Hari Penghakiman Allah - Pekabaran 3 Malaikat

Saya mau membuka pelajaran kita hari ini dengan membacakan Wahyu 14:6-7. Sekarang kita akan mempelajari tentang jam penghakiman Allah. Dikatakan di Wahyu 13:6: “6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring…” nah, ada dua perintah: “…‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia…” sekarang, pertanyaannya ialah, mengapa kita harus takut akan Allah dan memuliakan Dia? Selanjutnya dikatakan, “…karena telah tiba saat penghakiman-Nya…” kata “karena” di situ dalam bahasa Greeka ὅτι [hot'-ee] disebut kata penghubung akibat, dan harus diterjemahkan “oleh sebab”. Dengan kata lain, “…‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia oleh sebab telah tiba saat penghakiman-Nya…” lalu kita diberitahu perintah yang ketiga, “…dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"

Jadi lihat, alasan mengapa kita harus takut akan Allah dan memuliakan Allah dan menyembah Dia, ialah karena jam penghakimanNya telah tiba.

Nah, kebanyakan orang bila berpikir tentang penghakiman, mereka menganggap penghakiman sebagai satu peristiwa. Tetapi sebenarnya dalam Alkitab, penghakiman bukan satu peristiwa, penghakiman adalah suatu proses, suatu proses yang cukup panjang. Bahkan dalam kitab Wahyu sendiri memberikan tiga fase penghakiman yang jelas berbeda. Kita tidak akan membicarakan semua fase tersebut. saya hanya akan memberikan referensinya.

· Penghakiman fase pertama terjadi sebelum kedatangan Yesus yang kedua, sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia. Kita mendapatkan itu di Wahyu 14:6-7.
· Penghakiman fase kedua terjadi selama masa 1000 tahun, selama millenium. Dan itu bisa kita temukan di Wahyu 20:4-6.
· Penghakiman fase ketiga terjadi setelah millenium, setelah masa 1000 tahun. Dan kita bisa menemukan referensinya di Wahyu 20:13-15.
Dengan kata lain penghakiman adalah suatu proses, bukan suatu peristiwa.

Sekarang, fase yang khusus akan kita simak hari ini, saat kita belajar tentang penghakiman ini, ialah fase yang pertama yang saya sebutkan, fase yang terjadi sebelum kedatangan Yesus, sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia.

Nah, supaya kita boleh memahami fase penghakiman yang ini, yang pertama yang disebutkan dalam Wahyu 14:7, kita perlu mundur ke kisah penciptaan.

Mungkin kalian berkata, “Mengapa kita harus mundur ke kisah penciptaan?”
Sangat sederhana. Karena pekabaran malaikat yang pertama menyuruh kita untuk kembali dan berbicara tentang Sang Pencipta.

Kalian tahu bahwa pekabaran malaikat pertama berkata,
“…sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air”, jadi, dengan kata lain pekabaran malaikat pertama itu sendiri mengirim kita kembali ke kisah penciptaan agar dapat memahami penghakiman. Maka kita harus kembali ke kitab Kejadian dan berbicara tentang asal usul manusia.

Marilah kita membaca Kejadian 2:7. Itu berbicara tentang penciptaan manusia, dan kita perlu memperhatikan deskripsinya. Ada beberapa elemen yang akan kita garis bawahi di sini.


“7 Dan TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah…” nah, bagian fisik manusialah yang terbuat dari debu atau tanah liat sebagaimana Yesaya 64:8 berkata bahwa Allah itulah penjunan dan kita tanah liatnya. Penjunan artinya: Tukang periuk

Fisik kita terbuat dari tanah liat. Tetapi walaupun Allah telah membuat tubuh yang sempurna ini aslinya tanpa dosa, tubuh ini tidak bernyawa. Saya tidak mengatakan tubuh ini mati, tetapi dia tidak hidup karena ada sesuatu yang kurang.

Saudara lihat?
Hanya memiliki tubuh jasmani yang sempurna lengkap dengan semua bagiannya, tidak berarti tubuh itu hidup. Maka Allah harus berbuat sesuatu pada tubuh itu. Perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya,


“…TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya…” cara lain untuk mengatakan ini ialah, Allah meniupkan ke dalam lubang hidungnya tenaga yang menghidupkan, atau tenaga listrik, yah... katakanlah demikian,


Lalu “…demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”

Nah ada beberapa hal yang kita perlu perhatikan tentang ayat ini.
Pertama, manusia diciptakan dengan tubuh jasmani, sebuah tubuh yang terbuat dari benda atau zat, dan tentunya di dalam kepala tubuh itu, terdapat otak, pusat pengoperasian seluruh tubuh, katakanlah begitu.

Otak adalah organ yang memproses segala yang masuk melalui pancaindera kita. Dengan kata lain, penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan perasa kita. Segala yang masuk melalui kelima indera ini diproses oleh otak. Dan tentu saja otak juga adalah organ fisik, dia juga terbuat dari benda atau zat.

Tetapi saya mau Saudara simak bahwa tubuh dengan prosesornya ini, yaitu otaknya, tidak berfungsi, sampai Allah menghubungkan tubuh itu dengan sumber listrik, katakanlah demikian, yang membuat tubuh dan otak mampu untuk berfungsi.

Maka, ketika Allah menciptakan tubuh dengan otak untuk memproses semua fungsinya, dan memberikan kepada tubuh itu bersama otaknya, tenaga listriknya, yaitu nafas hidup, selanjutnya Alkitab berkata: manusia menjadi makhluk hidup, atau versi yang lain menyebutnya “orang yang hidup”.

Nah, sampai di sini Saudara mungkin berkata, “Oke, baik. Kami sudah tahu ini.”

Tetapi sekarang saya mau menekankan sesuatu yang sangat penting.
Saat Adam ~ marilah kita memakai Adam sebagai contoh kita ~
saat Adam hidup setelah dia diciptakan, mulai dari saat dia diciptakan, dia mulai memproses informasi yang masuk melalui pancainderanya. Dan dia mulai membentuk identitas dirinya sendiri.

Saudara tahu, tidak ada dua orang di dunia ini yang memiliki identitas diri yang sama karena setiap orang mendapatkan informasi yang berbeda dari pancainderanya yang diproses oleh otaknya.

Jadi, kita memakai Adam sebagai contoh. Adam hidup hingga 930 tahun. Coba saya tanya, menurut kalian apakah Adam mempunyai identitas diri yang jauh lebih kompleks saat dia mati pada usia 930 tahun daripada pada hari dia diciptakan?

Jelas begitu! Dia telah membentuk pribadinya sendiri, yang berbeda dengan identitas diri orang lain. Dengan kata lain, selama 930 tahun tersebut dia telah membentuk identitas dirinya, atau kita juga bisa menyebut itu sebagai karakternya.

