paulus menulis,Sebab oleh satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi…” apa? “…. satu tubuh dan kita semua diberi minum ke dalam…” apa? “…. satu Roh.”

Jadi berapa tubuh yang kita bicarakan ini? Berapa Roh? Satu Roh.

Perhatikan Efesus 3:6, ini adalah pesan yang indah kepada orang-orang non-Yahudi. Rasul Paulus berkata kepada orang-orang non-Yahudi, “Jika kalian menerima Kristus, kalian adalah Yahudi. Kalian adalah Yahudi rohani. Kalian adalah Israel. Karena barangsiapa yang berada di dalam Kristus, adalah benih Abraham.” Perhatikan apa yang dikatakan di Efesus 3:6,
yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, melalui …” apa? “….berita Injil, turut menjadi …” apa? “….ahli-ahli waris dari tubuh yang sama, dan punya bagian dalam janji-Nya di dalam Kristus Yesus.”[NKJV yang diindonesiakan].

Yesus punya berapa tubuh? Satu.

Yesus punya berapa kawanan? Satu.

Sekarang saya mau kalian memperhatikan bahwa Dia juga hanya punya satu kota. Kalian tahu, Dia tidak menyiapkan Yerusalem duniawi bagi orang Yahudi dan Yerusalem surgawi buat Gereja. Itu tidak masuk akal! Itu tidak alkitabiah. Perhatikan Wahyu 21:2, jangan lupa Yerusalem Baru disebut Kota Anak Domba, betul? Dan Anak Domba adalah terangnya. Sekarang, perhatikan Wahyu 21:2, di sini berbicara mengenai Yerusalem baru, dan dikatakan,
Dan aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk…” apanya? “…. suaminya.”

Jadi, sang Suami sekarang punya berapa kota? Dia punya hanya satu kota. Nah, kota itu terdiri atas orang-orang kudus dari Perjanjian Lama dan orang-orang kudus dari Perjanjian Baru. Perhatikan Wahyu 21:12, berbicara mengenai kota ini, dikatakan,Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama …” siapa? “….kedua belas suku Israel.”

Nama siapa yang ada di pintu kota itu, atau di pintu gerbang kota itu? Keduabelas suku. Jadi apakah Perjanjian Lama, gereja Perjanjian Lama diwakili di sini? Betul sekali.

Nah, nama siapakah yang ada pada fondasi dindingnya? Perhatikan Wahyu 21:14, dikatakan,
Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.”

Berapa kota yang dimiliki Yesus? Hanya satu kota, yang terdiri atas orang-orang kudus Perjanjian Lama dan orang-orang kudus Perjanjian Baru. Karena nama suku-suku Israel terdapat di pintu atau di gerbangnya, dan nama-nama para rasul ada di fondasi dindingnya.

Nah, marilah bersama saya ke Ibrani 11 dan saya akan menguatkan pendapat ini bahwa Yesus hanya punya satu kota. Perhatikan Ibrani 11 dan kita akan membaca ayat 9-10, lalu kita akan ke ayat 13-16. Ini berbicara tentang Abraham di Perjanjian Lama. Dikatakan,
Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris bersamanya, dari janji yang sama itu. 10 Sebab ia menanti-nantikan…” Nah, dengarkan, ini adalah Abraham. Apakah Abraham seorang kudus dari Perjanjian Lama? Apakah dia cikal bakal pendiri bangsa Yahudi? Menurut orang Yahudi sendiri, “Kami adalah benih Abraham!” Sekarang perhatikan apa yang dikatakannya selanjutnya, di ayat 10. Kota apa yang dinantikan Abraham? Yerusalem duniawi atau Yerusalemm surgawi? Yang surgawi! Ayat 10 berkata, “….10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah…” Sekarang marilah kita ke ayat 13, “...13 Mereka semua mati dalam iman, sebelum menerima apa yang dijanjikan itu…” Ini berbicara tentang orang-orang kudus Perjanjian Lama “…tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pengembara di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan jelas, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu…” apa? Mereka adalah orang asing dan pengembara yang mencari “….suatu tanah air.…” Tanah air mana ini? Apakah kota kecil yang ada di Timur Tengah hari ini, benar? Tidak! Sama sekali tidak! Perhatikan ayat 15, “….15 Dan sebenarnya kalau mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu…” apa? “…. satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah orang-orang kudus Perjanjian Lama menantikan Yerusalem Baru? Ya. Bagaimana dengan orang-orang kudus Perjanjian Baru? Tentu saja. Apakah hanya ada satu kota untuk semua umat Allah dari segala zaman? Betul sekali. Bukan dua kota.

