Vaksin COVID-19: Pemaparan, Pertimbangan dan Nasihat Resmi GMAHK

Pandi

Administrator
Staff member
Sumber : COVID-19 Vaccines: Addressing Concerns, Offering Counsel
Oleh: Departemen Penatalayanan Kesehatan General Konfrens, Lembaga Peneliti Alkitab General Konfrens, dan Loma Linda University School of Pharmacy and School of Public Health.
Diterjemahkan oleh: Yulius Silalahi, GMAHK Pulomas Jakarta, Desember 18, 2020



Vaksin COVID-19: Pemaparan Pertimbangan dan Nasihat

Gereja Masehi Advent hari ketujuh menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali sebagai puncak sejarah dan akhir dari semua penyakit, penderitaan dan kematian. Pada saat yang sama, kita telah dipercayakan dengan nasihat kesehatan yang di cantumkan dan dijelaskan melalui tulisan-tulisan Ellen White, yang merangkumkan pola hidup yang sehat melalui praktek perilaku dan gaya hidup sehat secara menyeluruh (Holistik).

Ditengah pandemik saat ini, praktik untuk menjaga sistem imun tubuh menjadi lebih dibutuhkan. Ellen White tidak hanya diberikan inspirasi di bidang kesehatan yang melampaui zaman dimana dia hidup, tetapi dia juga melakukan praktik pencegahan penyakit di tengah pandemik pada era-nya, penyakit cacar (smallfox), dan dirinya mendapatkan imunisasi, sebagaimana orang-orang di sekitarnya. Pada hari ini, cacar (smallfox) secara global telah diberantas.

Kami berharap artikel ini bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan, meredakan ketakutan, dan menyelesaikan beberapa dari rumor dan mitos yang beredar, yang akhirnya memberikan ketenangan pada hati dan pikiran para anggota jemaat pada saat mereka membuat keputusan perihal kesehatan.

Ada beberapa rumor dan teori konspirasi yang mengartikan Vaksin COVID-19 sebagai penafsiran dan/atau pemenuhan nubuatan. Kami meminta tanggapan dari Lembaga Penelitian Alkitab General Konfrens tentang hal ini, dan respon mereka tertera sebagai berikut:
“Pergolakan global yang diakibatkan oleh pandemik COVID-19 telah membuat banyak spekulasi terkait dengan peristiwa-peristiwa akhir zaman dan salah-tafsir Alkitab. Salah satu spekulasi terbaru yang disebarluaskan melalui sosial media dan beberapa website, telah mengemukakan teori terhadap vaksin COVID-19 adalah bagian dari proses kontrol yang adalah pemakaian tanda binatang.

“Perlu digaris-bawahi, bahwa, Umat Advent memegang keyakinan bahwa kontroversi akhir zaman akan berpusat pada hokum TUHAN, khususnya pada perintah ke-empat (Wahyu 14:12). Sebagai tambahan, pekabaran malaikat ketiga akan memperingatkan kita terhadap penerimaan tanda binatang (Wahyu 14:9– 11) dan akan menerangi manusia terhadap isu yang terkait.

“Untuk alasan ini, maka sudah jelas bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengerti bahwa ‘Tanda binatang’ bukanlah tanda literal, namun tanda kesetiaan yang akan membedakan pembawanya sebagai pengikut kekuasaan ‘Binatang’.

“Dari sudut pandang yang lain, spekulasi lain berargumen bahwa vaksin akan membuat mereka yang menerimanya menjadi tidak tahir (haram), karena, menurut dugaan, zat-zat tidak tahir (haram) telah digunakan untuk memproduksi vaksin. Dalam hal ini, perlu diklarifikasi bahwa instruksi Alkitab perihal larangan memakan makanan haram dan darah (Imamat 11:1–20; 17:11–12; Kisah Para Rasul 15:20) tidaklah berlaku untuk vaksin untuk alasan sederhana bahwa vaksin dibuat sebagai obat untuk menyelamatkan kehidupan, dan bukan sebagai makanan.

“Spekulasi terkait hal-hal ini telah membuat Firman TUHAN menjadi direndahkan dan membuat kebingungan diantara anggota jemaat yang tulus namun kurang informasi. Menggunakan vaksin untuk menghasut skenario perbandingan eskatologi spiritual dan kosmik, atau untuk membantahnya dalam dengan basis interpretasi Alkitab yang salah, yang mengalihkan umat percaya dari isu nubuatan yang sebenarnya dan komitmen GMAHK untuk mengabarkan injil.

