Eng | 24/32 - A MONUNENTAL CONVERSION EXPERIENCE | Stephen Bohr


HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 24/32 - Stephen Bohr
A MONUNENTAL CONVERSION EXPERIENCE

Dibuka dengan doa.

The Holy Spirit had fallen on the day of Pentecost and the Christian movement was growing and extending like a grass fire. In fact in Acts chapter 6:7 we find a description of the fact that many members and priests were leaving Judaism and they were joining the Christian movement. It says there “Then the word of God spread, and the number of the disciples multiplied greatly in Jerusalem, and a great many of the priests were obedient to the faith.” In other words clergy and laity were being converted to Christianity. The Bible tells us, that one of the reasons for this phenomenal growth was the work of Stephen who was one of the seven deacons. In Acts 6:8 we are told that Stephen was instrumental in the growth of the church. It says there, “And Stephen, full of faith and power, did great wonders and signs among the people.”

Roh Kudus telah turun pada hari Pentakosta, dan gerakan Kekristenan sedang menyebar pesat seperti rumput kering yang terbakar. Bahkan di Kisah 6:7 kita temukan gambaran bagaimana banyak umat dan imam yang meninggalkan Yudaisme dan mereka bergabung dengan gerakan Kekristenan. Dikatakan di sana, “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menjadi patuh kepada iman [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, baik klerus maupun awam sama-sama beralih keyakinan masuk Kristen. Alkitab memberitahu kita bahwa salah satu alasan perkembangan yang luar biasa ini adalah hasil kerja Stefanus, salah satu dari ketujuh orang diakon. Di Kisah 6:8 kita diberitahu bahwa Stefanus-lah yang berperan dalam mengembangkan gereja. Dikatakan di sana, “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”

So fast was the Christian movement growing that Judaism was greatly disturbed. In fact there was one particular person who was very disturbed. It was a young man who was a promising prospect for Judaism. It appeared like he had a brilliant future. He was young, energetic, and relentless. His name was Saul of Tarsus. Now Saul had tunnel vision, he believed that God had chosen the Jewish nation unconditionally and irrevocably and woe to whoever question that fact. You see, for Saul of Tarsus the preservation of Judaism was number one on his list. Judaism had to be preserved at all costs. We are told in Acts 22:3 and there the apostle Paul is talking about his heritage, he says, "I am indeed a Jew, born in Tarsus of Cilicia, but brought up in this city at the feet of Gamaliel…” great teacher by the way, “… taught according to the strictness of our fathers' law, and was zealous toward God as you all are today.” And so here we find Saul of Tarsus describing his Jewish heritage. Now Saul wanted to preserve Judaism for the same reason that the Jews that led Jesus to the cross wanted to preserve Judaism. In fact in John 11:47-50 we find the high priest Caiaphas speaking before the Sanhedrin and he was explaining why they needed to do away with Christ. There was a special reason, it had to do with national security. In other words the subsistence of the Jewish nation was at stake. We find there in John 11:47-50 ~ this is happening just a few months before the death of Christ ~ “Then the chief priests and the Pharisees gathered a council and said, ‘What shall we do? For this Man works many signs. 48If we let Him alone like this, everyone will believe in Him, and the Romans will come and take away both our place and nation.’…” what was the worry of the Sanhedrin? That this would grow so great that Judaism would disappear. Notice verse 49, it says, “…49And one of them, Caiaphas, being high priest that year, said to them, ‘You know nothing at all, 50nor do you consider that it is expedient for us that one man should die for the people, and not that the whole nation should perish.’…” So notice that the main argument of destroying Christ was the preservation of the Jewish nation. The same feeling was in the heart of Saul of Tarsus. He said, this growing Christian movement is a menace to Judaism and it must be destroyed.

Sedemikian cepatnya perkembangan gerakan Kekristenan sehingga Yudaisme merasa terancam. Bahkan ada satu orang khusus yang merasa sangat terusik. Dia adalah seorang muda yang merupakan kader yang menjanjikan bagi Yudaisme. Tampaknya dia memiliki masa depan yang cemerlang. Dia muda, enerjik dan pantang mundur. Namanya adalah Saulus dari Tarsus. Nah, Saulus ini punya pandangan yang sangat cupet. Dia yakin bahwa Tuhan telah memilih bangsa Yahudi, dan pilihan itu berlaku tanpa syarat dan tidak bisa ditarik kembali, dan celakalah orang yang berani meragukan fakta tersebut. Ketahuilah, bagi Saulus dari Tarsus, mempertahankan Yudaisme adalah prioritas nomor satu dalam daftarnya. Yudaisme harus dipertahankan apa pun pengorbanannya. Kita diberitahu di Kisah 22:3 ~ dan di situ rasul Paulus sedang menceritakan warisan pusakanya ~ dia berkata, "Aku memang adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; berguru kepada Gamaliel…” ketahuilah, itu adalah seorang guru yang terkenal “….dididik dalam hukum nenek moyang kita yang ketat, dan sangat bersemangat membela Allah, sama seperti kamu semua sekarang.” [NKJV yang diindonesiakan] Maka di sinilah kita dapati Saulus dari Tarsus mengisahkan pusaka warisan keYahudiannya. Nah, Saulus ingin mempertahankan Yudaisme untuk alasan yang sama dengan alasan orang-orang Yahudi yang menggiring Yesus ke salib, yaitu demi mempertahankan Yudaisme. Bahkan di Yohanes 11:47-50 kita temukan Imam Besar Kayafas berbicara di depan Sanhedrin, dan dia sedang menjelaskan mengapa mereka perlu menyingkirkan Kristus. Ada alasan istimewa yang menyangkut keamanan nasional. Dengan kata lain, kelangsungan eksistensi bangsa Yahudi sedang terancam. Kita baca di Yohanes 11:47-50 ~ ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum kematian Kristus ~ “Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab Orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan mengambil alih baik kedudukan kita maupun bangsa kita.’ …” Apakah yang dikhawatirkan oleh Sanhedrin? Yaitu gerakan tersebut akan berkembang sedemikian besarnya sehingga Yudaisme akan lenyap. Perhatikan ayat 49, dikatakan, “….49 Dan seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, 50dan kamu tidak mempertimbangkan, bahwa lebih menguntungkan bagi kita, jika satu Orang yang harus mati untuk rakyat, daripada seluruh bangsa kita ini yang harus binasa."[NKJV yang diindonesiakan].

Jadi perhatikan bahwa topik utama yang diperdebatkan tentang menyingkirkan Kristus adalah demi mempertahankan eksistensi bangsa Yahudi. Sentimen yang sama yang ada di hati Saulus dari Tarsus. Dia bilang, gerakan Kristen yang terus berkembang ini merupakan ancaman bagi Yudaisme dan itu harus ditumpas.

In Acts 26:9-11 we find a description of Saul of Tarsus the persecutor of the church. It says there in Acts 26:9-11 Paul is reminiscing about his previous life, "Indeed, I myself thought I must do many things contrary to the name of Jesus of Nazareth. 10 This I also did in Jerusalem, and many of the saints I shut up in prison, having received authority from the chief priests; and when they were put to death, I cast my vote against them. 11 And I punished them often in every synagogue and compelled them to blaspheme; and being exceedingly enraged against them, I persecuted them even to foreign cities.”

So Saul of Tarsus had the same spirit as the Sanhedrin. In his mind the preservation of Judaism was uppermost in his mind. And this is the reason why Saul of Tarsus was so intent on destroying not only Christianity but particularly Stephen, who was one of those who was leading to the phenomenal growth of Christianity. In fact we find in Acts 7:57-58 that when Stephen was being stoned, Saul of Tarsus was present there.

It says, “Then they cried out with a loud voice, stopped their ears, and ran at him with one accord; 58 and they cast him out of the city and stoned him. And the witnesses laid down their clothes at the feet of a young man named Saul.” But not only was Saul present for the stoning of Stephen. The Bible gives us the impression that Saul of Tarsus was the ring leader and the master mind behind the death of Stephen. We are told in Acts 22:20 “And when the blood of Your martyr…” this is Saul speaking, or Paul at this point, “…And when the blood of Your martyr Stephen was shed, I also was standing by consenting to his death, and guarding the clothes of those who were killing him.'” So we find Saul of Tarsus actively involved and planning the death of Stephen because he was one of the instruments in the growth of the Christian movement.

Di Kisah 26:9-11 kita mendapatkan deskripsi Saulus dari Tarsus sang penganiaya gereja. Dikatakan di Kisah 26:9-11, di sini Paulus sedang mengingat-ingat hidupnya yang lama, Sesungguhnya, aku sendiri pernah beranggapan, bahwa aku harus melakukan banyak upaya untuk menentang nama Yesus dari Nazaret. 10Hal itu kulakukan juga di Yerusalem, dan banyak orang kudus aku masukkan ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala; dan ketika mereka dihukum mati, aku ikut memberikan suara untuk kematian mereka. 11 Dan di setiap sinagog [rumah ibadat] aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka untuk menghujat dan dalam amarah yang meluap-luap terhadap mereka, aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."[NKJV yang diindonesiakan]

Jadi Saulus dari Tarus memiliki semangat yang sama dengan semangat Sanhedrin. Di dalam benaknya, yang terpenting adalah mempertahankan Yudaisme. Dan inilah alasannya mengapa Saulus dari Tarsus begitu getol ingin menghancurkan bukan saja Kekristenan tetapi khususnya Stefanus, yang adalah salah seorang yang memimpin penyebaran Kekristenan secara luar biasa ini. Bahkan di Kisah 7:57-58 kita dapatkan bahwa ketika Stefanus sedang dirajam, Saulus dari Tarsus hadir di sana. Dikatakan, Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia [= Stefanus]. 58Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.”

Tapi Saulus bukan hanya hadir untuk menyaksikan perajaman Stefanus, Alkitab memberi kita kesan bahwa Saulus dari Tarsus adalah pemimpin gerombolan atau otak di belakang kematian Stefanus. Di Kisah 22:20 kita mendapat tahu Dan ketika darah Stefanus, martir-Mu itu…” Saulus sedang berbicara di sini, atau lebih tepatnya pada saat ini, Paulus, “….Dan ketika darah Stefanus, martir-Mu itu ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui kematiannya, dan aku menjaga pakaian mereka yang sedang membunuhnya.”[NKJV yang diindonesiakan]

Maka kita mendapatkan Saulus dari Tarsus terlibat aktif dalam merencanakan kematian Stefanus karena dialah salah satu alat dalam pertumbuhan gerakan Kekristenan.

Now we find that after the stoning of Stephen, Saul of Tarsus decided to go on an expedition to hunt down Christians in the city of Damascus. In fact he would have to travel a long ways because Jerusalem is a very long way from Damascus. You have to cross all of Israel to the northern border, you have to go across Lebanon and into Syria. We find the description of this persecution in Acts 9:1-2. We are told there, “Then Saul, still breathing threats and murder against the disciples of the Lord, went to the high priest 2and asked letters from him to the synagogues of Damascus, so that if he found any who were of the Way…” that’s the name of the Christian movement, “… whether men or women, he might bring them bound to Jerusalem.”

Sekarang kita dapati bahwa setelah perajaman Stefanus, Saulus dari Tarsus memutuskan pergi menempuh perjalanan untuk mengejar orang-orang Kristen di kota Damaskus [Damsyik]. Bahkan dia harus menempuh perjalanan yang panjang karena Yerusalem jauh letaknya dari Damaskus. Orang harus melewati seluruh Israel ke perbatasan utara, lalu melewati Lebanon dan masuk ke Syria. Kita mendapatkan deskripsi tentang penganiayaan itu di Kisah 9:1-2. Dikatakan di sana, Lalu Saulus, dengan semangat yang masih berkobar-kobar, mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan, pergi menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa darinya untuk dibawa kepada sinagog-sinagog di Damsyik, supaya, jika ia menemukan siapa pun yang mengikuti ‘Jalan itu’…” ini adalah nama gerakan Kristen tersebut, “….entah itu laki-laki atau perempuan, ia boleh menangkap mereka dan membawa mereka sebagai tawanan ke Yerusalem.”