Nah, marilah kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Secara rohani, Tuhan memiliki berapa orang istri? Satu. Tetapi mereka yang percaya bahwa Tuhan memiliki dua umat yang terpisah, menjadikan Tuhan seorang bigamis [= suami dengan dua istri], karena Tuhan memiliki gerejaNya dan Dia beristrikan gerejaNya, tetapi dia juga dianggap beristrikan Israel, maka Dia punya dua istri. Alkitab tidak mendukung teori itu. Tuhan hanya memiliki satu mempelai dan itu adalah GerejaNya dari segala zaman, baik masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Mari kita simak.

Wahyu 12:1-2 lalu kita akan loncat ke ayat 5. Dikatakan di ayat 1 Wahyu pasal 12,
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 2Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.” Nah, perempuan ini melambangkan apa? Kita sudah mempelajari ini. Dia melambangkan gereja Perjanjian Lama, bukan? Apakah Yesus dilahirkan dari garis keturunan Abraham dan dari garis keturunan Daud? Betul sekali. Yesus dilahirkan dari gereja Perjanjian Lama.

Siapakah Anak laki-laki yang dilahirkan? Anak itu adalah Yesus Kristus. Nah, ketika Yohanes melihat perempuan ini, apakah dia melihat perempuan ini pada tahapnya sebagai gereja Perjanjian Lama atau gereja Perjanjian Baru? Gereja Perjanjian Lama karena pada waktu itu Anaknya belum dilahirkan. Apakah seorang ibu harus hadir dulu sebelum anaknya? Jadi, apakah ibunya ini gereja Perjanjian Lama? Tentu saja. Perhatikan, perempuan yang akan melahirkan Anak itu, ini adalah gereja Perjanjian Lama yang akan menghadirkan Yesus ke dunia.

Tetapi sekarang saya mau kalian perhatikan, perempuan yang sama ini melarikan diri ke padang gurun selama 1260 tahun setelah Anak itu dibawa ke Tuhan dan ke takhtaNya. Jadi apakah itu perempuan yang sama? Jadi apakah gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru adalah perempuan yang sama? Keduanya adalah perempuan yang sama pada tahap yang berbeda. Apakah kalian memahami saya? Mari kita baca ayat 5 dan 6, dikatakan,
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki…” yaitu perempuan itu, “…yang akan memerintah semua bangsa dengan tongkat besi; dan Anaknya itu diangkat naik dan dibawa kepada Allah dan ke takhta-Nya…” ini adalah kebangkitan Kristus. Lalu perhatikan ayat 6 “….6 Lalu perempuan itu…” apakah ini perempuan yang sama? Betul sekali. Ini adalah perempuan yang sama. Dikatakan, “….Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah ini gereja Perjanjian Lama atau gereja Perjanjian Baru? Itu adalah gereja Perjanjian Baru, karena saat itu Yesus sudah naik ke Allah Bapa dan ke takhtaNya, dan sekarang ini mengacu kepada periode ketika gereja dianiaya selama Abad Pertengahan, apakah kalian memahami saya?

Jadi Tuhan punya berapa mempelai? Berapa orang istri yang dimilikiNya? Satu istri, yang terdiri dari gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru, yang dilambangkan hanya oleh satu orang perempuan.

Nah, Alkitab juga berkata bahwa Tuhan juga hanya mempunya satu pohon, yang melambangkan semua umatNya dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bangsa Yahudi dan non-Yahudi.

Kalian berkata, “Nah, di mana di Alkitab yang mengajarkan itu?” Apakah kalian pernah mendengar cerita yang kita dapati di Roma 11 tentang pohon zaitun? Pohon itu tadinya memiliki cabang-cabang yang asli, lalu cabang-cabang liar dicangkokkan kepadanya? Nah, saya akan menjelaskan apa yang ada di sana karena kita tidak punya waktu untuk memeriksa semua detailnya ~ saya akan membacakan perikop itu nanti, tetapi kalian harus memahaminya dengan jelas.