Sekarang kita perlu bertanya, apa yang terjadi ketika Adam mati?
Sebenarnya apa yang terjadi saat kita semua mati?

Perhatikan Pengkhotbah 12:7, ini adalah ayat yang sangat terkenal tentang kondisi orang mati. Dikatakan di sana ketika seseorang mati,
“7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”

Jadi Saudara lihat, ketika seseorang mati, dikatakan bahwa tubuhnya kembali menjadi debu dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Tetapi sekarang saya mau mengajukan pertanyaan yang mungkin belum pernah Saudara pikirkan. Apa yang terjadi dengan identitas diri atau dengan karakter yang telah dibentuk selama masa manusia itu hidup?

Misalnya, pada waktu Adam meninggal apa yang terjadi pada identitas diri atau karakter yang Adam bentuk selama 930 tahun?
Mungkin pertanyaan ini terasa sanggal.

Tapi pertanyaan ini perlu untuk tujuan yang spesifik, nanti kita akan mengerti sambil kita melanjutkan pelajaran ini.

Faktanya, Saudara-saudara, identitas diri Adam itu direkam oleh Allah di Surga selagi Adam menjalani kehidupannya yang 930 tahun. Bahkan, identitas diri kita juga dicatat oleh Allah di dalam kitab-kitab di Surga selagi kita hidup, setiap hari, setiap saat.

Jadi ketika Adam mati, semua catatan hidupnya disimpan dalam rekaman surgawi. Dengan kata lain, Allah memiliki catatan yang lengkap dari hidup Adam yang disimpan dalam kitab-kitabNya di Surga.

“Apakah Alkitab mengajarkan hal ini?”

Nah, marilah kita baca beberapa ayat yang berbicara tentang apa yang terdapat dalam kitab-kitab itu. Allah punya catatan di Surga, Dia membuat catatan yang presisi tentang siapakah saya selama saya hidup, siapakah Saudara selama Saudara hidup.

Kita simak 2 Korintus 5:10,
“10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik ataupun jahat.”

Coba saya tanya, apakah Allah memiliki catatan tentang hal-hal baik dan jahat yang kita lakukan saat kita hidup? Iya. Dan kita semua harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Jadi, perbuatan kita tercatat dalam kitab-kitab Allah di Surga.

Sekarang, bagaimana dengan perkataan kita?
Simak Matius 12:36-37. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata,
“36 Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘ Untuk setiap kata sia-sia yang diucapkan orang, mereka harus mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. 37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”

Apakah ada catatan kata-kata kita tersimpan dalam kitab-kitab surgawi Allah? Jelas ada! Karena menurut kata-kata kita, kita akan dibenarkan, atau menurut kata-kata kita, kita akan dihukum. Kita juga perlu tahu bahwa rahasia-rahasia kita pun tertulis di sana.

Saudara lihat, dengan kata lain, Allah memiliki catatan bukan hanya tentang apa yang ada terlihat di luar, Dia juga memiliki catatan tentang apa yang ada di dalam hati.

Pengkhotbah,
12 : mulai ayat “13 Mari kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan Allah dan peliharalah perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman…”

jika Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman, apakah Allah harus memiliki catatan setiap perbuatan? Ya tentu.

Dikatakan,
“…Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman…” dan sekarang perhatikan ini, “…termasuk setiap…” apa? “…setiap hal yang rahasia, entah itu baik, entah itu jahat.” Jadi Allah memiliki catatan yang persis dari segala hal tentang hidup kita, yang di dalam dan di luar. Tidak ada rahasia bagi Allah.

Mari kita baca Wahyu 20:12-13, dikatakan di sana,
“12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah, lalu dibuka kitab-kitab…” perhatikan ini: “…dibuka kitab-kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis…” di mana? “…di dalam kitab-kitab itu.”

Saya mau Saudara memperhatikan, bahwa ada “kitab-kitab”: bentuk jamak.

Nah bila Alkitab berbicara tentang “kitab-kitab”, dalam bentuk jamak, itu berbicara tentang catatan hidup kita.

Saudara lihat, setiap saat kita bernapas, Allah sedang membuat rekaman. Allah sedang mengambil gambar dari setiap hal yang sedang kita lakukan, setiap hal yang sedang kita pikirkan, setiap hal yang sedang kita rasakan, setiap niat dan motif yang kita miliki. Allah sedang merekam suatu catatan yang lengkap dari setiap aspek kehidupan kita.

Saya akan mengilustrasikan apa maksud saya.
Hari ini Yesus ada secara pribadi di Surga. Betul begitu ya?
Dia berada di Surga secara pribadi.

Tetapi tahukah Saudara bahwa Dia juga ada di Bumi?
Di bumi Dia ada dalam tulisan 66 kitab, yaitu Alkitab, karena Alkitab adalah suatu pernyataan tertulis tentang Kristus. Itulah mengapa Alkitab berkata bahwa Yesus adalah Firman itu dalam bentuk Pribadi, tetapi Firman yang tertulis adalah Firman Allah. Karena Alkitab adalah transkrip dari karakter Yesus, dia adalah Yesus dalam bentuk tulisan.

Nah, kepada kita adalah kebalikannya.
Kita secara fisik dan pribadi ada di bumi, tetapi di Surga kita ada dalam bentuk tulisan kitab-kitab. Dengan kata lain, kita tertulis dalam kitab-kitab di mana kita tidak hadir secara pribadi.

Apakah Saudara bisa memahaminya?

Apa yang sedang saya coba jelaskan di sini adalah kitab-kitab surgawi berisikan biografi lengkap setiap masing-masing pribadi umat manusia.

Setiap perbuatan, setiap kata, setiap motif, setiap pikiran, setiap emosi, bahkan setiap kesempatan untuk berbuat yang baik yang tidak kita manfaatkan, ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Ada catatan lengkap hidup kita,... dalam dan luar.

Dengan kata lain, Allah memiliki seorang Pandi yang lain dalam bentuk tulisan di Surga, dan saya sedang hidup secara pribadi di planet bumi ini.

Mungkin, jika Allah menyatakan kebenaranNya kepada nabi-nabi sekarang ini, Dia tidak akan berbicara tentang kitab-kitab yang berisikan catatan.

Di zaman Alkitab, kita tahu, kebiasaannya adalah menyimpan catatan dalam gulungan-gulungan atau kitab-kitab. Tetapi seandainya Tuhan berbicara kepada seorang nabi di zaman kita sekarang ini, saya percaya Tuhan akan menyebut: kamera, atau rekaman video, atau bahkan cloud storage. dan Dia akan berbicara tentang komputer dan prosesor, karena ini adalah cara yang lebih canggih untuk menyimpan dan mengambil informasi saat ini.