And so Saul of Tarsus was on the way to Damascus to arrest Christians and to take them to Jerusalem to stand trial and most likely to be killed. But it was on the road to Damascus that Saul of Tarsus had an experience that not only changed his life but also changed his theology. On the road to Damascus he had an encounter with Jesus Christ. He discovered that by persecuting the church he was actually persecuting Jesus, because he heard a voice from Heaven that said, “Saul, Saul, why do you persecute Me?” And he says, “Who are you so that I know whom I am persecuting.” And Jesus says, “I am Jesus of Nazareth whom you are persecuting.” In other words “…by persecuting My body, you are persecuting Me.”

Maka Saulus dari Tarsus pun menempuh perjalanan ke Damaskus untuk menangkap orang-orang Kristen dan membawa mereka ke Yerusalem untuk diadili dan kemungkinan besar untuk dibunuh. Tetapi dalam perjalanan ke Damaskus itulah Saulus dari Tarsus mendapat suatu pengalaman yang bukan saja mengubah hidupnya tetapi juga mengubah theologinya. Dalam perjalanan ke Damaskus itu dia bertemu dengan Yesus Kristus. Dia menjadi sadar bahwa dengan menganiaya gereja, sesungguhnya dia menganiaya Yesus, karena dia mendengar suara dari Surga yang berkata, Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Dan dia berkata, "Siapakah Engkau, supaya aku tahu siapa yang aku aniaya. " Dan Yesus berkata, "Akulah Yesus dari Nazaret yang kauaniaya itu.” Dengan kata lain, “…dengan menganiaya tubuhKu, berarti engkau menganiaya Aku.”

Let’s read about this in Acts 9:3-6 “As he journeyed he came near Damascus, and suddenly a light shone around him from heaven. 4 Then he fell to the ground, and heard a voice saying to him, ‘Saul, Saul, why are you persecuting Me?’ "5And he said, ‘Who are You, Lord?’ Then the Lord said, ‘I am Jesus, whom you are persecuting. It is hard for you to kick against the goads.’ …” that means that he was kicking against his conscience. Verse 6 “… 6 So he, trembling and astonished, said, ‘Lord, what do You want me to do?’ …”

Marilah membaca tentang ini di Kisah 9:3-6 Dalam perjalanannya ketika sudah dekat Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ 5Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ Lalu Tuhan berkata, ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Beratlah bagimu untuk menendang tongkat penghalau ternak **)…” artinya dia sedang memberontak terhadap hati nuraninya. Ayat 6 “….6Maka dengan gemetar dan terkejut, dia berkata, ‘Tuhan, apa yang Engkau mau aku perbuat?’...”[NKJV yang diindonesiakan]

**) Tongkat penghalau ternak
adalah sebatang tongkat yang pada ujungnya (bagian bawahnya) dipasangi logam yang tajam. Tongkat ini dipakai agar sapi-sapi yang digembalakan itu berjalan menurut keinginan orang yang membawanya. Jika ada sapi yang memberontak dan mencoba menendang tongkat tersebut, maka kakinya akan kesakitan kena logam yang tajam tersebut sehingga sapi itu mengerti bahwa kalau dia memberontak, kakinya akan sakit tertusuk logam itu.

The Bible says that he was sent to meet a man called Ananias, and Ananias met Saul of Tarsus in the house of an individual called Judas. Now I want you to notice how the story is picked up in Acts 22:16-18 [actually it’s Acts 9:15-17] here Luke is telling the story of this experience on the road to Damascus. It says here, “But the Lord said to him…” that is to Ananias, “…Go!...” And the context indicates he was supposed to go to the house of Judas, “But the Lord said to him, ‘Go! For he…” that is Saul of Tarsus, “… is a chosen vessel of Mine to bear My name before Gentiles, kings, and the children of Israel. 16For I will show him how many things he must suffer for My name's sake.’ 17And Ananias went his way and entered the house; and laying his hands on him he said, ‘Brother Saul, the Lord Jesus, who appeared to you on the road as you came, has sent me that you may receive your sight and be filled with the Holy Spirit.’ 18 Immediately there fell from his eyes something like scales, and he received his sight at once; and he arose and was baptized."

Now listen, he not only received his physical eyesight, the scales that fell from his eyes were the scales of prejudice. He now saw that God’s people were those who received Jesus Christ as Savior and Lord.

Alkitab berkata, dia dikirim untuk menemui orang yang bernama Ananias, dan Ananias bertemu dengan Saulus dari Tarsus di rumah seseorang yang dipanggil Yudas. Nah, saya mau kalian perhatikan bagaimana kisah ini dilanjutkan di Kisah 22:16-18 [seharusnya Kisah 9:15-17], di sini Lukas menceritakan tentang kisah pengalaman perjalanan ke Damaskus. Dikatakan di sana, Tetapi firman Tuhan kepadanya: …” maksudnya kepada Ananias, “….’Pergilah …” dan konteksnya mengindikasikan bahwa dia harus pergi ke rumah Yudas, “Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah! Sebab orang ini …” maksudnya Saulus dari Tarsus “….adalah bejana pilihan-Ku untuk membawa nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan umat Israel. 16 Karena Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.’ 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Sambil menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saudara Saulus, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan ketika engkau datang, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’ 18 Dan seketika itu juga seolah-olah dari matanya gugurlah sesuatu yang menyerupai sisik-sisik sehingga ia dapat melihat lagi. Dan ia bangun lalu dibaptis.”[NKJV yang diindonesiakan].

Sekarang dengarkan, Saulus bukan saja hanya menerima kembali penglihatan fisiknya, tetapi sisik-sisik yang jatuh dari matanya adalah sisik-sisik prasangka buruk. Sekarang dia bisa melihat bahwa umat Tuhan adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Now in Galatians chapter 3:26-27 we find a very important concept, it says there, all those who “… have been “baptized into Christ, have put on Christ.” Now, we know that Saul of Tarsus was baptized, so whom did Saul of Tarsus put on? He put on Jesus Christ.

Now, there is another important concept. In Galatians 3:15-16 we find that the apostle Paul says, that the promises were made to Abraham and to his seed. And there the apostle Paul was writing later on after his conversion says that the text “does not say, ‘…to seeds,’ as to many, but ‘… to your Seed,’ who is Christ.” In other words, the seed of Abraham is one solitary person, and that solitary person is whom? Jesus Christ. Jesus is the seed of Abraham. But now I want you to notice that those who are in Christ through baptism, like Saul of Tarsus, now become Abraham’s seed through Jesus. Notice Galatians 3:29 it says, “And if you are Christ's, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise.” What does it mean to be Abraham’s seed? Does it mean to have Jewish blood in your veins? No. Does it mean that you live in Israel? No. Does it mean that your last name is Goldberg? Absolutely not. It says here that those who are in Christ are what? Are Abraham’s seed. If you are Christ’s you are Abraham’s seed, which means that if you are not Christ’s, you are not Abraham’s seed. That’s a very, very important concept that we are going to pursue.

Nah, di kitab Galatia 3:26-27, kita temukan suatu konsep yang sangat penting, dikatakan di sana, “…semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” Nah, kita sudah tahu bahwa Saulus dari Tarsus telah dibaptis, jadi siapa yang dikenakan oleh Saulus dari Tarsus? Dia mengenakan Yesus Kristus.

Nah, ada konsep penting yang lain. Di Galatia 3:15-16 kita temukan bahwa rasul Paulus berkata, bahwa janji itu diberikan kepada Abraham dan benihnya. Dan di sana Rasul Paulus menulis setelah pertobatannya, bahwa teks tersebut
“…tidak berkata ‘kepada benih-benihnya’ sebagaimana berarti kepada banyak [benih], tetapi … kepada Benihmu", yaitu Kristus.”[NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, benih Abraham adalah satu Orang tunggal, dan satu Orang tunggal tersebut adalah siapa? Yesus Kristus. Yesus adalah Benih Abraham. Tetapi sekarang saya mau kalian simak bahwa mereka yang berada di dalam Kristus melalui baptisan ~ seperti Saulus dari Tarsus ~ sekarang menjadi benih Abraham melalui Yesus. Perhatikan Galatia 3:29, dikatakan,Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah ahliwarisnya.”[NKJV yang diindonesiakan].

Apa maksudnya menjadi benih Abraham? Apakah itu berarti ada darah Yahudi dalam pembuluh darah kita? Tidak. Apakah berarti kita hidup di Israel? Tidak. Apakah itu berarti nama marga kita adalah Goldberg? Sama sekali tidak. Di sini dikatakan, mereka yang berada di dalam Kristus adalah apa? Adalah benih Abraham. Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah benih Abraham, yang berarti jika kita bukan milik Kristus, kita bukan benih Abraham. Ini adalah konsep yang sangat penting yang akan kita telaah lebih lanjut.

So when Saul of Tarsus was baptized, he was baptized into Christ, he was incorporated into Christ, and through Christ he became Abraham’s seed, he was not Abraham’s seed before joining Jesus Christ. Now this experience on the road to Damascus totally changed the focus of Saul of Tarsus. Notice Acts 9:22, here it says, “But Saul increased all the more in strength, and confounded the Jews who dwelt in Damascus, proving that this Jesus is….” what? “…. the Christ.”

What does the word “Christ” mean? It means “the Messiah”. In other words, now the purpose of Saul of Tarsus was to prove that Jesus Christ was what? Was the Messiah.

Jadi ketika Saulus dari Tarsus dibaptis, dia dibaptiskan ke dalam Kristus, dia dijadikan satu dengan Kristus, dan melalui Kristus dia menjadi benih Abraham. Dia bukan benih Abraham sebelum bergabung dengan Yesus Kristus. Nah, pengalaman di jalan ke Damaskus ini mengubah fokus Saulus dari Tarsus secara menyeluruh. Perhatikan Kisah 9:22, di sini dikatakan,Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah…” apa? “…. Sang Mesias.”

Apa arti kata “Kristus”? Artinya “sang Mesias”. Dengan kata lain, sekarang tujuan Saulus dari Tarsus adalah membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah apa? Adalah Sang Mesias.

Now, later on in the book of Philippians, the apostle Paul describes his conversion experience and his change of focuses, his change of theology. Notice Philippians 3:3-11. Here he says, “For we are the circumcision, who worship God in the Spirit….” Who is the circumcision? Those who what? “….worship God in the Spirit… and have no confidence in the flesh….” In other words if you don’t have confidence then you are literally a Jew. He says, “….4though I also might have confidence in the flesh. If anyone else thinks he may have confidence in the flesh, I more so: 5circumcised the eighth day, of the stock of Israel, of the tribe of Benjamin, a Hebrew of the Hebrews; concerning the law, a Pharisee; 6concerning zeal, persecuting the church; concerning the righteousness which is in the law, blameless. …. ” You almost think he was bragging a little bit, don’t you? He is saying, “I was a Jew of Jews! I was the seed of Abraham so I thought.” But now notice what he continues saying in verse 7, “…. 7But what things were gain to me, these I have counted loss for Christ. 8Yet indeed I also count all things loss for the excellence of the knowledge of Christ Jesus my Lord, for whom I have suffered the loss of all things, and count them as rubbish, that I may gain Christ 9and be found in Him, not having my own righteousness…. ” which the Jews delighted in, according to the New Testament, “….not having my own righteousness, which is from the law, but that which is through faith in Christ, the righteousness which is from God by faith; 10that I may know Him and the power of His resurrection, and the fellowship of His sufferings, being conformed to His death, 11if, by any means, I may attain to the resurrection from the dead.”