· Pohon itu memiliki cabang-cabang yang asli yang dipertahankan di pohon itu, oke? Pohon itu melambangkan Yesus Kristus, Dia adalah pohon itu dan kita ini cabang-cabangnya, oke?

· Maka, cabang-cabang yang asli yang dipertahankan adalah mereka yang menerima Yesus Kristus.

· Lalu ada cabang-cabang asli yang dipotong. Mengapa mereka dipotong? Karena mereka menolak Yesus Kristus, kalian bisa membacanya dan itu akan saya bacakan nanti.

· Lalu ada cabang-cabang asli yang setelah dipotong, dicangkokkan kembali. Mereka ini melambangkan apa? Melambangkan mereka yang pertamanya menolak Kristus, ~ seperti siapa? Seperti Saulus dari Tarsus ~ dan kemudian dia menerima Kristus, dia diapakan? Dia dicangkokkan kembali kepada pohon zaitun itu.

· Lalu ada cabang-cabang liar yang melambangkan orang-orang Non-Yahudi, dan cabang-cabang liar ini dicangkokkan kepada pohon zaitun.

· Tetapi rasul Paulus berkata, jika cabang-cabang zaitun liar ini menolak Kristus, maka cabang-cabang liar ini akan dipotong dari pohon zaitun itu.

Jadi apa kunci dari seluruh perikop itu? Kuncinya adalah dengan apa kita menyatu. Apa yang menjadikan kita bagian dari pohon itu? Penerimaan atau penolakan kita terhadap siapa? Penerimaan atau penolakan kita terhadap Yesus Kristus. Sekarang marilah kita baca perikop itu, yang ada di Roma pasal 11, ini adalah perikop yang panjang, tetapi marilah kita baca, ayat 17-26.

Di sini rasul Paulus berkata,
Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar…” di sini berbicara mengenai orang-orang non-Yahudi “…. telah dicangkokkan di antaranya dan bersama-sama mereka turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, 18 janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! …” Dengan kata lain jangan mengejek cabang-cabang yang asli yang dipotong, “….Tetapi jikalau kamu tetap bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. 19 Mungkin kamu akan berkata: ‘Cabang-cabang itu dipatahkan, supaya aku boleh dicangkokkan di antaranya. 20 Bagus!…” Sekarang perhatikan mengapa cabang-cabang itu dipatahkan, “….Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka…” tidak percaya dalam siapa? Dalam Yesus! “….dan kamu tegak tercacak oleh iman….” Mengapa cabang zaitun liar dicangkokkan? Karena mereka memiliki iman dalam Kristus. Mengapa cabang zaitun yang asli dipotong? Karena ketidakpercayaan dalam Kristus. Lalu Paulus berkata, “…. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! 21Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.22Sebab itu pertimbangkanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan terhadap orang-orang yang telah jatuh, tetapi terhadap kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu setia dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga. …” Apakah kalian bisa menangkap gambarnya? “….23Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak terus dalam…” apa? “….ketidakpercayaan mereka…” Apa kuncinya di sini? Yesus Kristus, kan? Kita menjadi bagian dari pohon itu jika kita menerima Kristus. Kita dipotong dari pohon itu jika kita tidak menerima Kristus. Tetapi baik Yahudi maupun non-Yahudi sama-sama dicangkokkan kepada satu pohon. Ayat 24 “….24 Sebab jika kamu yang telah dipotong dari pohon zaitun liar, kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun yang dipelihara, yang bertentangan dengan kodratmu yang asli, terlebih lagi mereka ini, yang adalah cabang-cabang yang asli, akan dicangkokkan ke pohon zaitun mereka sendiri. 25 Sebab, saudara-saudara, aku tidak ingin kamu tidak mengetahui rahasia ini, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, …” lalu Paulus menjelaskan “….Telah terjadi kebutaan pada sebagian dari Israel, sampai jumlah dari bangsa-bangsa lain yang harus dipenuhi, telah masuk. …” Jadi ada kebutaan di Israel hingga orang-orang non-Yahudi sudah dipenuhi jumlahnya. Nah, apa yang terjadi setelah jumlah orang-orang non-Yahudi dipenuhi dan bergabung dengan orang-orang Yahudi dalam satu tubuh? Perhatikan apa yang kita temukan di ayat 26. “…26Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan…” [NKJV yang diindonesiakan]. Apa maksudnya “seluruh Israel akan diselamatkan”? Menurut konteks ini, Israel terdiri atas apa? Terdiri atas Israel plus apa? Plus orang-orang non-Israel yang dicangkokkan kepada pohon tersebut. Dengan kata lain, ketika orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Yahudi dicangkokkan ke pohon itu, maka seluruh Israel akan apa? Akan selamat. Nah, pertanyaannya adalah Israel itu siapa?