“Semoga vaksin akan secara efektif membantu menghentikan pandemik saat ini. Ini akan melindungi hidup mereka yang masih perlu mendengar kabar injil, demikian juga mereka yang telah menerima kabar injil yang akan mengabarkan kepada dunia yang sengsara ini tentang kasih TUHAN yang tidak berkesudahan (Yohanes 3:16).”2

Departemen Penatalayanan Kesehatan Advent secara tegas berlandaskan pada Alkitab, instruksi Roh Nubuat lewat tulisan Ellen White, dan melalui telaahan sejawat (peer-reviewed) ilmu kesehatan berbasis- bukti (evidence-based). Kami mengandalkan fondasi-fondasi ini dalam memformulasikan praktik dan anjuran kesehatan. Jutaan telah terinfeksi, banyak yang meninggal, dan infeksi global terus bertambah, berbagai macam vaksin dikembangkan secepat mungkin. Ada banyak pertanyaan terkait dengan vaksin COVID-19.

Sebagai gereja, kami mendukung rekomendasi berbasis-bukti dari departemen kesehatan masyarakat, kami juga secara hati-hati untuk tidak membuat pernyataan yang dapat ditafsirkan sebagai pengganti tuntunan kesehatan masyarakat oleh lembaga Negara dan Internasional. Untuk alasan ini, sangat penting agar komentar kami dimengerti dalam kerangka atas sikap resmi gereja terhadap imunisasi:

“Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menekankan secara khusus terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Pekabaran Kesehatan Advent didasarkan pada terang Alkitab, tulisan-tulisan yang diinspirasikan dari E.G. White (salah satu pendiri Gereja), dan ulasan sejawat (peer-reviewed) literatur ilmiah. Maka dari itu, kami menganjurkan imunisasi/vaksinasi, dan tidak ada alasan keagamaan maupun alasan berdasarkan iman untuk tidak mendukung jemaat secara bertanggungjawab perpartisipasi dalam program imunisasi untuk perlindungan dan pencegahan penyakit. Kami menghargai kesehatan dan keselamatan penduduk keseluruhan, dan termasuk untuk menjaga ‘herd immunity.’

“Kami bukanlah suara hati dari anggota jemaat, dan kami menghargai pilihan dari tiap anggota jemaat. Ini adalah hak dari setiap individu. Pilihan untuk tidak di-imunisasi adalah bukan, dan tidak boleh dilihat sebagai dogma maupun melanggar doktrin dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.”

Ada beberapa usaha yang dibuat untuk menetapkan pendekatan berbasis-bukti yang dapat diandalkan dalam melakukan pengobatan/perawatan COVID-19. Sebagai tambahan, dalam waktu yang cepat, vaksin telah diproduksi dan sedang digunakan untuk mengontrol penyebaran pandemik. Meskipun demikian, jemaat masih memiliki beberapa kekhawatiran dan pertanyaan seputar vaksin COVID-19.

Emergency use authorization (EUA) (Otorisasi penggunaan darurat) untuk vaksin Pfizer/BioNtech telah diberikan pada Desember 2, 2020, di United Kingdom (Britania Raya), dan pada Desember 9 di Kanada. Di Amerika vaksin Pfizer telah ditinjau oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) dan di-otorisasi untuk sementara waktu pada Desember 11. Vaksin Moderna akan menyusul.

Dalam perbincangan dengan Loma Linda University School of Public Health (LLUSPH), Michael Hogue, Dekan dari Loma Linda School of Pharmacy, yang melayani di U.S. Centers for Disease Control (CDC) Advisory Committee on Immunization Practices Workgroup on COVID-19 Vaccines dan di San Bernardino County COVID-19 Vaccine Taskforce di California, membagikan beberapa wawasan perihal pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan untuk vaksin Pfizer/BioNtech and Moderna. Penjelasan dan wawasan yang dia berikan dituliskan di bawah.



Pertanyaan dan Fakta tentang Vaksin:

Pertanyaan: Apakah mRNA (messenger Ribonucleic Acid) vaksin mengubah DNA kita?
Fakta: Kedua vaksin berbasis pada mRNA, yang pertama kali diterpakan pada vaksin, namun
teknologinya telah digunakan dalam perawatan medis dalam 15 tahun terakhir. Vaksin memasuki sel cytoplasm (cairan dalam sel), yang akan menstimulasi produksi antibodi untuk melawan SARS-CoV-2’s spike protein. Karena vaksin tidak memasuki nukleus dari sel induk, vaksin tidak akan mengubah DNA maupun struktur/fungsi genetik.

Pertanyaan: Apakah vaksin aman dan efektif, karena vaksin dikembangkan sangat cepat?
Fakta: Dikarenakan teknologi saat ini, virus SARS-CoV-2 telah di ‘sequenced’ dalam hitungan hari sejak ter-identifikasi, dan bisa digunakan untuk pengembangan vaksin secara langsung. Pengambilan sampel uji cukup banyak, yaitu 40,000 orang (rata-rata sampel studi vaksin FDA hanya sekitar 27,000 orang). 2 bulan menuju 2 tahun pembelajaran kami. Data telah dimonitor secara hati-hati.