Belakangan di kitab Filipi, rasul Paulus menggambarkan pengalaman pertobatannya dan perubahan fokusnya, perubahan theologinya. Perhatikan Filipi 3:3-11. Di sini dia berkata, karena kita inilah sunat itu, yaitu yang beribadah kepada Allah dalam Roh…” Siapakah sunat itu? Mereka yang apa? “….yang beribadah kepada Allah dalam Roh dan tidak mengandalkan hal-hal lahiriah. …” Dengan kata lain, jika kita tidak mengandalkan yang lahiriah, kita adalah Israel [atau Yahudi]. Kata Paulus, “…. 4Sekali pun aku juga punya alasan untuk mengandalkan hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat mengandalkan hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: 5 [aku] disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang yang paling Ibrani dari semua orang Ibrani, dalam hal hukum Taurat, aku Farisi, 6 dalam hal semangat, aku penganiaya jemaat, dalam hal kebenaran dari mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. …” kedengarannya seperti dia sedang menyombong, bukan? Dia berkata, “Aku ini yang paling Yahudi dari semua orang Yahudi, aku adalah benih Abraham, tadinya aku sangka demikian.” Tetapi sekarang perhatikan apa yang dikatakannya selanjutnya di ayat 7, “….7 Tetapi apa yang dahulu kuanggap menguntungkan bagiku, sekarang karena Kristus, kuanggap tidak bernilai. 8 Malahan segala sesuatu juga kuanggap tidak bernilai demi keistimewaan pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, untuk Dia-lah aku telah menderita kehilangan segala sesuatu, dan yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh Kristus, 9dan berada dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri…” menurut Perjanjian Baru, orang Yahudi suka menganggap dirinya benar karena perbuatannya sendiri, “….bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran yang diperoleh melalui iman dalam Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan karena iman, 10agar aku boleh mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku diselaraskan dengan kematian-Nya, 11supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”[NKJV yang diindonesiakan].

What was the change in focus of Saul’s theology? Before, his theology had been Israel-centered. Now his theology was what? Was Christ-centered. He says, “Everything that I considered important, my jewishness, I consider a loss, in order that I may gain Christ.” In other words, “Christ is all in all. And when I received Christ, I became the true seed of Abraham.” And you know, the Bible tells us that the apostle Paul fell in love with Christ so much that he was willing to suffer intensely for accepting Him.

Perubahan fokus apakah yang terjadi dalam theologi Saulus? Sebelumnya, theologinya adalah berpusat pada bangsa Israel. Sekarang theologinya bagaimana? Berpusat pada Kristus. Paulus berkata, “Segala sesuatu yang pernah aku anggap penting, keyahudianku, aku anggap tidak ada nilainya, supaya aku boleh mendapatkan Kristus.” Dengan kata lain, “Kristus adalah segala-galanya. Dan pada waktu aku menerima Kristus, aku menjadi benih Abraham yang sejati.” Dan tahukah kalian, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa rasul Paulus jatuh cinta kepada Kristus sedemikian beratnya dia bersedia menderita apa saja karena telah menerima Dia.

Notice 2 Corinthians 11:22-28 where the apostle Paul describes all of the sufferings that came about because of his acceptance and preaching of Christ. He says, “Are they Hebrews? So am I. Are they Israelites? So am I. Are they the seed of Abraham? So am I. 23 Are they ministers of Christ? …” and then he says, “… I speak as a fool --- I am more: in labors more abundant, in stripes above measure, in prisons more frequently, in deaths often. 24From the Jews five times I received forty stripes minus one. 25Three times I was beaten with rods; once I was stoned; three times I was shipwrecked; a night and a day I have been in the deep; 26in journeys often, in perils of waters, in perils of robbers, in perils of my own countrymen, in perils of the Gentiles, in perils in the city, in perils in the wilderness, in perils in the sea, in perils among false brethren; 27in weariness and toil, in sleeplessness often, in hunger and thirst, in fastings often, in cold and nakedness --- 28besides the other things, what comes upon me daily: my deep concern for all the churches.”

Perhatikan 2 Korintus 11:22-28 di mana rasul Paulus menggambarkan semua penderitaan yang dialaminya karena telah menerima dan mengabarkan Kristus. Dia berkata Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? …” lalu dia berkata, “…. –aku sekarang bicara seperti orang tolol--aku lebih lagi! Aku lebih-lebih: soal kerja keras, [aku] lebih banyak, bekas cambuk, di luar batas, berada di dalam penjara lebih sering; dalam ancaman kematian, kerap kali. 24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 25 tiga kali aku dipukul dengan tongkat, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku pernah terkatung-katung di tengah laut. 26 Dalam perjalanan, aku sering terancam bahaya di laut, terancam bahaya penyamun, terancam bahaya dari bangsaku sendiri, dan terancam bahaya dari orang-orang bukan Yahudi; tercancam bahaya di dalam kota, terancam bahaya di padang gurun, terancam bahaya di tengah laut, dan terancam bahaya dari antara saudara-saudara palsu. 27 Aku banyak kelelahan dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, 28 di samping hal-hal lain, yang aku alami setiap hari adalah keprihatinanku yang mendalam untuk semua jemaat.” [NKJV yang diindonesiakan].

Was Saul truly converted to Jesus Christ? Was his theology now Israel focused? Absolutely not. He says, “Jewishness means nothing outside of Jesus. One is not a seed of Abraham simply by his blood line. One is the seed of Abraham by being in Christ through baptism. Because if you are Christ’s then you are Abraham’s seed, which basically the apostle Paul is saying that the Jews that have not accepted Christ were not the seed of Abraham. We are going to pursue that in a few moments.

Apakah Saulus benar-benar beralih keyakinan ke Yesus Kristus? Apakah theologinya sekarang berfokus ke Israel? Sama sekali tidak. Dia berkata, “Keyahudian itu tidak ada artinya di luar Yesus. Manusia tidak menjadi benih Abraham hanya karena garis darah. Manusia menjadi benih Abraham dengan berada di dalam Kristus melalui baptisan. Karena jika kita berada di dalam Kristus, maka kita adalah benih Abraham. Jadi pada dasarnya apa yang dikatakan rasul Paulus adalah, orang-orang Yahudi yang menolak menerima Kristus bukanlah benih Abraham. Kita akan melanjutkan topik ini nanti.

Now, the Bible tells us that not only Saul of Tarsus but also all of the New Testament authors clearly tell us that God does not have two peoples ~ the Jews and the Church ~ and that He has one plan for the Jews and He has another plan for the Church. That is an idea that has come up in the last 150 years in the Christian world, that God has one plan for the Church, which is going to be taken away to Heaven for 7 years before the Tribulation, and they are going to go to Heaven, and then the Jews are going to be left behind, they are going to reestablish the sacrifices and they are going to suffer terrible Tribulation. The Bible teaches, and especially the apostle Paul that God has only one true people and that people are defined by their acceptance or rejection of Jesus Christ as Savior and Lord.

Nah, Alkitab memberitahu kita bahwa bukan hanya Saulus dari Tarsus melainkan semua penulis kitab-kitab Perjanjian Baru mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki dua umat ~ orang Yahudi dan GerejaNya ~ dan bahwa Tuhan memiliki satu rancangan buat orang Yahudi dan rancangan yang lain untuk Gereja. Ini adalah ide yang muncul dalam 150 tahun yang terakhir di dunia Kristen, bahwa Tuhan punya satu rancangan bagi GerejaNya yang akan diangkat ke Surga selama 7 tahun sebelum masa kesusahan besar, dan mereka akan berada di Surga; lalu orang-orang Yahudi akan ditinggalkan di dunia, dan mereka akan memulihkan upacara-upacara kurban dan mereka akan mengalami penderitaan hebat saat masa kesusahan besar. Alkitab dan terutama Rasul Paulus, mengajarkan, bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat yang sejati, dan bahwa umat itu ditentukan oleh penerimaan atau penolakan mereka atas Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Now, I want you to notice first of all, we are going to go through a list of things that show that God has only one people.

John 10:16, here Jesus is speaking and I want you to notice what He says. John 10:16, Jesus says here, “And other sheep I have which are not of this fold….” what does He mean “this fold”? What does He mean by “this fold”? He means the Jews, because He was sent to “the lost sheep of the house of Israel”, we already read that. So He says, “I have other sheep “…which are not of this fold; them also I must bring, and they will hear My voice; and there will be two flocks and one shepherd.” Ah! Ah! “…one flock and one….” what? “…. One shepherd.”

Nah, saya mau kalian menyimak lebih dulu, kita akan melihat daftar ayat-ayat yang membuktikan bahwa Tuhan hanya memiliki satu umat.

Yohanes 10:16, di sini Yesus yang berbicara dan saya mau kalian perhatikan apa kataNya. Yohanes 10:16, Yesus berkata di sini,
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini…” apa maksudnya “kandang ini”? Apa yang dimaksudNya dengan “kandang ini”? Yang dimaksud Yesus adalah orang-orang Yahudi, karena Dia dikirim kepada “domba-domba yang hilang dari umat Israel” [Mat 10:6] kita sudah membaca ini. Maka Dia berkata, “Aku memiliki domba-domba yang lain, “….yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kubawa juga dan mereka akan mendengar suara-Ku dan akan ada dua kawanan dengan satu gembala. …” Tidak! Tidak! “…. satu kawanan dengan satu …” apa? “…. Satu gembala.”[NKJV yang diindonesiakan].

Now, lest you are wondering whether He was talking about the Gentiles when He says that there are other sheep not of this fold, let’s go to John 11:51-52, after Caiaphas says that it is necessary for one man to die and that the nation doesn’t perish. Notice what we are told in John 11:51 “Now this he did not say on his own authority; but being high priest that year he prophesied that Jesus would die for the nation….” now listen carefully, what nation is that? The Jewish nation. That He “… would die for the nation…” and now notice, “… 52and not for that nation only, but also that He would gather together in one, the children of God who were scattered abroad.”

Was He only going to gather the Jews to Himself? No. He is going to gather the Gentiles to Himself as well. In other words God doesn’t have two folds ~ a Gentile fold and a Jewish fold ~ He says “I am going to bring the Gentiles and there is going to be one fold and there is going to be one shepherd.”

Nah, barangkali kalian bertanya-tanya apakah Yesus sedang berbicara mengenai orang-orang non-Yahudi ketika Dia berkata bahwa ada domba-domba lain yang tidak berasal dari kandang ini. Marilah kita ke Yohanes 11:51-52. Setelah Kayafas berkata bahwa adalah lebih menguntungkan jika satu orang mati agar seluruh bangsa tidak binasa, perhatikan apa yang diberitahukan kepada kita di Yohanes 11:51Hal yang dikatakannya bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu, ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu…” Sekarang dengarkan baik-baik, bangsa apa itu? Bangsa Yahudi. Bahwa Dia “…akan mati untuk bangsa itu…” dan sekarang perhatikan, “…. 52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi agar Dia juga akan mengumpulkan menjadi satu, anak-anak Allah yang tercerai-berai di luar negeri.”[NKJV yang diindonesiakan].

Apakah Yesus hanya akan mengumpulkan orang-orang Yahudi kepada diriNya? Tidak. Dia juga akan mengumpulkan orang-orang non-Yahudi kepada diriNya. Dengan kata lain, Tuhan tidak memiliki dua kawanan ~ satu kawanan non-Yahudi dan satu kawanan Yahudi ~ Dia berkata, “Aku akan membawa orang-orang non Yahudi dan akan ada satu kawanan dan akan ada satu gembala.”

The Bible also tells us that there is only one Israel. And that Israel is defined by its relationship with Jesus Christ. If you are Christ’s, you are Israel. If you are not
Christ’s you are not Israel,
you are not a Jew. And you say, “Where does the Bible say that?” Let’s read from the apostle Paul, Roman 2:28-29, here the apostle Paul says, “For he is not a Jew who is one outwardly….” so is it possible for a Jew to be one outwardly and not be a Jew? Of course. “….For he is not a Jew who is one outwardly, nor is circumcision that which is outward in the flesh; 29but he is a Jew who is one….” what? “…. inwardly; and circumcision is that of the…. “ what? “….of the heart, in the Spirit, not in the letter….” because the Jews loved the letter but they didn’t have the Spirit, “…. whose praise is not from men but from God.” Is it possible to be an outward Jew and not be a Jew? Absolutely, according to the apostle Paul.