Apakah Paulus menjelaskan Israel itu siapa? Tentu saja. Israel ini bukan Israel literal yang ada di Timur Tengah, melainkan Israel rohani.

Nah, kita lihat di Alkitab, bahwa juga hanya akan ada satu meja perjamuan di Kerajaan. Kristus tidak akan punya satu meja perjamuan untuk orang Yahudi dan satu lagi untuk orang non-Yahudi. Segera setelah Dia menyembuhkan anak buah seorang perwira Romawi, Yesus mengucapkan kata-kata ini di Matius 8:11-12. Nah, perwira Romawi itu non-Yahudi, bukan? Jadi sekarang Yesus akan memberikan pelajaran, Dia akan berkata, tentara Romawi ini memiliki iman yang lebih besar daripada Israel, dan perhatikan sekarang apa yang dikatakanNya di ayat 11.
Aku berkata kepadamu: ‘Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga…” Apakah Abraham, Ishak dan Yakub orang-orang Yahudi literal? Ya. Apakah mereka juga Yahudi rohani? Ya, karena mereka telah menerima Kristus dalam perjanjian. Maka dikatakan, “…Aku berkata kepadamu: ‘Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, …” sekarang dengarkan baik-baik, “….12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu…” siapakah mereka ini? Bangsa Yahudi literal yang telah menolak Kristus, “…. akan dicampakkan ke…” mana? “…. dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’"

Berapa orang yang akan makan di meja perjamuan? Hanya orang Yahudi yang akan makan di meja perjamuan? Tidak! Orang Yahudi bersama dengan siapa? Dengan non-Yahudi. Bagaimana dengan mereka yang menolak Kristus? Mereka ini tidak akan makan di meja perjamuan. Jadi sekali lagi, apa yang menjadi kuncinya? Apakah kuncinya adalah Yahudi literal atau bukan Yahudi literal? Bukan. Kunci dari seluruh masalah ini adalah hubungan kita dengan siapa? Dengan Yesus Kristus.

Nah, rasul Paulus juga berkata, hanya ada satu Bait Suci yang rohani. Kalian tahu, Bait Suci yang di Yerusalem sekarang ini sama sekali sudah tidak bermakna. Boleh saja dibangun kembali, tetapi dia sama sekali tidak memiliki makna nubuatan. Ada orang yang berkata, “Bukankah Alkitab berkata bahwa Antikristus akan duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai Allah”? [2 Tes 2:4] Ya, Alkitab memang berkata demikian, tetapi kita perlu memahami Bait Suci yang mana yang dibicarakan rasul Paulus ini. Kebanyakan ahli theologia tanpa berpikir panjang menganggap Paulus berbicara mengenai Bait Suci yang ada di Timur Tengah. Tetapi bagaimana rasul Paulus menggambarkan Bait Suci di mana Antikristus itu akan duduk? Inilah kuncinya. Izinkan Paulus sendiri menginterpretasikan Paulus.

Efesus 2:19-22, dan ketahuilah pelajaran kita berikutnya adalah tentang Antikristus yang duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai allah. Pelajaran hari ini adalah persiapan untuk pelajaran itu. Kita tidak akan bisa betul-betul memahami pelajaran tersebut tanpa latar belakang yang sedang kita pelajari hari ini.