Nah, ketika Alkitab berbicara tentang “kitab-kitab”, ini mengacu kepada transkrip hidup kita yang disimpan Allah di catatan surgawi.

Tetapi Alkitab juga memakai kata “kitab”, bentuk tunggal.
Sekarang, marilah kita lihat referensi-referensi dalam Alkitab yang memakai kata “kitab” bentuk tunggal.

- Marilah bersama saya ke Filipi 4:3, di sini rasul Paulus berbicara tentang beberapa rekannya,... beberapa orang yang membantunya dalam pelayanannya.

Dan dia berkata di sana:
“3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, rekanku yang setia: tolonglah perempuan-perempuan itu yang telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens juga…” dia bahkan menyebutkan satu orang dengan namanya, “…dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam…” apa? “… Kitab Kehidupan.” “Kitab”, bentuk tunggal.

“Kitab” itu berisi apa? Kitab itu berisi nama-nama.

Kalau “kitab-kitab” bentuk jamak, apa isinya?
Transkrip yang tepat tentang karakter-karakter manusia.

Kita baca Wahyu 3:5, masih berbicara tentang “kitab” bentuk tunggal.
Wahyu 3:5,
“5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih; Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.”

Sekali lagi,
“Kitab” bentuk tunggal, berisikan apa?
Nama-nama.

- Kita baca Wahyu 13:8. Ada banyak ayatnya, kita hanya membacakan beberapa contoh saja.
Wahyu 13:8 berbicara tentang mereka yang akhirnya akan menyembah Binatang itu. Dikatakan,
“8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih sejak dunia dijadikan.”

- Dan Saudara ingat ketika Musa berada di gunung Sinai dan Allah berkata, “Aku akan membinasakan Israel, dan Aku akan memilih bangsa yang lain, karena orang-orang Israel ini menyembah berhala.”

Kita baca di Keluaran 32:31-32 apa kata Musa kepada Tuhan.

“31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘O, bangsa ini telah berbuat dosa besar, mereka telah membuat allah emas bagi mereka. 32 Namun demikian, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu, tetapi jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’”

- Daniel 12:1 di mana berbicara tentang penyelamatan terakhir umat Allah pada akhir masa kesesakan besar seperti yang tidak pernah terjadi sebelumnya, kita menemukan kata-kata ini, Daniel 12:1, “1 Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis…” di mana? “…dalam Kitab itu.”


Jadi apakah Saudara paham perbedaan antara “kitab” dengan “kitab-kitab”?
Bentuk tunggal dan bentuk jamak?

“Kitab-kitab” berisikan transkrip tepat dari hidup kita yang tertulis di Surga. Tidak ada yang terlewatkan: kata-kata, pikiran, emosi, motif, tindakan, apa saja. segala sesuatu ada di sana baik yang di dalam hati maupun yang tampak di luar, ada dalam “kitab-kitab” itu.

Tetapi “kitab” bentuk tunggal, berisikan nama-nama.
Dan Alkitab menekankan bahwa kitab ini berisikan nama-nama mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Sekarang, sehubungan dengan apa yang telah kita pelajari tentang “kitab-kitab” dan “kitab”, saya mau kita menyimak beberapa detail yang menarik tentang penghakiman.

Hal pertama yang saya mau kita perhatikan ialah semua orang harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Tidak ada pengecualian. Perhatikan 2 Korintus 5:10 sekali lagi:
“10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat.”

Siapa saja yang harus tampil di depan takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat di dalam tubuh, artinya selagi mereka masih hidup? Siapa saja yang harus tampil?

Setiap orang harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Tetapi sekarang ada detail lain yang sangat menarik dan itu ialah bahwa penghakiman itu berlangsung di Surga
.

“Apakah itu berarti setiap orang dapat pergi ke sorga di depan takhta pengadilan Kristus?”
Nah, marilah kita lihat apa kata Alkitab.

Daniel 7:9-10,
“9 Sementara aku terus melihat hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya…” Daniel melihatnya dalam suatu penglihatan, “…lalu duduklah Yang Lanjut Usianya…” siapakah Yang Lanjut Usianya ini? Allah. Allah Bapa. Di mana Allah Bapa berdiam? “Bapa kami yang ada di? Surga.”

lanjut..,
“…aku terus melihat hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya, pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut di kepalaNya seperti bulu domba murni; takhta-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. 10 Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya…” Siapakah mereka ini? Para malaikat. Lalu kita perhatikan, “…Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.”

Kitab-kitab itu berisi apa? Catatan kehidupan.
Di mana penghakiman ini terjadi? Menurut Kitab Suci terjadi di tempat kediaman Bapa, di mana para malaikat berada. Jadi semua orang harus hadir, dan penghakiman terjadi di mana? Terjadi di Surga.


Sekarang marilah kita simak detail yang lain tentang penghakiman.
Marilah bersama-sama membaca Wahyu 14, ayat yang kita pakai untuk membuka pembahasan kita ini. Wahyu 14:6-7.

Saudara-Saudara, ...
Apakah penghakiman dimulai "setelah" kedatangan Yesus yang kedua kali, atau
"pada saat" Yesus datang kedua kali?, atau
ataukah "sebelum" kedatangan Yesus yang kedua kali?

...Penghakiman itu terjadi sebelum Kedatangan Yesus!

Wahyu 14:6
“6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, …”

Pertanyaan untuk kita pikirkan: jika Injil sedang diberitakan, apakah pintu kasihan masih harus terbuka? Betul sekali. Injil tidak akan dikabarkan jika pintu kasihan telah menutup.

Jadi malaikat ini sedang memberitakan injil yang kekal kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum,
“…7 dan ia berseru dengan suara nyaring ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia karena akan tiba saat penghakiman-Nya…”


tidak!!!
t
idak dikatakan saat penghakimannya “akan” tiba, tetapi yang dikatakan,
“…telah tiba saat penghakiman-Nya…”

Jadi, apakah penghakiman itu terjadi saat Injil sedang diberitakan? Betul sekali!

Dan dengarkan Saudara-saudara.
Hanya setelah ketiga malaikat itu menyampaikan pekabaran mereka, barulah Yesus tampak duduk di atas awan dengan penyabit di tanganNya untuk menuai bumi, yang berarti pekabaran ketiga malaikat sudah disampaikan, lalu Yesus datang untuk menuai. Dengan kata lain, penghakiman terjadi sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia. Penghakiman terjadi sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya.

Sekarang, kita bertanya lagi, kapankah seseorang akan menerima pahala yang telah ditentukan dalam penghakiman? Apakah saat nama mereka diperiksa?

Perhatikan Matius 16:27,
27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”

Jadi kapan pahala itu diberikan? Saat Yesus datang.
Kapan mereka dihakkimi? Sebelum Yesus datang.
Apakah bisa dipahami?