Alkitab mengatakan bahwa hanya ada satu Israel. Dan Israel ini ditentukan oleh hubungannya dengan Yesus Kristus. Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah Israel. Jika kita bukan milik Kristus, kita bukan Israel, kita bukan Yahudi. Dan kalian berkata, “Di mana di Alkitab dikatakan demikian?” Mari kita baca tulisan rasul Paulus, Roma 2:28-29, di sini rasul Paulus berkata,Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi…” Jadi apakah mungkin seorang yang Yahudi secara lahiriah, namun bukan Yahudi? Tentu saja. “…Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi; dan sunat bukanlah sunat daging secara lahiriah. 29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang…” apa? “….Yahudi di dalam hatinya; demikian pula sunat adalah sunat …” apa? “….di dalam hati secara Roh, bukan secara harafiah…” Karena orang Yahudi suka dengan yang harafiah namun mereka tidak memiliki Roh. “….Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah bisa seorang Yahudi secara lahir namun bukan seorang Yahudi? Bisa sekali, menurut rasul Paulus.

Now, notice Romans 9:6-8, the same idea that there is only one true Israel and that’s defined by your relationship to Jesus Christ. Romans 9:6-8, here the apostle Paul says, “But it is not that the word of God has taken no effect. For they are not all Israel who are of Israel….” isn’t that interesting? Are all Isrealites, Isrealites? No. The apostle Paul says, not all Israel is Israel. Now, who is Israel then? Let’s continue reading, “But it is not that the word of God has taken no effect. For they are not all Israel who are of Israel 7nor are they all children because they are the seed of Abraham… ” are all the seed of Abraham, the seed of Abraham? No, absolutely not. Paul says, “….nor are they all children because they are the seed of Abraham; but, ‘In Isaac your seed shall be called.’ …. ” and now he explains what he means “…. 8That is, those who are the children of the flesh, these are not the children of God…. ” who are the children of the flesh? The literal Jews who have not accepted whom? Christ. So he says, “….8That is, those who are the children of the flesh, these are not the children of God; but the children of the promise…. ” that is the promise of the Messiah “…. are counted as the seed.”

Sekarang, perhatikan Roma 9:6-8, ide yang sama bahwa hanya ada satu Israel sejati dan itu ditentukan oleh hubungan kita dengan Yesus Kristus. Roma 9:6-8, di sini rasul Paulus berkata, Akan tetapi bukan karena firman Allah tidak ada pengaruhnya. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah Israel…” menarik bukan? Apakah semua orang Israel itu Israel? Tidak. Rasul Paulus berkata, tidak semua orang Israel itu Israel. Nah, kalau begitu, siapa yang Israel? Marilah kita teruskan membaca, “Akan tetapi bukan karena firman Allah tidak ada pengaruhnya. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah Israel, 7dan juga tidak semua keturunan Abraham adalah benih Abraham…” Apakah semua keturunan Abraham itu benih Abraham? Tidak. Sama sekali tidak. Paulus berkata, “…juga tidak semua keturunan Abraham adalah benih Abraham, tetapi: ‘dalam Ishak-lah akan disebut benihmu’…” dan sekarang dia menjelaskan apa yang dimaksudnya, “….8Artinya: mereka yang adalah anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah anak-anak Allah…” siapakah anak-anak secara daging ini? Orang-orang Yahudi literal yang telah menolak siapa? Kristus. Maka Paulus berkata, “…8Artinya: mereka yang adalah anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah anak-anak Allah; tetapi anak-anak perjanjian-lah…” yaitu janji akan seorang Mesias, “….yang diperhitungkan sebagai benih.[NKJV yang diindonesiakan]

Are you understanding this? In other words being an Israel or being a Jew is not defined geographically, or ethinically, or genetically, it is defined by your relationship to Jesus Christ.

Apakah kalian memahami ini? Dengan kata lain menjadi Israel atau menjadi Yahudi tidak ditentukan secara geografis, atau etnis, atau genetic, tetapi ditentukan oleh hubungan kita dengan Yesus Kristus.

Notice Galatians 3:16 and then we’ll go, to verses 26-29, we alluded to this but let’s read it once again. It says there in Galatians 3:16, “Now to Abraham and his Seed were the promises made. He does not say, ‘And to seeds,’ as of many, but as of one, ‘And to your Seed,’ who is Christ….” so who is the only true seed of Abraham? One. Christ. And you say, “Didn’t we just read that we are seeds of Abraham? Yes, we are. But not in a primary sense like Christ. Only if we join Christ then we are Abraham’s seed. Notice verse 26, “….26For you are all sons of God…” how? “…. through faith in Christ Jesus. 27For as many of you as were baptized into Christ have put on…. ” what? “….

Christ.”
Now, notice, “…. 28There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are all one in Christ Jesus….” and now notice, “…. 29And if you are Christ's, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise.”

Perhatikan Galatia 3:16 lalu kita akan ke ayat 26-29, kita sudah pernah menyinggung ini tetapi marilah kita baca sekali lagi. Dikatakan di Galatia 3:16, “Dan janji itu diberikan kepada Abraham dan kepada Benihnya. Dia tidak berkata ‘kepada benih-benihnya’ sebagaimana berarti kepada banyak, tetapi hanya kepada satu: ‘dan kepada Benihmu’, yaitu Kristus.…” Jadi siapakah satu-satunya Benih sejati Abraham? Satu. Kristus. Dan kalian berkata, “Bukankah tadi kita baca bahwa kita adalah benih-benih Abraham? Betul, tetapi tidak dalam pengertian primer seperti Kristus. Hanya jika kita bergabung dengan Kristus, baru kita menjadi benih Abaraham. Perhatikan ayat 26 “….26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah…” bagaimana? “…. Melalui iman di dalam Yesus Kristus. 27 Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan…” apa? “…. Kristus. …” Sekarang perhatikan, “….28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. …” dan sekarang simak, “…. 29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah ahliwarisnya.”[NKJV yang diindonesiakan].

So how does one become Abraham’s seed? If you are Christ’s, you are Abraham’s seed. So, my question is, those who are outside of Christ who are literal Jews, are they Abraham’s seed according to the biblical definition? Absolutely not. Because we are speaking about a spiritual relationship with Christ that makes you a spiritual Jew, so to speak.

Jadi bagaimana caranya kita bisa menjadi benih Abraham? Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah benih Abraham. Maka, pertanyaan saya adalah, mereka yang berada di luar Kristus, yang adalah Yahudi secara lahiriah, apakah mereka benih Abraham menurut definisi Alkitab? Sama sekali bukan. Karena yang kita bicarakan adalah suatu hubungan rohani dengan Kristus yang menjadikan kita ~ dengan kata lain ~ Yahudi rohani.

Now, the Bible also says that Jesus has only one body. He doesn’t have two bodies, a body of the Jews and a body of the Church. He has one body. Let’s read from Ephesians 2:13-18, here the apostle Paul is writing again. He says, “But now in Christ Jesus you who once were far off….” those are the Gentiles “…have been brought near…” how? “… by the blood of Christ. 14For He Himself is our peace, who has made both…” that is Jews and Gentiles, what? “…one, and has broken down the middle wall of separation, 15having abolished in His flesh the enmity, that is, the law of commandments contained in ordinances, so as to create in Himself….” how many new man? “… one new man from the two….” that is from Jew and Gentile “…. thus making peace, 16and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the enmity. 17And He came and preached peace to you who were afar off and to those who were near. 18For through Him we both….” that is Jew and Gentile “…. have access by one Spirit to…” whom? “….to the Father.”

Nah, Alkitab juga berkata bahwa Yesus hanya memiliki satu tubuh. Dia tidak memiliki dua tubuh, satu tubuh Yahudi dan satu lagi tubuh Gereja. Dia hanya punya satu tubuh. Mari kita baca dari Efesus 2:13-18, di sini rasul Paulus sedang menulis lagi. Dia berkata,Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’…” yaitu orang-orang non-Yahudi, “… sudah dibawa ‘dekat’ …” bagaimana caranya? “….oleh darah Kristus. 14Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah membuat kedua pihak …” yaitu orang Yahudi dan non-Yahudi, apa? “….menjadi satu, dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, 15dan dengan tubuhNya telah menghapuskan perseteruan, yaitu hukum dari perintah-perintah yang terdapat dalam kitab-kitab ordonansi [tata upacara], dengan demikian telah menciptakan di dalam Dirinya …” berapa banyak manusia baru? “….satu manusia baru dari keduanya…” yaitu dari Yahudi dan non-Yahudi “…dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 16dan agar Dia boleh memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan demikian mengakhiri perseteruan itu. 17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, 18 karena melalui Dia kita kedua pihak…” yaitu Yahudi dan non-Yahudi, “…. oleh satu Roh beroleh jalan untuk menghampiri…” siapa? “…. Bapa.” [NKJV yang diindonesiakan]

How many body does Jesus have? One Jewish body and one Gentile body? No! He has one body composed of Jew and Greek, or Jew and Gentile. Notice 1 Corinthians 12:13, here the apostle Paul writes, “For by one Spirit we were all baptized into…” what? “…. one body --- whether Jews or Greeks, whether slaves or free --- and have all been made to drink into…” what? “…. one Spirit.”

So how many bodies are we talking about? How many spirits? One Spirit.

Yesus punya berapa tubuh? Satu tubuh Yahudi dan satu tubuh non-Yahudi? Tidak! Dia memiliki satu tubuh yang terdiri atas Yahudi dan Greeka, atau Yahudi dan non-Yahudi. Perhatikan 1 Korintus 12:13, di sini rasul Paulus menulis,Sebab oleh satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi…” apa? “…. satu tubuh dan kita semua diberi minum ke dalam…” apa? “…. satu Roh.”

Jadi berapa tubuh yang kita bicarakan ini? Berapa Roh? Satu Roh.

Notice Ephesians 3:6, this is a beautiful message to the Gentiles. The apostle Paul is saying to the Gentiles, “If you receive Christ, you are Jews. You are spiritual Jews. You are Israel. Because he who is in Christ is Abraham’s seed.” Notice what it says in Ephesians 3:6 “that the Gentiles should be….” what? “…. fellow heirs, of the same body, and partakers of His promise in Christ through….” what? “…. through the gospel.”

Perhatikan Efesus 3:6, ini adalah pesan yang indah kepada orang-orang non-Yahudi. Rasul Paulus berkata kepada orang-orang non-Yahudi, “Jika kalian menerima Kristus, kalian adalah Yahudi. Kalian adalah Yahudi rohani. Kalian adalah Israel. Karena barangsiapa yang berada di dalam Kristus, adalah benih Abraham.” Perhatikan apa yang dikatakan di Efesus 3:6, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, melalui …” apa? “….berita Injil, turut menjadi …” apa? “….ahli-ahli waris dari tubuh yang sama, dan punya bagian dalam janji-Nya di dalam Kristus Yesus.”[NKJV yang diindonesiakan].

How many body does Jesus have? One.

How many fold does Jesus have? One.

Now I want you to notice that He only has one city. You know, He doesn’t have the earthly Jerusalem for the Jews and the heavenly Jerusalem for the Church. That’s preposterous, it’s not biblical. Notice Revelation 21:2, by the way the New Jerusalem is called The City of the Lamb, the Lamb’s City, right? And the Lamb is its light. Now, notice Revelation 21:2, it’s speaking here about the New Jerusalem, and it says, “Then I, John, saw the holy city, New Jerusalem, coming down out of heaven from God, prepared as a bride adorned for her…. ” what? “…. husband.”