Efesus 2:19-22,
Demikianlah…” kata rasul Paulus “….kamu bukan lagi orang asing dan pendatang…” dia sedang berbicara kepada orang-orang non-Yahudi, “…melainkan sesama warga dengan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah…” Apakah mereka menjadi anggota keluarga yang sama? Tentu saja. Dan sekarang perhatikan, “….20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi…” para rasul tentunya dari Perjanjian Baru, dan para nabi mestinya dari apa? Perjanjian Lama, “…dengan Kristus Yesus sebagai …” apa? “….batu penjuru utama…” yang mengikat semuanya menjadi satu. Jadi apakah ini batu-batu fondasi yang literal (sungguh batu) ataukah fondasi ini, manusia? Ini adalah fondasi rohani. Apakah batu penjuru utama itu batu sungguh atau apakah itu seorang Pribadi? Seorang Pribadi. Ini adalah Bait Suci yang rohani, dengan batu penjuru utama yang rohani. Ayat 21, “….21 Di dalam Dia seluruh bangunan, rapi tersusun, tumbuh menjadi…” suatu apa? Oh! “….tumbuh menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut…” apa? “…. dibangun bersama-sama …” Kita adalah batu-batu itu, 1 Petrus 2 berkata kitalah batu-batu yang dibangun di atas fondasi para rasul dan para nabi, dan Yesus Kristus-lah batu penjuru utamanya. Coba saya tanya, apa Shekinah yang ada di dalam Bait Suci? Mari kita selesaikan membaca ayatnya, ayat 22, “….Di dalam Dia kamu juga turut dibangun bersama-sama menjadi tempat kediaman…” siapa? “…. Allah, di dalam Roh.” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah gereja memiliki Shekinah sekarang ini? Apakah gereja memiliki Shekinah kemuliaan Tuhan? Ya.

Apakah kemuliaan Shekinah itu? Itu adalah Roh Kudus, kita tidak melihatNya, tetapi Dia hadir di dalam gereja. Apakah kalian memahami saya?

Bagi rasul Paulus, Bait Allah itu apa? Apakah Bait Allah itu gedung literalnya yang ada di Timur Tengah yang akan dibangun kembali sehingga bakal ada Bait Suci yang ketiga?
[Catatan: Yang pertama dibangun Salomo, yang kedua dibangun umat Israel setelah penawanan Babilon dan kemudian direnovasi Herodes.] Tentu saja tidak. Bagi rasul Paulus, Bait Allah itu apa? Gereja! Gereja yang didirikan di atas tulisan para nabi dan para rasul, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru utamanya. Jadi ketika Alkitab berkata bahwa Antikristus akan duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai allah, ke mana kita harus mencari Antikristus ini? Kita harus mencarinya duduk di mana? Di dalam gereja Kristen! Bukan di Bait Allah literal yang di Yerusalem. Apakah kalian bisa mengikuti saya?

Nah, Alkitab juga mengatakan bahwa semua orang tebusan akan menyanyikan lagu yang sama, baik Israel literal [berdarah Israel] maupun Israel rohani. Perhatikan apa yang akan kita temukan di Wahyu 15:3-4, orang-orang suci dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akan menyanyikan lagu yang sama. Perhatikan, di sini diceritakan tentang ke-144’000, dikatakan,
Dan mereka menyanyikan nyanyian…” siapa? “….Musa…” itu tokoh Perjanjian Lama “….hamba Allah, dan nyanyian…” siapa? “… Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja semua orang saleh! 4 Siapakah yang tidak takut pada-Mu, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi berapa lagu yang akan dinyanyikan oleh umat tebusan? Akan ada lagu Perjanjian Baru dan lagu Perjanjian Lama? Tidak! Satu lagu. Lagu Musa ~ dia adalah tokoh Perjanjian Lama ~ dan lagu siapa? Lagu Anak Domba, ini adalah Tokoh Perjanjian Baru. Dengan kata lain, semua orang tebusan akan menyanyikan satu lagu.

Alkitab juga mengatakan kita semua hanya akan memiliki satu hati. Perhatikan Galatia 3:26, apa yang menentukan apakah kita adalah anak-anak Tuhan atau bukan? Dengarkan baik-baik apa kata Alkitab. Bukan saya yang mengatakannya, tetapi Alkitab, dikatakan,
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Bagaimana kita menjadi anak-anak Allah? melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Bagaimana kalau kita tidak memiliki iman dalam Kristus Yesus? Kalau begitu, kita bukan anak-anak Allah. Saya tahu ini adalah pernyataan yang keras, tetapi ini alkitabiah.