Kita baca lagi Wahyu 22:12, di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata,
“12 Lihatlah, Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku…” jadi waktu Yesus datang Dia membawa pahalanya, “…Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut…” apanya? “…perbuatannya...”

Nah, muncul pertanyaan selanjutnya,
Jika penghakiman itu terjadi di Surga sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, bagaimana mungkin semua orang bisa tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus jika orang-orang tersebut masih berada di planet bumi ini?

Marilah kita mengajukan pertanyaan yang lain, yang sangat penting.

Di manakah orang-orang mati berada antara saat mereka mati dan ketika Yesus datang untuk memberikan kepada mereka pahala?

Marilah kita ke Yohanes 5:28-29.
Saudara-saudara, kita akan melihat di sini ada hubungan yang sangat dekat antara status orang mati dengan penghakiman.

Jika kita salah mengerti tentang status orang mati, kita tidak akan mengerti penghakiman. Dan jika kita salah mengerti tentang penghakiman, kita tidak akan mengerti kondisi orang-orang selama masa kematian.

Sekarang, mari kita ke Yohaes 5:28-29,

“…Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di…” mana? “…dalam kubur akan mendengar suaraNya, 29 dan bangkit…”

Kapan mereka akan bangkit? Ketika Yesus datang. Kapan mereka menerima pahala mereka? Ketika Yesus datang. Kapan mereka dihakimi? Sebelum Yesus datang. Jadi, apakah mereka tampil di hadapan takhta penghakiman Allah sebelum kedatangan Yesus yang kedua? Betul sekali!

Bagaimana bisa, saat mereka sedang mati mereka ada di dalam kubur.

Nah, kita akan mempelajari sesuatu yang sangat penting di sini.
Jadi dikatakan,
“…Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suaraNya, 29 dan bangkit, mereka yang telah berbuat baik akan bangkit untuk hidup yang kekal, dan mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.”


Nah, Saudara-saudara, kebanyakan orang Kristen berpikir, apa yang akan terjadi ialah jiwa orang-orang ini yang akan tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus. Tetapi bukan itu yang dikatakan Alkitab. Alkitab berkata bahwa orang itu sendiri harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus.

Bagaimana mereka bisa tampil jika mereka sudah mati dalam Kristus, atau bahkan jika masih hidup di planet bumi sebelum Yesus datang, sebelum berakhirnya masa percobaan?

Faktanya ialah, kita harus memahami bagian awal pelajaran kita tadi.

Ketika Alkitab berbicara tentang roh yang kembali ke Allah, itu lebih dari sekadar kemampuan bernapasnya, itu lebih dari hanya tenaga yang menghidupkan yang kembali kepada Allah.

Saudara lihat,... sewaktu kita hidup, kita telah mengembangkan identitas diri kita sendiri. Betul ya? Dan... apa yang dilakukan Allah saat kita mati? Allah menyimpan identitas diri kita di mana? Di dalam kitab-kitab.

Dengan kata lain, Allah menulis di dalam kitab-kitab itu "THE END", atau “Tamat” saat kita mati, dan Dia menutup kitab-kitab itu. Dengan kata lain Allah menyimpan catatan kehidupan kita. Tidak hanya ~ kalian tahu ada orang-orang yang berkata, “Nah, kamu bilang roh kembali kepada Allah, apakah itu berarti Allah menangkap nafas semua orang?” Tidak, bukan itu yang dimaksud. Yang dimaksud ialah Allah menyimpan catatan hidup kita
.


Sekarang saya mau membacakan beberapa ayat.
Lukas 8:52, ini adalah cerita yang sangat menarik.
Lukas 8:52-56, ini berbicara tentang kematian seorang anak perempuan kecil.
“52 Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: ‘Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur.’ 53 Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 54 Tetapi Yesus menyuruh mereka semua keluar, memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak perempuan, bangunlah!’…” dan sekarang perhatikan, “…55 Maka kembalilah roh anak perempuan itu…”

tidak dikatakan “roh itu”, melainkan dikatakan “roh anak perempuan itu”.

Coba saya tanya, apa yang dikembalikan kepada anak perempuan itu?
Hanya kemampuannya untuk bernapas? Tidak.
Tetapi kemampuannya bernapas bersama dengan identitas dirinya yang disimpan Allah sebelum anak ini mati.
Apakah Saudara bisa memahami sampai di sana?

Perhatikan apa kata selanjutnya,
“…Maka kembalilah roh anak perempuan itu dan seketika itu juga ia bangkit. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.”


... Kemudian Kisah pasal 7 dan mulai dari ayat 57 ~ ini berbicara tentang kematian Stefanus sebagai martir ~ Kisah 7:57 “57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus…”

Kita perlu ingat kedua sosok ini sebab nanti kita akan kembali kepada mereka pada akhir pelajaran kita hari ini.

“…59 Dan mereka melempari Stefanus dengan batu saat dia berseru kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah roh itu.’…” Tidak dikatakan “roh itu”, dia berkata, “…terimalah rohku.’ 60 Lalu berlututlah ia dan berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu tidurlah ia.” Di sini dikatakan: “tidurlah ia”, tidak dikatakan “dia mati” walaupun kita tahu dia memang mati. Tetapi dikatakan, “tertidurlah ia.”


Kita baca satu contoh lagi: Lukas 23:46, ini berbicara tentang kematian Yesus Kristus. Lukas 23:46, dikatakan,
46 Lalu setelah Yesus berseru dengan suara nyaring, Dia berkata, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan roh itu’…” tidak, bukan itu yang dikatakan. Tetapi Dia katakan “…‘ke dalam tanganMu Kuserahkan…” apa? “…Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menarik napasNya yang terakhir.”


Saudara-Saudara,...
menurut Suadara apakah pada saat Yesus bangkit, Yesus mengingat segala yang telah terjadi selama hidupNya sebelum kematianNya?
Apakah Dia ingat nama murid-muridNya?
Apakah Dia ingat ketika Dia ditangkap?
Apakah Dia ingat ketika Dia menenangkan badai?
Apakah Dia ingat ketika Petrus menyangkalNya? Tentu saja Yesus mengingat semuanya!

Mengapa Yesus mengingat semua hal itu ketika Dia bangkit?
Karena ketika Allah mengembalikan kepada Yesus RohNya, Dia bukan hanya mengembalikan kepadaNya kemampuan untuk bernapas atau tenaga yang menghidupkan, tetapi Dia juga mengembalikan kepadaNya catatan hidupNya yang telah disipan oleh Allah.
Apakah Saudara sudah semakin memahami? Hal ini sangat penting.

Selanjutnya saya mau membacakan suatu pernyataan yang menarik. Pernyataan ini ada di dalam buku Maranatha hal. 301. Inilah yang dikatakan si penulis dalam bukunya Maranatha, yang adalah sebuah buku Renungan.