Dosis pertama menunjukkan 50% proteksi imun. Dosis kedua mencapai 95% proteksi! (Hanya vaksin Hepatitis A memiliki tingkat proteksi yang lebih tinggi, yaitu hampir mencapai 100% proteksi). Studi yang dilakukan dirancang dengan baik, dan mewakili demografi penduduk Amerika secara keseluruhan, dengan pengecualian penduduk Amerika asli (dan studi sedang dilakukan untuk ini). Kemanjuran dan efek samping yang sama dirasakan oleh semua grup etnis.

Pertanyaan: Apakah komposisi dan pengawet dalam vaksin berbahaya?
Fakta: Tidak ada bahan pengawet dalam kedua vaksin COVID-19 ini, yang menjadi alasan vaksin ini membutuhkan fasilitas deep freeze/freezer untuk penyimpanan dan transportasinya. Vaksin secara hati- hati dimurnikan.

Pertanyaan: Apa efek sampingnya?
Fakta: Sejauh ini, 10% subjek penelitian dilaporkan mengalami demam pada hari kedua, dan dalam 24 jam, 50%-60% dilaporkan merasakan “sakit (achy)”. Sejauh ini sangat sedikit efek samping serius dari vaksin Pfizer/BioNtech, termasuk 3 kasus reaksi alergi (yang sangat jarang terjadi, kemungkinan dikarenakan tidak digunakannya bahan pengawet).

Dr. Hogue lebih lanjut berkomentar jika seseorang sudah diuji positif COVID-19 di masa lampau, orang tersebut masih bisa mendapatkan vaksin, yang akan meningkatkan tingkat antibodi orang tersebut. Dia juga menjelaskan bahwa penggunaan vaksin itu bersifat sukarela, dan bukan paksaan.

Kemanjuran dari vaksin Pfizer/BioNtech dan Moderna sangat mirip, namun tidak dapat saling dicampurkan (jika seorang menggunakan produk yang satu, dosis kedua harus menggunakan produk yang sama). Untuk vaksin Pfizer, ada interval 21 hari antara kedua dosis, dan dilaporkan untuk vaksin Moderna, intervalnya adalah 28 hari antara kedua dosis. Vaksin tidak diperbolehkan digunakan pada saat kehamilan maupun untuk mereka yang berusia dibawah 16 tahun.



Kesimpulan
Imunisasi, beserta dengan sanitasi dan air bersih, telah menjadi fondasi untuk meningkatkan jangka waktu hidup manusia di seluruh dunia sejak diterapkan. Vaksin telah lama digunakan oleh anggota jemaat Advent diseluruh dunia. Beserta dengan penerapan prinsip kesehatan, telah memberikan perlindungan terhadap banyak infeksi dan mencegah penyakit dan kematian dini.

Seperti yang telah kita lihat besarnya dampak pandemik, kematian, kecacatan, dan dampak jangka panjang COVID-19 yang berdampak ke semua umur, kami menganjurkan agar anggota jemaat kami untuk menerima vaksin dan berpartisipasi dalam pengembangan apa yang disebut “herd
immunity” (imunitas masyarakat sebagai hasil dari 80% masyarakat menerima vaksin dan atau terjangkit infeksi sebelumnya).



Kami ulangi:
KEPUTUSAN UNTUK DIVAKSIN MAUPUN TIDAK DIVAKSIN ADALAH PILIHAN DARI SETIAP ORANG, DAN WAJIB DIKONSULTASIKAN DENGAN DOKTER ATAUPUN PENASEHAT KESEHATAN ORANG TERSEBUT. PENGUMPULAN INFORMASI SECARA MANDIRI SANGAT PENTING. KAMI SECARA PENUH MENGIKUTI PRAKTIK KESEHATAN DARI ALKITAB DAN TULISAN ROH NUBUAT, DAN DENGAN MENGIKUTI TUNTUNAN TUHAN DALAM HIDUP KITA, AKAN MEMBAWA KITA KEPADA KEDAMAIAN DAN KEYAKINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KITA.
____________________________
1. Concerning vaccination against smallpox, D. E. Robinson, one of Ellen White’s secretaries, under the date of June 12, 1931, wrote as follows concerning Mrs. White’s attitude toward vaccination:
“You ask for definite and concise information regarding what Sister White wrote about vaccination and serum.
“This question can be answered very briefly for so far as we have any record, she did not refer to them in any of her writings.
“You will be interested to know, however, that at a time when there was an epidemic of smallpox in the vicinity, she herself was vaccinated and urged her helpers, those connected with her, to be vaccinated. In taking this step, Sister White recognized the fact that it has been proven that vaccination either renders one immune from smallpox or greatly lightens its effects if one does come down with it. She also recognized the danger of their exposing others if they failed to take this precaution. [Signed] D. E. Robinson” (Selected Messages, bk. 2, p. 303).
2. Biblical Research Institute of the General Conference of Seventh-day Adventists, December 2020.
 
Top