So, the Husband has how many cities? Has only one city. Now, that city is composed of Old Testament saints and New Testament saints, not only New Testament saints. Notice Revelation 21:12, speaking about the city it says, “Also she had a great and high wall with twelve gates, and twelve angels at the gates, and names written on them, which are the names of the…. ” what? “….the twelve tribes of the children of Israel.”

Yesus punya berapa tubuh? Satu.

Yesus punya berapa kawanan? Satu.

Sekarang saya mau kalian memperhatikan bahwa Dia juga hanya punya satu kota. Kalian tahu, Dia tidak menyiapkan Yerusalem duniawi bagi orang Yahudi dan Yerusalem surgawi buat Gereja. Itu tidak masuk akal! Itu tidak alkitabiah. Perhatikan Wahyu 21:2, jangan lupa Yerusalem Baru disebut Kota Anak Domba, betul? Dan Anak Domba adalah terangnya. Sekarang, perhatikan Wahyu 21:2, di sini berbicara mengenai Yerusalem baru, dan dikatakan,
Dan aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk…” apanya? “…. suaminya.”

Jadi, sang Suami sekarang punya berapa kota? Dia punya hanya satu kota. Nah, kota itu terdiri atas orang-orang kudus dari Perjanjian Lama dan orang-orang kudus dari Perjanjian Baru. Perhatikan Wahyu 21:12, berbicara mengenai kota ini, dikatakan,Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama …” siapa? “….kedua belas suku Israel.”

Whose names are on the doors of the city? Or the gates of the city? The twelve tribes. So is the Old Testament represented there, the Old Testament Church? Absolutely.

Now what names do the foundations of the walls have? Notice Revelation 21:14. It says, “Now the wall of the city had twelve foundations, and on them were the names of the twelve apostles of the Lamb.”

How many cities does Jesus have? Only one city, composed of Old Testament saints and composed of New Testament saints. Because the names of the tribes are on the doors or on the gates, and the names of the apostles are on the foundations of the wall.

Nama siapa yang ada di pintu kota itu, atau di pintu gerbang kota itu? Keduabelas suku. Jadi apakah Perjanjian Lama, gereja Perjanjian Lama diwakili di sini? Betul sekali.

Nah, nama siapakah yang ada pada fondasi dindingnya? Perhatikan Wahyu 21:14, dikatakan,
Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.”

Berapa kota yang dimiliki Yesus? Hanya satu kota, yang terdiri atas orang-orang kudus Perjanjian Lama dan orang-orang kudus Perjanjian Baru. Karena nama suku-suku Israel terdapat di pintu atau di gerbangnya, dan nama-nama para rasul ada di fondasi dindingnya.


Now, go with me to Hebrews 11 and I will amplify this thought that Jesus has only one city. Notice Hebrews 11 and we’ll read verses 9-10 and then we’ll read verses 13-16. This is speaking about Abraham in the Old Testament. It says, “By faith he dwelt in the land of promise as in a foreign country, dwelling in tents with Isaac and Jacob, the heirs with him of the same promise; 10for he waited….” now listen, this is Abraham. Was Abraham an Old Testament saint? Was he the founder of the Jewish nation? According to the Jews themselves, “We are Abraham’s seed!” Now notice what it continues saying in verse 10. What city did Abraham look forward to? The earthly or the heavenly Jerusalem? The heavenly! Verse 10 says, “….10for he waited for the city which has foundations, whose builder and maker is God….” Now, let’s go to verse 13 “…13These all died in faith, not having received the promises…. ” it’s talking about the Old Testament saints “….but having seen them afar off were asured of them, embraced them and confessed that they were strangers and pilgrims on the earth. 14For those who say such things declare plainly that they seek a….” what? They were strangers and pilgrims seeking “…a homeland…” What is that homeland? It’s that little city in the Middle East today, right? No! Absolutely not! Notice verse 15, “….15And truly if they had called to mind that country from which they had come out, they would have had opportunity to return. 16 But now they desire a better, that is, a….” what? “…. a heavenly country. Therefore God is not ashamed to be called their God, for He has prepared a city for them.”

Did the Old Testament saints look forward to the New Jerusalem? Yes, they did. How about the New Testament saints? Absolutely. Is there one city for all of God’s people from all ages? Absolutely. Not two cities.

Nah, marilah bersama saya ke Ibrani 11 dan saya akan menguatkan pendapat ini bahwa Yesus hanya punya satu kota. Perhatikan Ibrani 11 dan kita akan membaca ayat 9-10, lalu kita akan ke ayat 13-16. Ini berbicara tentang Abraham di Perjanjian Lama. Dikatakan,Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris bersamanya, dari janji yang sama itu. 10 Sebab ia menanti-nantikan…” Nah, dengarkan, ini adalah Abraham. Apakah Abraham seorang kudus dari Perjanjian Lama? Apakah dia cikal bakal pendiri bangsa Yahudi? Menurut orang Yahudi sendiri, “Kami adalah benih Abraham!” Sekarang perhatikan apa yang dikatakannya selanjutnya, di ayat 10. Kota apa yang dinantikan Abraham? Yerusalem duniawi atau Yerusalemm surgawi? Yang surgawi! Ayat 10 berkata, “….10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah…” Sekarang marilah kita ke ayat 13, “...13 Mereka semua mati dalam iman, sebelum menerima apa yang dijanjikan itu…” Ini berbicara tentang orang-orang kudus Perjanjian Lama “…tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pengembara di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan jelas, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu…” apa? Mereka adalah orang asing dan pengembara yang mencari “….suatu tanah air.…” Tanah air mana ini? Apakah kota kecil yang ada di Timur Tengah hari ini, benar? Tidak! Sama sekali tidak! Perhatikan ayat 15, “….15 Dan sebenarnya kalau mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu…” apa? “…. satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” [NKJV yang diindonesiakan].

Apakah orang-orang kudus Perjanjian Lama menantikan Yerusalem Baru? Ya. Bagaimana dengan orang-orang kudus Perjanjian Baru? Tentu saja. Apakah hanya ada satu kota untuk semua umat Allah dari segala zaman? Betul sekali. Bukan dua kota.

Now, let’s look at it from a different perspective. How many wives does God have? Spiritually speaking. He has one. But those who believe that God has two mutually separable peoples, would make God a bigamist, because He has the Church and He is married with the Church, but He also married with Israel. And so He has two wives. The Bible doesn’t sustain that. God has one bride and it’s the Church of all ages, Old and New Testament. Let’s notice that.

Nah, marilah kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Secara rohani, Tuhan memiliki berapa orang istri? Satu. Tetapi mereka yang percaya bahwa Tuhan memiliki dua umat yang terpisah, menjadikan Tuhan seorang bigamis [= suami dengan dua istri], karena Tuhan memiliki gerejaNya dan Dia beristrikan gerejaNya, tetapi dia juga dianggap beristrikan Israel, maka Dia punya dua istri. Alkitab tidak mendukung teori itu. Tuhan hanya memiliki satu mempelai dan itu adalah GerejaNya dari segala zaman, baik masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Mari kita simak.

Revelation 12:1-2 and then we are going to jump to verse 5. It says there in verse 1 of Revelation 12, “Now a great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, with the moon under her feet, and on her head a garland of twelve stars. 2Then being with child, she cried out in labor and in pain to give birth…. ” Now, what does this woman represent? We’ve already studied this. She represents the Old Testament Church, right? Was Jesus born from the line of Abraham and from the line of David? Absolutely. He was born from the Old Testament Church. Who is the Child? The Child is Jesus Christ. Now, when John sees this woman, does he see the woman at the Old Testament stage or the New Testament stage? It’s the Old Testament stage because the Child hasn’t been born yet. Does a mother exist before her child? So, is the mother the Old Testament Church? Of course. So notice that this woman is going to bear the child, this is the Old Testament Church that is going to bring Jesus into the world.

But now I want you to notice that the very same woman flees to the wilderness for 1260 years after the Child is caught up to God and to His throne, so is it the same woman? So is the Old Testament Church and the New Testament Church, are they the same woman? They are the same woman at different stages. Are you understanding me? Let’s read verse 5 and verse 6, it says “…5She bore a male Child….” that is the woman “…Who was to rule all nations with a rod of iron. And her Child was caught up to God and His throne…” that’s the ascension of Christ. Then notice verse 6, “….Then the woman…” is this the same woman? Absolutely. It’s the same woman. It says, “….Then the woman fled into the wilderness, where she has a place prepared by God, that they should feed her there one thousand two hundred and sixty days.” Is that the Old Testament Church or is that the New Testament Church? That’s the New Testament Church, because Jesus has already ascended to God and to His throne and now this refers to the period when the Church was persecuted during the Middle Ages, are you understanding me?

So God has how many brides? How many wives does He have? One wife, composed of Old Testament and New Testament Church, represented by one woman only.

Wahyu 12:1-2 lalu kita akan loncat ke ayat 5. Dikatakan di ayat 1 Wahyu pasal 12,Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 2Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.” Nah, perempuan ini melambangkan apa? Kita sudah mempelajari ini. Dia melambangkan gereja Perjanjian Lama, bukan? Apakah Yesus dilahirkan dari garis keturunan Abraham dan dari garis keturunan Daud? Betul sekali. Yesus dilahirkan dari gereja Perjanjian Lama.

Siapakah Anak laki-laki yang dilahirkan? Anak itu adalah Yesus Kristus. Nah, ketika Yohanes melihat perempuan ini, apakah dia melihat perempuan ini pada tahapnya sebagai gereja Perjanjian Lama atau gereja Perjanjian Baru? Gereja Perjanjian Lama karena pada waktu itu Anaknya belum dilahirkan. Apakah seorang ibu harus hadir dulu sebelum anaknya? Jadi, apakah ibunya ini gereja Perjanjian Lama? Tentu saja. Perhatikan, perempuan yang akan melahirkan Anak itu, ini adalah gereja Perjanjian Lama yang akan menghadirkan Yesus ke dunia.

Tetapi sekarang saya mau kalian perhatikan, perempuan yang sama ini melarikan diri ke padang gurun selama 1260 tahun setelah Anak itu dibawa ke Tuhan dan ke takhtaNya. Jadi apakah itu perempuan yang sama? Jadi apakah gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru adalah perempuan yang sama? Keduanya adalah perempuan yang sama pada tahap yang berbeda. Apakah kalian memahami saya? Mari kita baca ayat 5 dan 6, dikatakan,
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki…” yaitu perempuan itu, “…yang akan memerintah semua bangsa dengan tongkat besi; dan Anaknya itu diangkat naik dan dibawa kepada Allah dan ke takhta-Nya…” ini adalah kebangkitan Kristus. Lalu perhatikan ayat 6 “….6 Lalu perempuan itu…” apakah ini perempuan yang sama? Betul sekali. Ini adalah perempuan yang sama. Dikatakan, “….Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah ini gereja Perjanjian Lama atau gereja Perjanjian Baru? Itu adalah gereja Perjanjian Baru, karena saat itu Yesus sudah naik ke Allah Bapa dan ke takhtaNya, dan sekarang ini mengacu kepada periode ketika gereja dianiaya selama Abad Pertengahan, apakah kalian memahami saya?

Jadi Tuhan punya berapa mempelai? Berapa orang istri yang dimilikiNya? Satu istri, yang terdiri dari gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru, yang dilambangkan hanya oleh satu orang perempuan.


Now, the Bible also says that God has only one tree, representing all of His people, from Old and New Testament, Jews and Gentiles. You are saying, “Now where does the Bible teach that?” Have you ever read that story that we find in Romans 11 about the tree? The tree that had natural branches, and then you have wild olive branches that are ingrafted into the tree? Now, let me tell you what you have there, because we don’t have all the time to look at all of the details ~ I am going to read that passage in a few moments ~ but you must get this clear in your mind.

· The tree has natural olive branches that are retained on the tree, okay? The tree represents Jesus Christ, He is the tree and we are the branches, okay?

· So, the natural branches are retained, those are the ones who accepted Jesus Christ.