“Identitas pribadi kita disimpan untuk kebangkitan…” apakah ini alkitabiah? Tentu. Sekarang coba saya tanya, apakah saya akan bangkit menjadi Elon Musk? Apakah mungkin ketika saya dibangkitkan menjadi seorang Vladimir putin?

... Karena Allah akan mengembalikan kepada saya catatan hidup saya, bersamaan dengan kemampuan untuk bernapas. Jadi dikatakan si penulis di sini:
“…Identitas pribadi kita disimpan untuk kebangkitan walaupun bukan partikel bahan yang sama yang masuk ke dalam kubur. Pekerjaan Allah yang mengagumkan merupakan misteri bagi manusia…” Lalu dia berkata demikian, “…Roh, yaitu karakter manusia, kembali kepada Allah, untuk disimpan di sana…” Apa yang disimpan? Roh atau karakter, identitas pribadi kita, dengan kata lain, siapa kita semasa hidup di simpan di Sana. Dia berkata, “…Saat kebangkitan, setiap orang akan menerima karakternya sendiri…” dengan kata lain catatan hidup kita sendiri. “…Allah sesuai waktuNya Sendiri akan memanggil orang-orang mati dan memberikan kembali napas hidup dan memerintahkan tulang-tulang yang kering untuk ‘hidup!’ Yang akan tampil adalah bentuk yang sama, tetapi bebas dari penyakit dan setiap cacat. Bentuk itu akan hidup lagi dengan wajahnya yang khas, sehingga teman akan mengenali teman.”
Bukankah ini pernyataan dan janji yang ajaib?

Nah, di dalam kitab Ayub ada sebuah pernyataan yang dulunya membingungkan, tetapi sekarang jelas. Kesannya sangat egois. Sepertinya Ayub adalah satu-satunya manusia yang akan melihat kedatangan Yesus kedua kali. Simak Ayub 19:25-27, dan saya akan membacakan dari NIV yang terjemahannya lebih mengena. Ayub 19:25, di sini Ayub berkata di tengah-tengah penderitaannya,
“25 Tetapi aku tahu Penebusku hidup, dan pada akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi…” ini berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, “…pada akhirya Ia akan berdiri di atas bumi. 26 Dan sesudah kulit tubuhku hancur, namun dengan dagingku aku akan melihat Allah, 27 aku sendiri yang akan melihat Dia, dengan mataku sendiri, aku sendiri dan bukan orang lain. Betapa rindunya hatiku.”

Jadi orang lain tidak ada yang akan melihat kedatangan kedua Yesus selain Ayub. Ayub berkata, “aku sendiri dan bukan orang lain”, apa yang dikatakannya? Apa yang dikatakan Ayub di sini? Ayub berkata, saat aku bangkit, aku akan menjadi siapa? Aku akan menjadi Ayub. Ayub yang akan melihat Tuhan. Orang-orang setia akan melihat Tuhan sebagai pribadi-pribadi kita sendiri.


Mari kita aplikasikan ini ke masa setelah millenium, yaitu masa 1000 tahun
setelah millenium ada kebangkitan orang-orang jahat, betul ya?
Lalu, apakah orang-orang jahat ini bangkit sebagai orang-orang tebusan? Tentu saja tidak. Bagaimana keadaannya setelah mereka bangkit? Sama jahatnya seperti sebelumny
a.

Lalu,... apakah mereka melanjutkan dari titik yang sama saat mereka mati? Tentu! Mereka akan mengelilingi Kota Suci. Mereka sama jahatnya seperti dulu. Mengapa? Karena Allah mengembalikan kepada mereka identitas mereka yang disimpan di dalam kitab-kitab. Apakah Suadara-saudara bisa mengikuti?

Izinkan saya membacakan pernyataan yang lain dari buku yang berisikan perspektif yang paling jelas tentang nubuatan Alkitab di seluruh dunia. Namanya adalah buku "Kemenangan Akhir", The Great Controversy.

Setelah masa millenium apa yang dikatakan penulisnya, berbicara tentang peristiwa yang terjadi di luar Kota Suci:
“Ada raja-raja dan jenderal-jenderal yang pernah menaklukkan bangsa-bangsa, orang-orang perkasa yang tidak pernah dikalahkan dalam peperangan, pejuang-pejuang yang sombong, yang berambisi, yang kedatanggannya membuat banyak kerajaan gemetar…” sekarang perhatikan ini, “…Dalam kematian, mereka ini tidak mengalami perubahan karakter. Saat mereka muncul dari kubur, mereka melanjutkan alur pikiran mereka dari titik saat itu berhenti…” Dengan kata lain jika ada yang sedang membuka mulutnya dan baru separo kata yang keluar, lalu dia tertembak dan mati, maka saat dia bangkit, dia akan menyelesaikan perkataan tersebut. Karena mereka melanjutkan alur pikiran mereka dari saat mana terhenti, “…mereka disemangati oleh niatan yang sama untuk menaklukkan yang menguasai pikiran mereka saat mereka gugur.” [hal. 664]

Saudara-Saudara,
Mengapa mereka bangkit dengan kondisi demikian?
Karena Allah tidak hanya mengembalikan kepada mereka kemampuan untuk bernapas.
Allah juga mengembalikan kepada mereka identitas pribadi mereka.
Allah mengembalikan karakter mereka sendiri.


SMungkin kita memiliki video rekaman dari orang-orang yang kita kasihi, yang sekarang sudah meninggal. Saat kita menonton video tersebut kita bisa melihat saat mereka masih hidup. Di video tersebut kita bisa melihat saat mereka masih hidup. Jadi apakah mereka masih hidup? Sebenarnya mereka sudah meninggal. Tetapi sekarang kita hanya melihatnya dalam sebuah rekaman video, dan rasanya mereka masih hidup. Mereka hidup dalam rekaman itu.


Maka... ketika orang-orang benar muncul di hadapan pengadilan Kristus, rasanya seperti mereka sedang muncul di sana hidup-hidup.

Tetapi jangan salah paham.
Bagaimana mereka muncul hidup-hidup?
Karena Allah telah membuat film dari hidup mereka ketika mereka hidup, maka ketika tiba saat penghakiman, apa yang dikeluarkan Allah?
Catatan yang ada dalam kitab-kitab, atau dalam bentuk apa pun Allah menyimpan informasi itu. Dan Allah menunjukkan kepada sidang surgawi seluruh hidup orang tersebut, yang tampak di luar, maupun yang ada dalam hatinya, semasa orang tersebut masih hidup. Maka rasanya akan seperti sedang menonton hidup orang itu saat dia masih hidup.