Simak Yohanes 1:12-13 di mana ide ini dilanjutkan. Yohanes 1:12-13, dikatakan di sana,
Tetapi semua orang yang menerima-Nya…” maksudnya Yesus, “….kepada mereka diberi-Nya kuasa supaya menjadi…” apa? “….anak-anak Allah, yaitu kepada mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 yang diperanakkan bukan dari darah, atau bukan pula secara jasmani, atau oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari …” siapa? “….dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi apa yang membuat kita anak Allah? Kelahiran kita secara fisik atau kelahiran kita secara rohani? Kelahiran secara rohani, dan faktanya bahwa kita menerima Kristus, karena dikatakan “semua orang yang menerima-Nya, kepada mereka diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.

Nah, sekarang dengarkan bagaimana cara kerjanya. Satu-satunya Anak Allah yang sejati adalah Yesus Kristus, karena Dia-lah Satu-satunya yang setia. Alkitab berkata, kita adalah anak-anak “yang harus dimurkai” [Efe 2:3 terjemahan LAI]. Yesus bahkan maju selangkah lagi ketika Dia berkata, Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis[Yoh 8:44 NKJV yang diindonesiakan], karena kita lahir terasing dari Tuhan, dan menurut Firman Tuhan, kita dibuahi dalam dosa. Dan kita harus ditobatkan. Kita harus menerima Kristus, baru kita dicangkokkan kepada keluarga Tuhan.

Nah, Satu-satunya yang layak disebut Anak Allah adalah Yesus Kristus. Tetapi ketika saya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya, saya menjadi saudara laki-lakiNya, atau dalam hal perempuan-perempuan di sini, maka kalian menjadi saudara-saudara perempuanNya.

Maka Yesus datang ke hadapan Allah Bapa dan berkata, “Bapa, saya punya saudara baru.”

Dan Bapa berkata, “Oh, ya? Siapa namanya?”

“Pastor Stephen Bohr.”

Bapak berkata, “Nah, jika dia itu saudaraMu, dia menjadi anakKu juga.”

Itulah maksud Yesus ketika Dia berkata,
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” [Yoh 14:6]

Jadi, jika kita adalah seorang Yahudi literal, tetapi kita menolak Yesus Kristus, definisi Alkitab adalah kita bukan anak Tuhan. Kita adalah anak Tuhan berdasarkan penciptaan, tetapi tidak berdasarkan penebusan.

Nah, marilah kita ke Yohanes 8:32-44, di sini Yesus sedang bercakap-cakap dengan orang-orang Yahudi literal [berdarah Yahudi] dan ini sangat signifikan. Dikatakan di sini, “…‘
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’ 33Jawab mereka: ‘Kami adalah keturunan Abraham…” tulisannya yang sebenarnya adalah “benih Abraham”, kata yang sama yang dipakai di Galatia pasal 3. Maka mereka pun berkata, “….‘Kami adalah benih Abraham dan tidak pernah menjadi budak siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: ‘Kamu akan dimerdekakan?’ 34 Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah budak dosa. 35 Dan seorang budak tidak selamanya tinggal di rumah, tetapi seorang anak tetap tinggal di rumah. 36Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, maka kamu baru benar-benar merdeka. …” Lalu Yesus berkata, “….37 Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham…” Yesus sekarang berbicara tentang fisik mereka, kita bisa melihat itu. Apa yang dikatakanNya adalah, “Aku tahu bahwa kamu secara fisik adalah keturunan Abraham,” “….tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat apa yang kamu lihat dari bapamu.’ …” Di sini yang dimaksud Yesus bukan Abraham, Saudara-saudara “…39Jawab mereka kepada-Nya: ‘Bapa kami ialah Abraham.’ …” dan memang benar Abraham adalah bapak mereka secara fisik, tetapi dia bukan benar-benar bapak mereka, perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, “…Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham…” berarti mereka bukan, “….tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi sekarang kamu berusaha membunuh Aku; Aku yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; Abraham tidak pernah berbuat demikian. …” “Kalian mengatakan kalian adalah anak-anak Abraham, tetapi kalian mau membunuh Aku, Abraham akan merangkul-Ku.” Sekarang perhatikan apa kataya selanjutnya, ayat 41 “….41Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.’ Jawab mereka: ‘Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.’ …” Ayat 42 “….42 Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku berasal dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. 43Apakah sebabnya kamu tidak mengerti kata-kata-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. …” Sekarang dengarkan apa kata Yesus, kata-kata yang sedemikian seriusnya, “…. 44 kamu berasal dari bapakmu, si Iblis…” Siapa yang menghendaki kematian Yesus? Iblis. Apakah bangsa Yahudi kecuali beberapa gelintir orang, juga menginginkan kematianNya? Ya. Jadi anak-anak siapakah mereka? Yesus berkata, “Abraham akan bersukacita melihat hari-Ku [Yoh 8:56] seandainya kalian anak-anak Abraham, kalian juga akan bersukacita.” Itulah yang dikatakan Yesus. “Tetapi kalian mau membunuh Aku, sama seperti bapak kalian.” Maka di ayat 44 Yesus berkata, “…kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” [NKJV yang diindonesiakan].