· Then there are natural branches that are cut off. Why are they cut off? Because they rejected Jesus Christ, you can read it there and I am going to read it in a few moments.

· Then you have natural branches that after they are cut off, they are grafted in again. What would that represent? They represent the fact that first they rejected Christ, like whom? Like Saul of Tarsus, and then he accepted Christ, and then he’s what? And he is regrafted into the olive tree.

· Then you have wild olive branches which represents the Gentiles, and the wild olive branches are grafted into the tree.

· But then the apostle Paul says, that if the wild olive branches come to reject Christ, the wild olive branches will be cut off from the tree.

Now what is the key in this whole passage? The key is who you are attached to. What makes you part of the tree? Your acceptance or rejection of whom? Your acceptance or rejection of Jesus Christ. Now, let’s read the passage, it is found in Romans 11, it’s a rather lengthy passage but let’s read it, it’s verse 17-26.

Nah, Alkitab juga berkata bahwa Tuhan juga hanya mempunya satu pohon, yang melambangkan semua umatNya dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bangsa Yahudi dan non-Yahudi.

Kalian berkata, “Nah, di mana di Alkitab yang mengajarkan itu?” Apakah kalian pernah mendengar cerita yang kita dapati di Roma 11 tentang pohon zaitun? Pohon itu tadinya memiliki cabang-cabang yang asli, lalu cabang-cabang liar dicangkokkan kepadanya? Nah, saya akan menjelaskan apa yang ada di sana karena kita tidak punya waktu untuk memeriksa semua detailnya ~ saya akan membacakan perikop itu nanti, tetapi kalian harus memahaminya dengan jelas.


· Pohon itu memiliki cabang-cabang yang asli yang dipertahankan di pohon itu, oke? Pohon itu melambangkan Yesus Kristus, Dia adalah pohon itu dan kita ini cabang-cabangnya, oke?

· Maka, cabang-cabang yang asli yang dipertahankan adalah mereka yang menerima Yesus Kristus.

· Lalu ada cabang-cabang asli yang dipotong. Mengapa mereka dipotong? Karena mereka menolak Yesus Kristus, kalian bisa membacanya dan itu akan saya bacakan nanti.

· Lalu ada cabang-cabang asli yang setelah dipotong, dicangkokkan kembali. Mereka ini melambangkan apa? Melambangkan mereka yang pertamanya menolak Kristus, ~ seperti siapa? Seperti Saulus dari Tarsus ~ dan kemudian dia menerima Kristus, dia diapakan? Dia dicangkokkan kembali kepada pohon zaitun itu.

· Lalu ada cabang-cabang liar yang melambangkan orang-orang Non-Yahudi, dan cabang-cabang liar ini dicangkokkan kepada pohon zaitun.

· Tetapi rasul Paulus berkata, jika cabang-cabang zaitun liar ini menolak Kristus, maka cabang-cabang liar ini akan dipotong dari pohon zaitun itu.

Jadi apa kunci dari seluruh perikop itu? Kuncinya adalah dengan apa kita menyatu. Apa yang menjadikan kita bagian dari pohon itu? Penerimaan atau penolakan kita terhadap siapa? Penerimaan atau penolakan kita terhadap Yesus Kristus. Sekarang marilah kita baca perikop itu, yang ada di Roma pasal 11, ini adalah perikop yang panjang, tetapi marilah kita baca, ayat 17-26.


Here the apostle Paul says, “And if some of the branches were broken off, and you, being a wild olive tree…” speaking to the Gentiles here “… were grafted in among them, and with them became a partaker of the root and fatness of the olive tree, 18do not boast against the branches…” in other words don’t make fun of the natural branches that were cut off “…But if you do boast, remember that you do not support the root, but the root supports you. 19You will say then, ‘Branches were broken off that I might be grafted in.’ 20Well said…” Now, notice, why these branches were broken off, “…Because of unbelief they were broken off…” unbelief in whom? In Jesus! “… and you stand by faith…” Why would a wild olive branch be grafted in? Because they had faith in Christ. Why would a natural olive branch be cut off? Because of unbelief in Christ. And then he says, “…Do not be haughty, but fear. 21For if God did not spare the natural branches, He may not spare you either. 22Therefore consider the goodness and severity of God: on those who fell, severity; but toward you, goodness, if you continue in His goodness. Otherwise you also will be cut off.…” Are you catching the picture? “…23And they also, if they do not continue in…” what? “… in unbelief, will be grafted in…” what’s the key here? It’s Jesus Christ, isn’t it? You are part of the tree if you accept Christ, you are cut off from the tree if you don’t accept Christ. But both Jews and Gentiles are grafted into one tree. Verse 24 “…24For if you were cut out of the olive tree which is wild by nature, and were grafted contrary to nature into a cultivated olive tree, how much more will these, who are natural branches, be grafted into their own olive tree? 25For I do not desire, brethren, that you should be ignorant of this mystery, lest you should be wise in your own opinion…” and then he explains “…that blindness in part has happened to Israel until the fullness of the Gentiles has come in.…” So there is blindness in Israel until the fullness of the Gentiles has come in. Now what happens when the fullness of the Gentiles come in and join with the Jews in one body? Notice what we find in verse 26, “… 26And so all Israel will be saved…” what does it mean “All Israel will be saved”? What is Israel composed of according to the context? It’s composed of Israel plus what? Plus the Gentiles that are grafted into the tree. In other words when Jews and Gentiles are grafted in to the tree, then all Israel will be what? Saved. Now the question is what is Israel? Does the apostle Paul define what Israel is? Of course he does. It’s not literal Israel over in the Middle East, it is spiritual Israel.

Di sini rasul Paulus berkata,Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar…” di sini berbicara mengenai orang-orang non-Yahudi “…. telah dicangkokkan di antaranya dan bersama-sama mereka turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, 18 janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! …” Dengan kata lain jangan mengejek cabang-cabang yang asli yang dipotong, “….Tetapi jikalau kamu tetap bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. 19 Mungkin kamu akan berkata: ‘Cabang-cabang itu dipatahkan, supaya aku boleh dicangkokkan di antaranya. 20 Bagus!…” Sekarang perhatikan mengapa cabang-cabang itu dipatahkan, “….Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka…” tidak percaya dalam siapa? Dalam Yesus! “….dan kamu tegak tercacak oleh iman….” Mengapa cabang zaitun liar dicangkokkan? Karena mereka memiliki iman dalam Kristus. Mengapa cabang zaitun yang asli dipotong? Karena ketidakpercayaan dalam Kristus. Lalu Paulus berkata, “…. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! 21Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.22Sebab itu pertimbangkanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan terhadap orang-orang yang telah jatuh, tetapi terhadap kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu setia dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga. …” Apakah kalian bisa menangkap gambarnya? “….23Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak terus dalam…” apa? “….ketidakpercayaan mereka…” Apa kuncinya di sini? Yesus Kristus, kan? Kita menjadi bagian dari pohon itu jika kita menerima Kristus. Kita dipotong dari pohon itu jika kita tidak menerima Kristus. Tetapi baik Yahudi maupun non-Yahudi sama-sama dicangkokkan kepada satu pohon. Ayat 24 “….24 Sebab jika kamu yang telah dipotong dari pohon zaitun liar, kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun yang dipelihara, yang bertentangan dengan kodratmu yang asli, terlebih lagi mereka ini, yang adalah cabang-cabang yang asli, akan dicangkokkan ke pohon zaitun mereka sendiri. 25 Sebab, saudara-saudara, aku tidak ingin kamu tidak mengetahui rahasia ini, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, …” lalu Paulus menjelaskan “….Telah terjadi kebutaan pada sebagian dari Israel, sampai jumlah dari bangsa-bangsa lain yang harus dipenuhi, telah masuk. …” Jadi ada kebutaan di Israel hingga orang-orang non-Yahudi sudah dipenuhi jumlahnya. Nah, apa yang terjadi setelah jumlah orang-orang non-Yahudi dipenuhi dan bergabung dengan orang-orang Yahudi dalam satu tubuh? Perhatikan apa yang kita temukan di ayat 26. “…26Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan…” [NKJV yang diindonesiakan]. Apa maksudnya “seluruh Israel akan diselamatkan”? Menurut konteks ini, Israel terdiri atas apa? Terdiri atas Israel plus apa? Plus orang-orang non-Israel yang dicangkokkan kepada pohon tersebut. Dengan kata lain, ketika orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Yahudi dicangkokkan ke pohon itu, maka seluruh Israel akan apa? Akan selamat. Nah, pertanyaannya adalah Israel itu siapa?

Apakah Paulus menjelaskan Israel itu siapa? Tentu saja. Israel ini bukan Israel literal yang ada di Timur Tengah, melainkan Israel rohani.


Now, we find in the Bible there is also going to be one banquet table in the kingdom. Christ is not going to have one banquet table for the Jews and another banquet table for the Gentiles. Right after healing the son of the centurion, Jesus spoke these words in Matthew 8:11-12. By the way the centurion was a Gentile wasn’t he? So now Jesus is going to give the lesson, He is going to say, this Centurion has more faith than Israel, and now notice what He says, verse 11, “And I say to you that many will come from east and west…” those are the Gentiles, “…and sit down with Abraham, Isaac, and Jacob in the kingdom of heaven…” Where Abraham, Isaac and Jacob literal Jews? Yes. Were they also spiritual Jews? They were because they accepted Christ in promise. And so it says, “…And I say to you that many will come from east and west, and sit down with Abraham, Isaac, and Jacob in the kingdom of heaven…” Now listen carefully, “…12But the sons of the kingdom…” who are those? The literal Jewish nation that rejects Christ, “…12But the sons of the kingdom will be cast out into outer…” what? “… darkness. There will be weeping and gnashing of teeth."

Nah, kita lihat di Alkitab, bahwa juga hanya akan ada satu meja perjamuan di Kerajaan. Kristus tidak akan punya satu meja perjamuan untuk orang Yahudi dan satu lagi untuk orang non-Yahudi. Segera setelah Dia menyembuhkan anak buah seorang perwira Romawi, Yesus mengucapkan kata-kata ini di Matius 8:11-12. Nah, perwira Romawi itu non-Yahudi, bukan? Jadi sekarang Yesus akan memberikan pelajaran, Dia akan berkata, tentara Romawi ini memiliki iman yang lebih besar daripada Israel, dan perhatikan sekarang apa yang dikatakanNya di ayat 11. Aku berkata kepadamu: ‘Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga…” Apakah Abraham, Ishak dan Yakub orang-orang Yahudi literal? Ya. Apakah mereka juga Yahudi rohani? Ya, karena mereka telah menerima Kristus dalam perjanjian. Maka dikatakan, “…Aku berkata kepadamu: ‘Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, …” sekarang dengarkan baik-baik, “….12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu…” siapakah mereka ini? Bangsa Yahudi literal yang telah menolak Kristus, “…. akan dicampakkan ke…” mana? “…. dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’"

How many people are going to eat at the banquet table? Only Jews are going to eat at the banquet table. No. Jews along with what? The Gentiles. What about those who reject Christ? They will not eat at the table. So once again what is the key, is the key to be a literal Jew, or not be a literal Jew? No. The key to this whole thing is your relationship to whom? To Jesus Christ.

Berapa orang yang akan makan di meja perjamuan? Hanya orang Yahudi yang akan makan di meja perjamuan? Tidak! Orang Yahudi bersama dengan siapa? Dengan non-Yahudi. Bagaimana dengan mereka yang menolak Kristus? Mereka ini tidak akan makan di meja perjamuan. Jadi sekali lagi, apa yang menjadi kuncinya? Apakah kuncinya adalah Yahudi literal atau bukan Yahudi literal? Bukan. Kunci dari seluruh masalah ini adalah hubungan kita dengan siapa? Dengan Yesus Kristus.