Jadi pada waktu Kitab Suci berkata bahwa semua harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus, bagaimana orang-orang mati bisa muncul di sana? Mereka muncul melalui catatan hidup mereka. Mereka tidak muncul secara pribadi. Mereka muncul di sana melalui catatan hidup mereka. Saya yakin bahwa kita sudah lebih memahaminya sekarang?

Jadi semua orang harus muncul.
Penghakiman terjadi di Surga.
Terjadinya sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.
Bagaimana dengan orang-orang yang sudah mati?
Mereka muncul melalui catatan hidup mereka yang ada di dalam kitab-kitab.


Sekarang, mari kita baca Wahyu 20 supaya kita lebih memahami bagaimana proses ini terjadi. Wahyu 20:11-12,
“11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar…” nah, ini terjadi setelah millennium, tetapi prinsipnya berlaku juga untuk penghakiman pra-advent, penghakiman sebelum kedatangan Kristus yang kedua, “…Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya, yang dari wajahNya bumi dan langit berlalu dan tidak ditemukan lagi tempatnya…” sekarang perhatikan ini, “…12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah…”

bagaimana orang mati bisa berdiri di hadapan Allah sehubungan dengan apa yang telah kita pelajari? Jika dikatakan orang-orang mati berdiri di hadapan Allah, apa maksudnya? Maksudnya, mereka yang dalam kondisi mati di bumi, berdiri di hadapan Allah dengan cara apa? Melalui catatan identitas pribadi mereka, atau catatan karakter mereka, yang terdapat di dalam kitab-kitab.

Jadi dikatakan,
“…Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah lalu kitab-kitab dibuka…” Jika mereka secara pribadi sudah berdiri di sana, untuk apa masih membuka kitab-kitab? “…lalu kitab-kitab dibuka. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.”
Apakah sudah semakin jelas?

Sekarang masih ada beberapa hal yang perlu kita pahami.
Mari kita pelajari tentang proses penghakiman ketika nama kita muncul di hadapan takhta penghakiman Kristus.

Hidup kita itu akan dibandingkan dengan apa? Dengan Hukum Allah! Benar ya?
Kita baca Yakobus 2:12, sekarang kita berbicara tentang apa yang terjadi saat catatan kita muncul di pengadilan surgawi sebelum kedatangan Yesus yang kedua.

Yakobus 2:12, dikatakan di sini,
“12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh…” apa? “…oleh hukum yang memerdekakan.”
Dengan kata lain, hidup kita akan dibandingkan dengan apa? Dengan Hukum.

Saudara-saudara, saat hidup kita dibandingkan dengan Hukum, berapa orang di antara kita yang didapati tidak melanggar?

Mari kita ke Roma 3:10 dan kita akan membaca ayat 19 dan juga ayat 23. Ayat 10 pasal 3,
“10 seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak…” Ayat 19, “19 Sekarang kita tahu, segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia menjadi bersalah di hadapan Allah…” ayat 23 “…23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah.”

Jadi apa kata Hukum kepada semua orang yang datang di hadapan takhta penghakiman Kristus melalui catatan mereka? Hukum berkata, kalian semua apa? Kalian semua adalah orang-orang berdosa dan oleh sebab itu kalian patut apa? Kalian patut dihukum mati.

Perhatikan Roma 6:23,
“23 Karena upah dosa ialah…” apa? “…upah dosa ialah maut…”
Apakah Saudara melihat betapa sulitnya situasi ini?
Saudara lihat, tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat dosa.
Jadi ketika kita tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus melalui catatan kita di Surga, hidup kita dibandingkan dengan Hukum, dan hidup kita penuh dengan dosa, maka Hukum berkata
“…upah dosa ialah maut, kamu harus mati!”

Dan siapa yang ada di sana untuk menuduh kita? Iblis.
Perhatikan Zakhariah 3:1,
1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya…” untuk apa? “…untuk mendakwa dia.” Jadi dengan kata lain di pengadilan Allah, saat hidup kita diperiksa, semua orang bersalah.

Mungkin ada yang berkata: Kalau begitu, mengapa penghakiman itu disebut sebagai "kabar baik?”


Nah sekarang marilah kita ke bagian kabar baiknya.
Saudara lihat, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus datang ke dunia dan ini, dan Dia telah menjalani kehidupan yang sempurna yang seharusnya kita jalani dan Yesus telah menjalani kematian yang seharusnya kita jalani. Dan ketika kita bertobat dan mengakui dosa-dosa kita, dan kita mempercayai Yesus, dan kita menguburkan dosa-dosa kita dalam air baptisan, dan kita mengakui dosa-dosa kita, Alkitab berkata bahwa Allah mengambil kehidupan dan kematian Kristus dan Allah memperhitungkannya sebagai milik kita, jika kita setia. Inilah "kabar baik" itu!

Perhatikan 1 Petrus 1:18-20,
“18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu terima dari tradisi nenek moyangmu,…” perhatikan, kita tidak ditebus oleh perak atau emas, “…19 tetapi dengan darah Kristus yang mahal, sebagaimana seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat. 20 sesungguhnya Dia sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.”

Maka apa yang terjadi saat kita mengakui dosa-dosa kita, bertobat dari dosa-dosa kita, saat kita mengklaim kebenaran Kristus, saat hati kita berdamai dengan Tuhan, apa yang dilakukan Yesus? Dia yang mencatat dosa di dalam kitab-kitab surgawi, tetapi di sampingnya Dia menulis kata-kata “Sudah diampuni melalui darah Anak Domba.”
Inilah "kabar baik" itu! Inilah injil itu!

Maka ketika nama kita muncul dalam penghakiman, apakah dosa-dosa kita ada tercatat? Ya, semuanya ada di dalam catatan
.

Jika ada yang berkata, “jika dosa-dosa tercatat, itu adalah kabar buruk. Karena bagaimana saya boleh merasa yakin tentang keselamatan jika dosa-dosa saya tertulis di sana?”

Dengarkan, Saudara-saudara, jika dosa-dosa kita tidak tercatat di sana, tertutup oleh darah Kristus, maka dosa-dosa itu masih ada di dunia. Lihat, kita memerlukan Yesus menjadi Pembela kita. Jika kita berbuat dosa, sebagaimana dikatakan di 1 Yohanes 2:1,
“1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”

Lihat, hakim kita dan pembela kita adalah Yesus, dan Dia benar dan Dia tampil di hadapan Bapa. Dan bila saya telah bertobat dan menyesali dosa-dosa saya, Yesus berkata, “Bapa, Saudara Pandi telah menyesali dosanya, dia telah mengakui dosa itu, Lalu Yesus akan berkata: Aku mengklaim darahKu untuk Saudara Pandi.” Dan Allah Bapa berkata, “Aku menerima kematianMu sebagai ganti kematian Saudara Pandi, dan Aku menerima hidupMu sebagai ganti hidupnya.”