Kita juga sudah menyimak bahwa Yesus hanya memiliki satu penutup dada [pakaian imam] dengan 12 batu. Dan ke-12 batu mewakili ke-12 bani Israel dan ke-12 rasul Anak Domba dari mana Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berasal.

Hanya ada satu Imam Besar dengan 12 batu.

Tidak ada yang namanya pemisahan Israel literal dari gereja. Tuhan hanya memiliki satu umat, dan itu ditentukan oleh hubungan masing-masing dengan Yesus Kristus.

Tahukah kalian apa yang tragis menjelang kita memasuki akhir masa? Yaitu kebanyakan pengkhotbah sekarang ini meyakini sama dengan apa yang diyakini Saulus dari Tarsus sebelum pertobatannya. Mereka meloncat dari Perjanjian Lama ke Akhir Zaman tanpa melalui Yesus Kristus. Mereka berkata bahwa Tuhan telah memilih Israel literal tanpa syarat dan tidak akan dibatalkan, tidak soal apakah kita menerima Yesus atau tidak. Dan mereka percaya bahwa nubuatan akan digenapi oleh Israel literal di Yerusalem literal, di Bait Suci yang literal, dengan upacara-upacara kurban yang diberlakukan lagi secara literal, dengan seorang pribadi Antikristus literal yang duduk di Bait Allah literal selama 3½ tahun yang literal, dan musuh-musuh literal akan datang dari arah utara literal dan arah selatan literal, dengan senjata-senjata literal dan akan berperang secara literal menggempur Yerusalem. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa peperangan yang terjadi adalah terhadap tubuh Yesus Kristus, terhadap gerejaNya, yang terdiri dari Yahudi literal maupun non-Yahudi yang tergabung dalam satu tubuh. Apakah kalian memahami saya?

Apa yang terjadi sekarang ini adalah nubuatan-nubuatan palsu dikhotbahkan dari hampir setiap mimbar di dunia Kristen. Mereka mengatakan kepada orang-orang, “Lihatlah ke Timur Tengah untuk penggenapan nubuatan. Mereka akan membangun Bait Suci kembali. Orang-orang Rusia dan Arab akan datang memerangi Yerusalem. Akan ada seorang manusia Antikristus yang akan duduk di Bait Suci, dan dia akan memerintah selama 3½ tahun, tetapi tentu saja pada waktu itu gereja [=umat Tuhan] sudah tidak ada lagi, gereja sudah diangkat ke Surga, gereja tidak akan mengalami masa kesusahan besar.” Dan sementara si Tanduk Kecil dan Binatang berkiprah di Roma, dan nabi palsu ~ yang akan kita pelajari nanti ~ berkiprah di Amerika Serikat, tidak ada orang yang melihat karena mereka sedang melihat ke tempat yang salah.

Apakah ini bukan masalah yang serius?

Dengarkan, Saudara-saudara, solusi kepada masalah Yahudi-Palestina itu mudah sekali. Seandainya orang Yahudi menerima Kristus sebagai Juruselamat dan orang Palestina menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, konflik di Timur Tengah akan langsung berakhir karena mereka akan berkata, “Ngapain kita berperang? Kita semuanya adalah bersaudara karena kita semua ada di dalam Kristus.”

Mengertikah kalian apa yang sudah kalian pelajari? Ini sangat penting untuk apa yang akan kita pelajari ke depan.

04 10 10
 
Last edited:
Top