Now the apostle Paul also says there is only one spiritual temple. You know, the temple in Jerusalem has absolutely no significance today. It could be rebuilt, but it has no prophetic significance whatsoever. Some people say that “Well, doesn’t the Bible say that Antichrist is going to sit in the temple of God showing himself to be God?” Yes the Bible does say that, but we need to understand which temple the apostle Paul is talking about. Most theologians take it for granted that he is talking about that temple over in the Middle East. But how does the apostle Paul define the temple where the Antichrist is going to sit? That is the key. Allow Paul to interpret Paul.

Ephesians 2:19-22, and by the way our next lecture is about the Antichrist who sits in the temple of God and showing himself to be god. This lecture today is preparatory to that one. We won’t be able to fully understand that lecture without this background that we are studying today.

Nah, rasul Paulus juga berkata, hanya ada satu Bait Suci yang rohani. Kalian tahu, Bait Suci yang di Yerusalem sekarang ini sama sekali sudah tidak bermakna. Boleh saja dibangun kembali, tetapi dia sama sekali tidak memiliki makna nubuatan. Ada orang yang berkata, “Bukankah Alkitab berkata bahwa Antikristus akan duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai Allah”? [2 Tes 2:4] Ya, Alkitab memang berkata demikian, tetapi kita perlu memahami Bait Suci yang mana yang dibicarakan rasul Paulus ini. Kebanyakan ahli theologia tanpa berpikir panjang menganggap Paulus berbicara mengenai Bait Suci yang ada di Timur Tengah. Tetapi bagaimana rasul Paulus menggambarkan Bait Suci di mana Antikristus itu akan duduk? Inilah kuncinya. Izinkan Paulus sendiri menginterpretasikan Paulus.

Efesus 2:19-22, dan ketahuilah pelajaran kita berikutnya adalah tentang Antikristus yang duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai allah. Pelajaran hari ini adalah persiapan untuk pelajaran itu. Kita tidak akan bisa betul-betul memahami pelajaran tersebut tanpa latar belakang yang sedang kita pelajari hari ini.


Ephesians 2:19-22 “Now, therefore…” the apostle Paul says, “…you are no longer strangers and foreigners…” he is speaking to the Gentiles, “…but fellow citizens with the saints and members of the household of God…” are they members of the same household? Absolutely. And now notice, “… 20having been built on the foundation of the apostles and prophets…” the apostles would be New Testament and the prophets would be what? Old Testament, “…Jesus Christ Himself being the chief…” what? “… cornerstone…” the one that holds them altogether. So are these literal stone foundation or are these people foundation? These are spiritual foundations. Is the corner stone a literal stone or is it a person? It is a person. It’s a spiritual temple with a spiritual cornerstone. Verse 21 “…21in whom the whole building, being fitted together, grows into…” a what? Ohhh, “… grows into a holy temple in the Lord, 22in whom you also are being…” what? “…built together …” We are the stones. 1 Peter 2 says we are the stones that are being built upon the foundations of the apostles and the prophets, and Jesus Christ being the chief cornerstone. Let me ask you what is the Shekinah that is in their temple? Let’s finish reading the text, verse 22 “…22in whom you also are being built together for a dwelling place…” of whom? “… of God in the Spirit.”


Does the church have the Shekinah today? Does it have God’s Shekinah glory? Yes. What is the Shekinah glory? It is the Holy Spirit, we can’t see him, but He is present in the church. Are you with me?

Efesus 2:19-22,Demikianlah…” kata rasul Paulus “….kamu bukan lagi orang asing dan pendatang…” dia sedang berbicara kepada orang-orang non-Yahudi, “…melainkan sesama warga dengan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah…” Apakah mereka menjadi anggota keluarga yang sama? Tentu saja. Dan sekarang perhatikan, “….20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi…” para rasul tentunya dari Perjanjian Baru, dan para nabi mestinya dari apa? Perjanjian Lama, “…dengan Kristus Yesus sebagai …” apa? “….batu penjuru utama…” yang mengikat semuanya menjadi satu. Jadi apakah ini batu-batu fondasi yang literal (sungguh batu) ataukah fondasi ini, manusia? Ini adalah fondasi rohani. Apakah batu penjuru utama itu batu sungguh atau apakah itu seorang Pribadi? Seorang Pribadi. Ini adalah Bait Suci yang rohani, dengan batu penjuru utama yang rohani. Ayat 21, “….21 Di dalam Dia seluruh bangunan, rapi tersusun, tumbuh menjadi…” suatu apa? Oh! “….tumbuh menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut…” apa? “…. dibangun bersama-sama …” Kita adalah batu-batu itu, 1 Petrus 2 berkata kitalah batu-batu yang dibangun di atas fondasi para rasul dan para nabi, dan Yesus Kristus-lah batu penjuru utamanya. Coba saya tanya, apa Shekinah yang ada di dalam Bait Suci? Mari kita selesaikan membaca ayatnya, ayat 22, “….Di dalam Dia kamu juga turut dibangun bersama-sama menjadi tempat kediaman…” siapa? “…. Allah, di dalam Roh.” [NKJV yang diindonesiakan]

Apakah gereja memiliki Shekinah sekarang ini? Apakah gereja memiliki Shekinah kemuliaan Tuhan? Ya.

Apakah kemuliaan Shekinah itu? Itu adalah Roh Kudus, kita tidak melihatNya, tetapi Dia hadir di dalam gereja. Apakah kalian memahami saya?


So for the apostle Paul, what is the temple? Is the temple the literal building over in the Middle East that is going to be rebuilt and there is going to be a 3rd temple? Absolutely not. For the apostle Paul the temple is what? Is the church, built upon the writings of the prophets and the apostles, Jesus Christ being the chief cornerstone. So when the Bible says that the Antichrist is going to sit in the temple of God showing himself to be god, where should we look for the Antichrist? We should look for him sitting where? In the Christian church! Not in the literal temple in Jerusalem. Are you with me?

Bagi rasul Paulus, Bait Allah itu apa? Apakah Bait Allah itu gedung literalnya yang ada di Timur Tengah yang akan dibangun kembali sehingga bakal ada Bait Suci yang ketiga? [Catatan: Yang pertama dibangun Salomo, yang kedua dibangun umat Israel setelah penawanan Babilon dan kemudian direnovasi Herodes.] Tentu saja tidak. Bagi rasul Paulus, Bait Allah itu apa? Gereja! Gereja yang didirikan di atas tulisan para nabi dan para rasul, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru utamanya. Jadi ketika Alkitab berkata bahwa Antikristus akan duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai allah, ke mana kita harus mencari Antikristus ini? Kita harus mencarinya duduk di mana? Di dalam gereja Kristen! Bukan di Bait Allah literal yang di Yerusalem. Apakah kalian bisa mengikuti saya?

Now, the Bible also tells us that all of the redeemed will sing the same song, literal and spiritual Israel. Notice what we’ll find in Revelation 15:3-4, Old Testament and New Testament saints are going to sing the same song. Notice, it’s speaking here about the 144’000, it says “They sing the song of…” whom? “…of Moses…” that’s Old Testament, “… the servant of God, and the song of…” whom? “… of the Lamb, saying: ‘Great and marvelous are Your works, Lord God Almighty! Just and true are Your ways, O King of the saints! 4Who shall not fear You, O Lord, and glorify Your name? For You alone are holy. For all nations shall come and worship before You, For Your judgments have been manifested.’"

So how many songs are going to be sung by the redeemed? There is going to be a New Testament song and there is going to be an Old Testament song. No. It’s one song. The song of Moses ~ he was an Old Testament figure ~ and the song of whom? The song of the Lamb, that’s a New Testament figure. In other words, all of the redeemed will sing one song.

Nah, Alkitab juga mengatakan bahwa semua orang tebusan akan menyanyikan lagu yang sama, baik Israel literal [berdarah Israel] maupun Israel rohani. Perhatikan apa yang akan kita temukan di Wahyu 15:3-4, orang-orang suci dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akan menyanyikan lagu yang sama. Perhatikan, di sini diceritakan tentang ke-144’000, dikatakan,Dan mereka menyanyikan nyanyian…” siapa? “….Musa…” itu tokoh Perjanjian Lama “….hamba Allah, dan nyanyian…” siapa? “… Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja semua orang saleh! 4 Siapakah yang tidak takut pada-Mu, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi berapa lagu yang akan dinyanyikan oleh umat tebusan? Akan ada lagu Perjanjian Baru dan lagu Perjanjian Lama? Tidak! Satu lagu. Lagu Musa ~ dia adalah tokoh Perjanjian Lama ~ dan lagu siapa? Lagu Anak Domba, ini adalah Tokoh Perjanjian Baru. Dengan kata lain, semua orang tebusan akan menyanyikan satu lagu.

The Bible also says all of us will have only one heart. Notice Galatians 3:26, what defines whether we are sons of God or not? Listen carefully to what the Bible says. It’s not me, it’s the Bible, it says, “For you are all sons of God through faith in Christ Jesus.” How do we become sons of God? “through faith in Christ Jesus.” What if we don’t have faith in Christ Jesus? Then we are not sons of God. I know that’s a harsh statement, but that’s biblical.

Alkitab juga mengatakan kita semua hanya akan memiliki satu hati. Perhatikan Galatia 3:26, apa yang menentukan apakah kita adalah anak-anak Tuhan atau bukan? Dengarkan baik-baik apa kata Alkitab. Bukan saya yang mengatakannya, tetapi Alkitab, dikatakan, Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Bagaimana kita menjadi anak-anak Allah? melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Bagaimana kalau kita tidak memiliki iman dalam Kristus Yesus? Kalau begitu, kita bukan anak-anak Allah. Saya tahu ini adalah pernyataan yang keras, tetapi ini alkitabiah.

Notice John 1:12-13 where this idea is pursued. John 1:12-13, it says there, “But as many as received Him…” that is Jesus “… to them He gave the right to become…” what? “… children of God, to those who believe in His name: 13 who were born, not of blood, nor of the will of the flesh, nor of the will of man, but of…” whom? “… of God.”

So what makes you a child of God? Your physical birth or your spiritual birth? Your spiritual birth and the fact that you receive Christ because it says “as many as received Him to them He gave the right to become children of God.”

Simak Yohanes 1:12-13 di mana ide ini dilanjutkan. Yohanes 1:12-13, dikatakan di sana, Tetapi semua orang yang menerima-Nya…” maksudnya Yesus, “….kepada mereka diberi-Nya kuasa supaya menjadi…” apa? “….anak-anak Allah, yaitu kepada mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 yang diperanakkan bukan dari darah, atau bukan pula secara jasmani, atau oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari …” siapa? “….dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].

Jadi apa yang membuat kita anak Allah? Kelahiran kita secara fisik atau kelahiran kita secara rohani? Kelahiran secara rohani, dan faktanya bahwa kita menerima Kristus, karena dikatakan “semua orang yang menerima-Nya, kepada mereka diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.”

Now, listen to the way this works. The only true Son of God is Jesus Christ because He is the only faithful One. The Bible says we are “children of wrath”, Jesus even went one step further when He said, “You are of your father the Devil” because we are born alienated from God, that we are conceived in sin according to Scripture. And we have to be converted. We have to accept Christ and then we are grafted in to the family of God. Now, the only One who deserves to be called the Son of God is Jesus Christ. But when I receive Jesus Christ as my savior, I become His brother. Or in the case of the women here, then you become His sister.

And so Jesus now comes before the Father and says, “Father, I’ve got a new brother.”

And the Father says, “You do? What’s his name?”

“Pastor Stephen Bohr.”

The Father says, “Well, if he is Your brother, he’s My son too.”

That’s what Jesus meant when He said, “I am the Way, the Truth, and the Life. No man comes to the Father but by Me.” So, if you are a literal Jew but you rejected Jesus Christ, the Biblical definition is that you are not a child of God. You are a children of God by creation, but not by redemption.