Apakah itu bukan kabar baik yang luar biasa?

Tetapi jika kita tidak menempatkan dosa-dosa kita di Bait Suci melalui pertobatan dan pengakuan kita, maka di mana dosa-dosa itu? Masih ada pada kita!

Tetapi ada juga yang berkata bahwa, “orang-orang MAHK tidak memiliki jaminan keselamatan karena mereka percaya semua dosa mereka tertulis di Bait Suci Surgawi.”

Tetapi untuk hal itu kita akan mengatakan: Puji Tuhan bahwa dosa-dosa kita tertulis di Bait Suci Surgawi karena jika tidak ada di Bait Suci Surgawi, dan tertutup oleh darah, berarti dosa itu ada di mana? Berarti dosa itu masih menempel pada kita.

Perhatikan 1 Yohanes 1:9, yang mengatakan,
“9 Jika kita mengakui dosa-dosa kita, maka Ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan untuk…” apa? “…menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Saudara, di dalam Bait Suci ada dua jenis pelayanan:
· ada pelayanan harian
· dan ada pelayanan tahunan.
Kita bisa membacanya di Imamat pasal 16.


Tahukah Saudara apa yang terjadi dalam pelayanan harian? Dalam pelayanan harian ada pengampunan dosa. Perhatikan 1 Yohanes 1:9 berkata,
“9 Jika kita mengakui dosa-dosa kita, maka Ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan…” untuk membersihkan Bait Suci dari dosa? Tidak. tetapi “…untuk menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Pelayanan harian membersihkan orang berdosa dari dosanya
, tetapi kemudian dosa itu dipindahkan ke mana? Dipindahkan ke Bait Suci melalui darah.

Jadi,.. apakah orang-orang Israel harus takut karena dosanya dipindahkan ke Bait Suci melalui darah? Sama sekali tidak! Mereka justru memperoleh jaminan bahwa dosanya sudah tertutup oleh darah. Sangat aman membiarkan dosanya di sana. Jika tidak di sana, itu justru yang tidak aman.

Tetapi semua dosa itu ditempatkan di Bait Suci, sehingga pada akhir tahun tibalah apa yang dikenal sebagai hari Pendamaian
(hari Grafirat), ketika semua dosa yang telah masuk ke dalam Bait Suci harus diapakan? Dikeluarkan. Dan itulah pekerjaan penghakiman.

Tahukah Saudara apa tujuan penghakiman ini?
Bukan untuk memberitahu Allah. Allah sudah mengetahui segala sesuatu.

Saudara-saudara, apakah ada banyak orang Kristen yang tampaknya seperti orang-orang Kristen yang benar tapi sesungguhnya mereka itu munafik?

Yesus telah bercerita tentang orang-orang yang seperti itu. Maka jika kita melihat luarnya kita akan berkata, “Wah ini orang-orang Kristen teladan”, tetapi ketika kitab-kitab dibuka, akan nyata siapa yang telah sungguh-sungguh bertobat dari dosanya, siapa yang telah sungguh-sungguh mengakui dosanya, siapa yang telah sungguh-sungguh mengklaim kebenaran Yesus, siapa yang sungguh-sungguh telah menguburkan manusia lamanya dalam baptisan dan sungguh-sungguh telah bangkit kepada hidup yang baru.

Tujuan penghakiman adalah untuk menyatakan kepada penduduk seluruh alam semesta yang tidak mengetahui segala sesuatu seperti Allah, apakah pertobatan, dan klaim atas darah
(Kristus) sudah dilakukan secara tulus atau tidak.

Jadi,.. ada pelayanan harian yang membersihkan orang berdosa dari dosanya, dan ada pelayanan tahunan yang membersihkan Bait Suci dari dosa.

Nah, inilah kabar yang luar biasa: Bila tiba giliran nama kita dalam penghakiman, dan bila nama saya diperiksa, dan semua catatan saya diperiksa, jika ternyata saya telah bertobat dari dosa dan saya telah mengakui dosa-dosa saya dan saya telah mengklaim kebenaran Yesus dan orang lama saya sudah terkubur dalam air baptisan dan saya benar-benar bangkit kepada hidup yang baru, dan bahwa saya benar-benar membenci dosa, dan mencintai Sang Juruselamat, maka yang akan terjadi ialah nama saya akan dipertahankan dalam Kitab Kehidupan, dan saya akan didapati berada dalam Kristus karena ketika saya menerima Yesus Kristus, saya ada dalam Dia.

Lihat,... orang percaya tidak lagi tampil sebagai dirinya sediri, tetapi orang percaya tampil melalui Yesus Kristus.

Dan itulah alasannya mengapa di 1 Tesalonika 4:15-18 kita mendapati ayat-ayat yang sangat menarik tentang kebangkitan. Dikatakan di 1 Tesalonika 4:15-18,
“15 Karena ini kami katakan kepadamu melalui firman Tuhan: bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang sedang tidur. 16 Sebab Tuhan sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”

Jadi di mana orang-orang mati saat Yesus datang? Di Surga? Tida! Mereka berada di dalam kubur. Jika dikatakan mereka berada di Surga saat mereka mati, lalu mereka lagi ngapain di dalam kubur? Dikatakan di sini bahwa ketika Yesus datang, mereka berada di dalam kubur.

Nah, apakah Saudara melihat di sini dikatakan bahwa yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu?

Saudara-saudara, kapan dinyatakan bahwa mereka berada di dalam Kristus? Saat penghakiman!

Saat itu dinyatakan bahwa mereka telah sungguh-sungguh bertobat dari dosa, mereka telah mengakui dosa-dosa mereka, mereka telah mengklaim kebenaran Kristus, mereka telah mengubur orang lama mereka dan bangkit kepada hidup yang baru, membenci dosa, mengasihi Sang Juruselamat. Maka kita akan melihat tertulis dalam Kitab Kehidupan, dan disebutkan “ di dalam Kristus”. Dan oleh karena itu ketika Yesus datang, Dia akan membangkitkan mereka dari kematian, karena mereka tidak berada dalam diri mereka sendiri, melainkan mereka berada di dalam Yesus. Inilah kabar baik itu!

Sekarang kita akan melihat pengalaman Saulus dari Tarsus? Kita baca di Kisah 26:9-11. Di sini Saulus sedang menggambarkan hidupnya. Dia berkata,
“9 Benar, dulu aku sendiri berpikir, aku harus melakukan banyak hal untuk menentang nama Yesus dari Nazaret. 10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem, dan banyak orang kudus aku masukkan ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala; dan ketika mereka dihukum mati, aku ikut memberikan suara untuk kematian mereka. 11 Dan di setiap sinagog [rumah ibadat] aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka untuk menghujat dan dalam amarah yang meluap-luap terhadap mereka, aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."