Nah, sekarang dengarkan bagaimana cara kerjanya. Satu-satunya Anak Allah yang sejati adalah Yesus Kristus, karena Dia-lah Satu-satunya yang setia. Alkitab berkata, kita adalah anak-anak “yang harus dimurkai” [Efe 2:3 terjemahan LAI]. Yesus bahkan maju selangkah lagi ketika Dia berkata, Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis[Yoh 8:44 NKJV yang diindonesiakan], karena kita lahir terasing dari Tuhan, dan menurut Firman Tuhan, kita dibuahi dalam dosa. Dan kita harus ditobatkan. Kita harus menerima Kristus, baru kita dicangkokkan kepada keluarga Tuhan.

Nah, Satu-satunya yang layak disebut Anak Allah adalah Yesus Kristus. Tetapi ketika saya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya, saya menjadi saudara laki-lakiNya, atau dalam hal perempuan-perempuan di sini, maka kalian menjadi saudara-saudara perempuanNya.

Maka Yesus datang ke hadapan Allah Bapa dan berkata, “Bapa, saya punya saudara baru.”

Dan Bapa berkata, “Oh, ya? Siapa namanya?”

“Pastor Stephen Bohr.”

Bapak berkata, “Nah, jika dia itu saudaraMu, dia menjadi anakKu juga.”

Itulah maksud Yesus ketika Dia berkata,
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” [Yoh 14:6]

Jadi, jika kita adalah seorang Yahudi literal, tetapi kita menolak Yesus Kristus, definisi Alkitab adalah kita bukan anak Tuhan. Kita adalah anak Tuhan berdasarkan penciptaan, tetapi tidak berdasarkan penebusan.

Now, let’s go to John 8:32-44, here Jesus is having a conversation with the literal Jews and this is very significant. It says here, “ ‘And you shall know the truth, and the truth shall make you free.’ 33They answered Him, ‘We are Abraham's descendants…” really it’s Abraham’s seed, it’s the same identical word “seed” as in Galatians chapter 3. So they say, “we are Abraham’s seed” “… and have never been in bondage to anyone. How can You say, 'You will be made free'?’ 34Jesus answered them, ‘Most assuredly, I say to you, whoever commits sin is a slave of sin. And a slave does not abide in the house forever, but a son abides forever. 36Therefore if the Son makes you free, you shall be free indeed.’…” And then Jesus says "…‘I know that you are Abraham's descendants…” He is speaking physically now, you can see that, “I know that you are literally Abraham’s descendants” is what He is saying, “… ‘but you seek to kill Me, because My word has no place in you. 38I speak what I have seen with My Father, and you do what you have seen with your father.’ …” He is not talking about Abraham here, folks, “… 39They answered and said to Him, ‘Abraham is our father.’ …” and he was their father physically speaking but he wasn’t really their father, notice what it continues saying, “…39They answered and said to Him, ‘Abraham is our father.’ Jesus said to them, ‘If you were Abraham's children…” which means that they are not “…you would do the works of Abraham. 40But now you seek to kill Me, a Man who has told you the truth which I heard from God. Abraham did not do this…” “You say you are Abraham’s children but you want to kill Me, he would have embraced Me.” Now, notice what it continues saying, verse 41 “…. 41You do the deeds of your father.’ Then they said to Him, ‘We were not born of fornication; we have one Father --- God.’ …” Verse 42 “… 42Jesus said to them, ‘If God were your Father…” which is saying He isn’t “… ‘If God were your Father, you would love Me, for I proceeded forth and came from God; nor have I come of Myself, but He sent Me. 43Why do you not understand My speech? Because you are not able to listen to My word…” And now listen to what He says, such solemn words, “…. 44You are of your father the devil…” who wanted Jesus dead? The Devil. Did the Jewish nation want Him dead too except for a few exceptions? Yes. So whose children were they? Jesus said, “Abraham saw My day and rejoiced. If you were Abraham’s children you would be rejoicing,” is what He is saying. “But you want to kill Me, just like your father.” So He says in verse 44 “…44‘You are of your father the devil, and the desires of your father you want to do. He was a murderer from the beginning, and does not stand in the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks from his own resources, for he is a liar and the father of it’….”

Nah, marilah kita ke Yohanes 8:32-44, di sini Yesus sedang bercakap-cakap dengan orang-orang Yahudi literal [berdarah Yahudi] dan ini sangat signifikan. Dikatakan di sini, “…‘dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’ 33Jawab mereka: ‘Kami adalah keturunan Abraham…” tulisannya yang sebenarnya adalah “benih Abraham”, kata yang sama yang dipakai di Galatia pasal 3. Maka mereka pun berkata, “….‘Kami adalah benih Abraham dan tidak pernah menjadi budak siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: ‘Kamu akan dimerdekakan?’ 34 Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah budak dosa. 35 Dan seorang budak tidak selamanya tinggal di rumah, tetapi seorang anak tetap tinggal di rumah. 36Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, maka kamu baru benar-benar merdeka. …” Lalu Yesus berkata, “….37 Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham…” Yesus sekarang berbicara tentang fisik mereka, kita bisa melihat itu. Apa yang dikatakanNya adalah, “Aku tahu bahwa kamu secara fisik adalah keturunan Abraham,” “….tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat apa yang kamu lihat dari bapamu.’ …” Di sini yang dimaksud Yesus bukan Abraham, Saudara-saudara “…39Jawab mereka kepada-Nya: ‘Bapa kami ialah Abraham.’ …” dan memang benar Abraham adalah bapak mereka secara fisik, tetapi dia bukan benar-benar bapak mereka, perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, “…Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham…” berarti mereka bukan, “….tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi sekarang kamu berusaha membunuh Aku; Aku yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; Abraham tidak pernah berbuat demikian. …” “Kalian mengatakan kalian adalah anak-anak Abraham, tetapi kalian mau membunuh Aku, Abraham akan merangkul-Ku.” Sekarang perhatikan apa kataya selanjutnya, ayat 41 “….41Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.’ Jawab mereka: ‘Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.’ …” Ayat 42 “….42 Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku berasal dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. 43Apakah sebabnya kamu tidak mengerti kata-kata-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. …” Sekarang dengarkan apa kata Yesus, kata-kata yang sedemikian seriusnya, “…. 44 kamu berasal dari bapakmu, si Iblis…” Siapa yang menghendaki kematian Yesus? Iblis. Apakah bangsa Yahudi kecuali beberapa gelintir orang, juga menginginkan kematianNya? Ya. Jadi anak-anak siapakah mereka? Yesus berkata, “Abraham akan bersukacita melihat hari-Ku [Yoh 8:56] seandainya kalian anak-anak Abraham, kalian juga akan bersukacita.” Itulah yang dikatakan Yesus. “Tetapi kalian mau membunuh Aku, sama seperti bapak kalian.” Maka di ayat 44 Yesus berkata, “…kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” [NKJV yang diindonesiakan].

We’ve also noticed that Jesus has only one breastplate with 12 stones. And those 12 stones represent the 12 tribes of Israel and the 12 apostles of the Lamb from which the Old and the New Testament church come.

There is only one High Priest with 12 stones.

There is no such things like separating literal Israel from the church. God has only one people and it’s defined by the relationship with Jesus Christ.

Kita juga sudah menyimak bahwa Yesus hanya memiliki satu penutup dada [pakaian imam] dengan 12 batu. Dan ke-12 batu mewakili ke-12 bani Israel dan ke-12 rasul Anak Domba dari mana Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berasal.

Hanya ada satu Imam Besar dengan 12 batu.

Tidak ada yang namanya pemisahan Israel literal dari gereja. Tuhan hanya memiliki satu umat, dan itu ditentukan oleh hubungan masing-masing dengan Yesus Kristus.


Do you know what the tragic thing is as we are near the close? Is that most preachers today believe just the way Saul of Tarsus did before his conversion. They jumped from the Old Testament to the End Time and bypassed Jesus Christ. They say that God has elected literal Israel, unconditionally and irrevocably no matter whether we receive Jesus or not. And they believe that the prophecy will be fulfilled with literal Israel in literal Jerusalem in a literal temple, with reestablished literal sacrifices, with a literal person Antichrist sitting in a literal temple for a literal 3½ years, and literal enemies will come from the literal north and the literal south and with literal weapons and will wage literal war against literal Jerusalem. When Scripture tells us that the war will be against the body of Jesus Christ, and will be against the church whether they be literal Jews or Gentiles all joined in one body. Are you understanding me?

Tahukah kalian apa yang tragis menjelang kita memasuki akhir masa? Yaitu kebanyakan pengkhotbah sekarang ini meyakini sama dengan apa yang diyakini Saulus dari Tarsus sebelum pertobatannya. Mereka meloncat dari Perjanjian Lama ke Akhir Zaman tanpa melalui Yesus Kristus. Mereka berkata bahwa Tuhan telah memilih Israel literal tanpa syarat dan tidak akan dibatalkan, tidak soal apakah kita menerima Yesus atau tidak. Dan mereka percaya bahwa nubuatan akan digenapi oleh Israel literal di Yerusalem literal, di Bait Suci yang literal, dengan upacara-upacara kurban yang diberlakukan lagi secara literal, dengan seorang pribadi Antikristus literal yang duduk di Bait Allah literal selama 3½ tahun yang literal, dan musuh-musuh literal akan datang dari arah utara literal dan arah selatan literal, dengan senjata-senjata literal dan akan berperang secara literal menggempur Yerusalem. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa peperangan yang terjadi adalah terhadap tubuh Yesus Kristus, terhadap gerejaNya, yang terdiri dari Yahudi literal maupun non-Yahudi yang tergabung dalam satu tubuh. Apakah kalian memahami saya?

What has happened today is false prophecy being preached from almost every single pulpit in the Christian world. They are telling people, “Look to the Middle East for the fulfillment of prophecy. They are going to rebuild the temple. The Russians and the Arabs are coming against Jerusalem. There is going to be a nasty Antichrist who will sit in the temple, and he is going to rule there for 3½ years, but of course the church will be gone, it will be raptured to heaven, the church isn’t going through the tribulation.” And meanwhile the Little Horn and the Beast function in Rome, and the false prophet as we will study, works in the US, and nobody can see it, because they are looking in the wrong place.

Is this a serious matter?

Apa yang terjadi sekarang ini adalah nubuatan-nubuatan palsu dikhotbahkan dari hampir setiap mimbar di dunia Kristen. Mereka mengatakan kepada orang-orang, “Lihatlah ke Timur Tengah untuk penggenapan nubuatan. Mereka akan membangun Bait Suci kembali. Orang-orang Rusia dan Arab akan datang memerangi Yerusalem. Akan ada seorang manusia Antikristus yang akan duduk di Bait Suci, dan dia akan memerintah selama 3½ tahun, tetapi tentu saja pada waktu itu gereja [=umat Tuhan] sudah tidak ada lagi, gereja sudah diangkat ke Surga, gereja tidak akan mengalami masa kesusahan besar.” Dan sementara si Tanduk Kecil dan Binatang berkiprah di Roma, dan nabi palsu ~ yang akan kita pelajari nanti ~ berkiprah di Amerika Serikat, tidak ada orang yang melihat karena mereka sedang melihat ke tempat yang salah.

Apakah ini bukan masalah yang serius?


Listen, folks, the solution to the Jewish-Palestinian problem is very simple. If the Jews accepted Christ as Savior, and the Palestinians accepted Jesus Christ as Savior, the conflict in the Middle East would end instantly because they would say, “What are we fighting about? We are all brothers because we are all in Christ.”

Are you understanding what you have studied? Vitally important for what we are going to study in the future.

Dengarkan, Saudara-saudara, solusi kepada masalah Yahudi-Palestina itu mudah sekali. Seandainya orang Yahudi menerima Kristus sebagai Juruselamat dan orang Palestina menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, konflik di Timur Tengah akan langsung berakhir karena mereka akan berkata, “Ngapain kita berperang? Kita semuanya adalah bersaudara karena kita semua ada di dalam Kristus.”

Mengertikah kalian apa yang sudah kalian pelajari? Ini sangat penting untuk apa yang akan kita pelajari ke depan.

04 10 10
 
Top