Apakah dia orang yang buruk? Betul sekali lagi. Apakah dalam catatannya di Surga di sana tercatat bahwa dia pernah menumpahkan darah? Benar sekali. Tetapi kemudian dia mengalami hal yang ajaib di Damsyik,... lalu apa yang dilakukannya? Dia dibaptis. Perhatikan Kisah 22:16. Apa yang terjadi ketika dia dibaptis? Jelas dia pasti telah bertobat dan mengakui dosanya sebelum itu. Perhatian Kisah 22:16, di sini Ananias berkata kepadanya, 16 …Bangunlah, dan…” apa? “…berilah dirimu dibaptis…” katanya kepada Saulus .., “…berilah dirimu dibaptis dan basuhlah…” apa? “…basuhlah dosa-dosamu dengan menyerukan nama Tuhan!”

Jadi apa yang terjadi ketika catatan Saulus dari Tarsus muncul di sidang penghakiman surgawi? Apakah Allah akan melihat semua dosanya? Apakah Allah memperhitungkan semua dosanya, semua pembunuhan yang dilakukannya, semua orang yang dijebloskannya ke penjara, semua orang percaya yang dicambuk? Apakah Allah melihat semua itu?

Tidak. Itu semuanya sudah diampuni melalui darah Yesus Kristus. Dan penghakiman menyatakan bahwa: walaupun Saulus dari Tarsus adalah orang yang jahat, dia patut diselamatkan karena dia telah menerima Yesus. Dia telah diterima di dalam Yesus Kristus. Dia dipandang melalui hidup Yesus dan kematian Yesus Kristus.

Tahukah Suadara, pasti akan indah sekali pada hari besar itu ketika Saulus dari Tarsus bertemu dengan Stefanus. Mengagumkan! Hal terakhir yang dilihat Stefanus adalah Saulus menyuruh orang-orang, “Lemparkan batunya! Bunuh dia! Bunuh dia!”


Maka sekarang bisa dibayangkan Stefanus tidak tahu bahwa Saulus dari Tarsus akan selamat. Jadi bayangkan sekarang, ketika kita tiba di Surga, dan di sana Saulus dari Tarsus berjalan di jalan dalam Kota itu, lalu muncullah Stefanus berjalan dari arah yang berlawanan. Dan Stefanus berkata, “Saya tahu mata saya adalah mata yang telah dibangkitkan, tetapi benarkah kamu Saulus dari Tarsus? Kamu ada di sini?”
“Ya, karena kasih karunia Yesus juga telah menyelamatkan saya.”


Perhatikan, Saudara-saudara, tidak ada catatan dosa yang terlalu buruk yang tidak bisa diampuni, jika kita sungguh-sungguh bertobat dan mengakui dosa-dosa kita dan mengklaim kebenaran Yesus Kristus, dan dikuburkan dalam baptisan air. Tidak ada dosa yang sedemikian besar yang tidak dapat diampuni oleh Allah, untuk kemudian akhirnya dihapuskan dari Bait Suci, karena sudah dibersihkan oleh darah.

Sekarang saya mau memberikan sebuah ilustrasi ~ semoga ilustrasi ini membuat kita mengingat selamanya.

Mari kita membayangkan sebuah komputer. Komputer itu benda materi, bukan? Apakah komputer punya otak? Tentu saja ada, ya? Apa namanya yang mengoperasikan semua fungsi sebuah komputer? Oke, memori. Supaya punya memori, apa yang kita butuhkan? Otak. Ini hanyalah sebuah analogi. Tentu saja komputer tidak benar-benar memiliki otak seperti otak kita. Tetapi dia harus memiliki sebuah pusat pengoperasian, begitu ya? Sekarang, coba saya tanya, apakah komputer itu memerlukan sumber listrik supaya bisa berfungsi? Ya. Jadi komputer terbuat dari benda atau materi, dia mempunyai prosesor sentral yang memampukan kita mengoperasikan semua fungsinya, kemudian bila komputer itu kita colokkan ke listrik, dia mendapatkan sumber listrik.

Sekarang,... apa yang terjadi jika tanpa disengaja komputer kita jatuh tenggelam ke dalam air, dan akhirnya komputer itu tidak berfungsi? Tentu saja ini adalah masalah besar, betul begitu ya?

Tetapi ini tidak harus menjadi masalah, jika kita telah memback-up informasinya pada sebuah external storage atau cloud storage. Anggaplah kita memiliki asuransi yang mengcover semua resiko, dan akan diganti baru jika terjadi resiko rusak. Kita bisa membeli komputer yang lain, dan kita bisa memindahkan data2 atau identitas komputer yang pertama ke komputer yang kedua. Lalu, bisakah kita membuat komputer yang kedua sama persis seperti komputer yang pertama? Pasti bisa. Bisakah kita membeli komputer dengan memori yang lebih besar, atau kapasitas yang lebih besar? Ya, jelas! Kita bisa membeli komputer yang lebih baik. Dan kita hanya perlu memindahkan apa yang ada dalam cloud storage ke komputer yang baru.

Saudara-saudara,... persis seperti itulah yang akan terjadi pada mereka yang mati dalam Kristus? Mereka mati, maka tubuh dan otak mereka melebur di dalam kubur. Katakanlah mereka terlepas dari colokan listrinya. Tetapi saat Yesus datang nanti, Dia akan memberikan tubuh yang baru, komputer yang baru. Lalu Dia akan mengambil isi yang ada di dalam cloud storage ~ dan ketahuilah, yang akan dipindahkan adalah semua yang ada pada cloud storage kita yang di Surga, tetapi tanpa semua dosa yang telah dihapuskan pada hari Grafirat. Dengan kata lain, Yesus tidak akan mengembalikan kepada kita semua catatan kita yang buruk. Dia akan mengembalikan semua catatan kita yang baik, kecuali semua hal yang buruk. Dan Dia akan memasukkannya ke dalam diri orang-orang percaya, kemudian orang-orang percaya itu akan bangkit. Mereka akan menjadi orang yang sama yang seperti dulu, tetapi sempurna, tanpa semua catatan dosa dalam hidup mereka.

Komputer Allah memiliki fungsi “delete”. Dan saat Allah sedang memeriksa catatan hidup orang-orang yang sudah bertobat, Allah akan men-delete semua dosa yang telah disesali, dosa-dosa yang telah diakui.

Dan bila kita mengklaim kebenaran Kristus, dan telah menguburkan hidup kita dalam air baptisan untuk bangkit kepada hidup yang baru, kita telah diterima dalam Yesus yang terkasih.

Kalau begitu, apakah saat penghakiman Allah itu adalah kabar baik? Itu adalah kabar yang sangat baik, asalkan kita telah mengakui dosa kita dan bertobat.
 
Last edited:
Top